PEKANBARU (RP) - Ulama tafsir Riau Ustad Dr Musthafa Umar Lc MA diamanahi oleh Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Pusat sebagai representasi Perwakilan MIUMI Wilayah Riau.
Perwakilan MIUMI daerah tersebut dikukuhkan oleh Ketua Majelis Pimpinan Nasional MIUMI Dr Hamid Fahmy Zarkasyi bertepatan dengan Silaturahmi Nasional (Silatnas) MIUMI Ahad (9/12) di Jakarta.
''Insya Allah, kita akan ajak para ulama dan intelektual muda di Riau untuk berpartipasi dalam MIUMI. Kita juga siapkan program nasional dari lokal Riau untuk setahun mendatang,'' ujarnya kepada Riau Pos Senin (10/12) melalui telepon dari Jakarta.
Dijelaskannya, MIUMI bertujuan untuk membangun peradaban dengan keilmuan. ''Misinya menuju Indonesia beradab, berakhlak mulia. Berbagai program yang akan dilaksanakan di Riau akan kita hubungkan dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah. MIUMI ini murni keilmuan, tidak ada kaitannya dengan politik,'' ungkap alumni Universitas Al-Azhar Kairo itu.
Tahap pertama ada 9 wilayah yang dikukuhkan masing-masing Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, JawaTimur, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Diantara tokoh-tokoh perwakilan MIUMI daerah yang hadir dan dikukuhkan sebagai pengurus daerah adalah Buya Dr. Gusrizal Gazahar (Padang), Dr Musthafa Umar (Pekanbaru), Rahmat Abdul Rahman, MA (Makassar), Dr Mu’inuddinillah Basri (Solo), M Yusran Hadi (Aceh), Qosim Nurseha,MA (Medan), Kholili Hasib, MA (Surabaya), Fathurrahman Kamal, MA (Yogyakarta), Anung Al-Hamat, MA (Jakarta), Dr Suharnomo dan Dr Sarjuni (Semarang), dan Ahmad Husein Dahlan (Bekasi).
Melalui rilisnya, MIUMI Pusat mengemukakan Silatnas yang diselenggarakan di Arrahman Quranic Learning Islamic Centre, Tebet Jakarta Selatan itu menetapkan pula platform ideologi perjuangan MIUMI dan Peta Dakwah Strategis MIUMI untuk jangka pendek (2013-2014), jangka menengah (2020) dan jangka panjang (2030).
Selain itu forum Silatnas ke-1 telah meresmikan Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga (PD/PRT) organisasi MIUMI.
Selain memantapkan jaringan dan struktur organisasi MIUMI di seluruh Indonesia, para peserta Silatnaske-1 MIUMI juga menetapkan beberapa agenda rencana aksistrategis.
Diantaranya, rencana menyelenggarakan Halaqah Nasional Ulama Ushul Fiqih untuk Merumuskan Platform Metodologi Fatwa di Indonesia.
Hal ini sangat mendesak karena sifat dan fungsi MIUMI sebagai gerakan keilmuan yang ingin mengembalikan otoritas fatwa ulama dalam kehidupan umat.
Selaras dengan itu para peserta Silatna ske-1. MIUMI secara khusus mengungkapkan keprihatinan terhadap fenomena desakan untuk mengubah alasan hukum (illatulhukmi) dengan pendekatan ilmu humaniora dan hermeneutika dalam metode penetapan hukum (manhaj istinbath) Ushul Fiqih.
Para peserta Silatnas ke-1 MIUMI juga risau dan prihatin terhadap fenomena penggunaan HAM sebagai justifikasi pelecehan dan pelanggaran aturan dan norma agama Islam, bahkan dalam banyak kasus seperti pembelaan terhadap homoseksual, perkawinan beda agama, penolakan perda-perda syariat dan lain-lain.
Dalam forum itu ditetapkan tekad MIUMI untuk merumuskan dan menjelaskan posisi dan fungsionalisasi HAM yang benar dalam perspektif Islam untuk kemaslahatan kehidupan berbangsa bernegara.
MIUMI dideklarasikan di Jakarta, 28 Februari 2012 yang dihadiri oleh tokoh-tokoh nasional seperti Prof. Dr. Din Syamsuddin, Prof. Dr. Mahfud MD, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Dr. Bambang Wijoyanto, KH. A. Cholil Ridwan, dan Taufik Ismail. Saat ini MIUMI dipimpin oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi.
Dalam kancah nasional, MIUMI dikenal kepeloporannya dalam penolakan Draft RUU Kesetaraan dan Keadilan Gender (KKG) dan dukungan terhadap Fatwa MUI Jawa Timur tentang kesesatan aliran Syi’ah.
Yang juga cukup fenomenal adalah surat penolakan MIUMI terhadap konser Lady Gaga ke DPR, menjadi rujukan Polri untuk tidak memberikan izin Ratu Iblis Lady Gaga hadir di NKRI ini. Beberapa hasil penelitian dan kajian MIUMI telah dipublikasikan.(ira)