PEKANBARU (RP) - Sikap semangat dan optimisme diperlihatkan Gubernur Riau HM Rusli Zainal dalam pidatonya pada Rapat Paripurna Istimewa DPRD Riau sempena Hari Jadi ke-55 Provinsi Riau, Kamis (9/8).
Sikap itu tidak hanya diungkap dalam narasi normal materi pidato sebanyak 20 halaman kwarto, tapi juga diuntai dalam baik-bait pantun nan indah dengan tetap mengguratkan pesan-pesan yang jelas seperti pantun ketiganya yang berikut ini.
Apa tanda Melayu jati
Bekerja keras dimana pun jadi
Apa tanda Melayu jati
Bekerja keras sampai mati
Apa tanda Melayu jati
Bekerja dengan sepenuh hati
Apa tanda Melayu beradat
Menghadapi kerja hatinya bulat
Apa tanda Melayu terbilang
Bekerja keras semangat menjulang
Tak pelak pula pantun-pantun itu disambut tepukan para hadirin yang memenuhi ruang paripurna dewan. Di antaranya dari pimpinan rapat paripurna istimewa sekaligus Ketua DPRD Riau HM Johar Firdaus.
Pada momen penting itu juga hadir dua wakil ketua dewan yakni Raja Thamsir Rahman dan Almainis. Di sebelah Gubri turut hadir Wagubri Mambang Mit.
Pantun-pantun itu seakan menyikapi situasi kekinian Bumi Lancang Kuning yang dihadang persoalan penyiapan fasilitas terkait PON maupun turun tangannya KPK dalam dugaan praktik gratifikasi menyangkut revisi Perda terkait venue PON.
Apalagi sampai terjadi penahanan sejumlah anggota dewan dan pejabat Pemprov Riau sehingga menyebabkan terganggunya kinerja eksekutif dan legislatif.
Bahkan dalam pantun kedua, Gubri lebih tegas lagi;
Sekali layar terkembang
Surut kita berpantang
Terbujur lalu
Terbelintang patah
Pantun tersebut didahului dengan paparan bahwa Pemprov senantiasi berazam untuk memajukan tanah Melayu Riau sekuat daya dan upaya walaupun dalam perjalanannya kebijakan program pembangunan tak selalu mulus.
Selalu ada onak dan duri yang mesti ditempuh sebagai tanda pengingat betapa sebuah cita-cita besar tak mungkin diraih dengan mudah. Bak tamsil, lanjut Gubri, ‘Kota Makkah tak tercipta dalam satu malam.’
Apabila satu keputusan telah diambil secara bulat, terang Gubri di hadapan ratusan hadirin, maka tak boleh lagi ada keraguan terbancuhkan di dalamnya.
Filosofi perahu Lancang Kuning yang mashur telah mengajarkan betapa alur dan gelombang sudah seharusnya menjadi permainan lunas. Angin dan badai seharusnya pula menjadi permainan layar.
Makanya perahu harus terus melaju menuju pulau harapan. Harus selalu ada keyakinan yang dalam di batin sanubari kita bahwa pelayaran ini hanya akan tiba pada tempat dan waktu yang tepat bila berada dalam genggaman nahkoda yang paham.
Oleh karenanya gelombang dan badai semata-mata jadi tanda pengingat bagi meluruskan perjalanan panjang. Hidup pada hakikatnya pilihan-pilihan.
Tak ada satu pun pilihan tanpa risiko. Sekali dayung dikayuh, sekali layar dikembang mari terus melaju betapa pun besarnya hempasan gelombang ataupun hembusan angin.
Gubri juga menyinggung muncul soal hukum terkait persiapan PON. Menurutnya, ini cobaan cukup berat. Tapi berharap semua agenda dan persiapan terus berjalan. Kepercayaan dan penghargaan yang diberikan harus dijunjung tinggi sebagai amanah yang luar biasa.
Gubri juga mengajak semua komponen tetap berazam mensukseskan PON demi terpeliharanya marwah Melayu yang selama ini dikenal sangat menjunjung tinggi amanah dan rasa tanggung jawab.
‘’Bila cita dan asa telah menghunjam kuat di dalam hati sanubari kita disertai semangat dan azam yang kuat dalam menunaikan amanah dan tanggung jawab, niscaya sebesar apapun aral melintang pasti dapat kita atasi bersama-sama,’’ lanjut Gubri.
Lalu Gubri menyitir syair Melayu dalam bentuk pesan orangtua pada anaknya;
Wahai ananda dengarlah pesan
Pakai oleh mu sifat anak jantan
Bertanggung jawab dalam perbuatan
Beban dipikul pantang dielakkan
Wahai ananda intan pilihan
Sifat tanggung jawab engkau amalkan
Berani mencencang terpotong tangan
Berani berhutang tumbuhlah beban
Wahai ananda dengarlah wasiat
Terhadap tanggung jawab jangan khianat
Terima oleh mu segala akibat
Kalaupun mati tiada sesat
Pantun berikutnya selain mengajak perlunya kerja sama juga ditegaskan ada tanggung jawab menyertai. Pantun berbunyi;
Apabila hendak mencapai tujuan
Bekerja sama dalam perpaduan
Seiya sekata dalam perancangan
Bertanggung jawab memikul beban
Pada bagian akhir sekali lagi diminta kepada semua komponen merapatkan barisan, satukan tekad dalam semangat dan persaudaraan guna mewujudkan cita pembangunan Riau. Ini dilukiskan Gubri dalam tunjuk ajar Melayu; Apa tanda orang bersaudara
Ke bukit sama mendaki
Ke lurah sama menurun
Ke hilir sama berkayuh
Ke hulu sama bergalah
Ke atas sama tinggi
Ke bawah sama rendah
Ke langit sama berpucuk
Ke bumi sama berakar
Ke tengah sama berbatang
Ditutur sama bertunas
Ditebang sama menunggul
Ditarah sama meranggas.
Kepada pers Gubri kembali menegaskan bahwa kita hidup harus ada semangat dan mimpi. Jika tidak punya berarti kita mati. Dan semangat dan cita-cita itu haruslah besar supaya kita menjadi besar.
Termasuk juga dengan masalah hukum yang mendera sebagian anak negeri Melayu saat ini.
‘’Ya pokoknya kita jalani semua. Hidup ini kan dua saja sukses dan hambatan atau cobaan. Maka mari kita hadapi dengan sabar, tawakal dan tetap berikan aspresiasi yang terbaik,’’ tegas Gubri.
‘’Karena apa yang terjadi sekarang karena komitmen kita semua yakni bagaimana menciptakan good governance dan clean goverment. Kita berharap pada Allah SWT agar ini berakhir dengan baik,’’ tutupnya.
Sementara itu, menurut Sekwan Zulkarnain Kadir, ada sekitar seribu undangan yang disebarkan pihaknya. Dan yang hadir diperkirakan sekitar 800 tamu. Namun sedikit disesalkan dari komponen yang diundang, yang tampak sedikit hadir adalah dari kalangan pejabat eselon III, tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat (Ormas).
Sebelumnya, saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada Peringatan HUT ke-55 Provinsi Riau di halaman Kantor Gubernur Riau, Rusli Zainal menilai peringatan ini tidak hanya dianggap sebagai seremonial belaka. Akan tetapi, jadikan sebagai momentum untuk perekat persatuan dan kesatuan dalam membangun Provinsi Riau.
Hadir dalam acara itu, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, anggota Fokorpimda Riau, tokoh masyarakat, pejuang Riau, bupati/wali kota se-Riau, konsul negara sahabat dan undangan lainnya.
‘’Hari jadi Riau ini jangan dipandang sebagai seremonial saja. Tetapi jadikan ini untuk menyatukan persepsi persatuan dan kesatuan, sebagai landasan berpijak dan pendorong ke arah yang lebih baik dan lebih maju lagi,’’ tegas Gubri.
Semangat Milad ke-55, Gubri mengharapkan menjadi tonggak positif dalam meningkatkan perjuangan dan pengabdian, amanah demi percepatan pembangunan di Provinsi Riau. Momentum yang sangat penting dan bersejarah bagi seluruh masyarakat.
‘’Melihat potret kilas balik Provinsi Riau dalam mempertahankan eksistensi menjadi daerah lebih maju sejalan dengan cita-cita luhur pendahulu,’’ sambungnya.
Lebih jauh Rusli mengatakan, di usia ke-55 Provinsi Riau mulai maju di segala bidang guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Terlihat pembangunan fasilitas dan infrastruktur serta sumber daya manusia.
Dunia usaha telah menempatkan Riau sebagai provinsi terbesar kedua investasi nasional. Mewujudkan visi Riau 2020, sebagai sentral ekonomi di Asia Tenggara.
Provinsi Riau berkembang di tengah kemajuan zaman, membangun infrastruktur sebagai landasan dasar pembangunan. Di antaranya, pembangunan fly over Sudirman dan Imam Munandar, terminal Bandara SSK II yang telah diresmikan sebagai kado HUT Riau dan empat proyek investasi bernilai ratusan miliar yang telah di-launching Riau Investment Corp (RIC), BUMD milik Pemprov Riau. Gubri juga mengajak seluruh elemen mensukseskan PON XVIII 2012 dan ISG 2013.
Usai melaksanakan upacara, Gubri kemudian mengunjungi berbagai stan pameran industri, teknologi, pendidikan dan kerajinan, yang dipamerkan dari institusi pemerintah maupun swasta.
Selanjutnya, Gubri pun melaksanakan Rapat Paripurna Istimewa HUT Jadi Riau ke- 55 di Gedung DPRD Riau.
Tokoh Riau Beri Apresiasi
Sejumlah tokoh masyarakat Riau juga memberikan apresiasi terhadap pesatnya pembangunan dan kemajuan yang telah dicapai Provinsi Riau. Kendati demikian, berbagai masukan juga diberikan dalam mendukung maju dan berkembangnya daerah Riau.
Ketua Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Al azhar mengatakan dalam visi misi Riau 2020 tertuang jelas kesimbangan antara pembangunan lahiriah dan bathiniah.
‘’Pembangunan fisik berkembang pesat dan begitu melejit, tapi dalam visi Riau 2020 itu ada kesimbangan antara fisik dan non fisik, keseimbangan lahiriah dan bathiniah. Nah, itu sekarang yang perlu ditingkatkan,’’ ujarnya.
Mantan Mendagri, Syarwan Hamid juga memberikan apresiasi atas perkembangan Riau. Di hari bersejarah itu, ia mengatakan Riau perlu pembangunan sumber daya manusia dan infrastruktur.
‘’Kita lihat jalan-jalan di pedalaman dan di pedesaan masih banyak yang belum dibangun. Begitu juga kebutuhan air dan listrik masih jauh dari yang seharusnya,’’ harap tokoh masyarakat Riau itu.(zed/rio)