Dua Bulan, Tujuh Gajah Mati

Riau | Minggu, 10 Juni 2012 - 07:29 WIB

Laporan BUDDY SYAFWAN, Pekanbaru

SATU ekor gajah Sumatera (elephans maximus sumatrae) liar berumur 12 tahun ditemukan tewas di wilayah operasional RAPP di Kabupaten Pelalawan, Kamis (7/6). Satwa dilindungi ini ditemukan dengan kondisi tubuh mulai membusuk serta sepasang gading hilang. Penemuan gajah mati ini sekaligus melengkapi daftar tewasnya gajah di Riau, yakni  tujuh ekor dalam dua bulan terakhir. Dari jumlah itu, tiga pasang gading dilaporkan juga ikut menghilang.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Juru Bicara Word Wide Fund for Nature (WWF) Riau, Syamsidar menyebutkan, penemuan terakhir ini cukup mengenaskan. Karena, walau baru mati, gading gajah sudah tak ditemukan. Bangkai gajah dewasa itu kopong pada bagian kepala tempat menempelnya gading. ‘’Saat kita temukan memang sudah mulai membusuk, tapi diperkirakan matinya baru sepekan ini. Kita prihatin, gadingnya sudah hilang. Artinya, bisa jadi diambil untuk diperjualbelikan,’’ sebut Syamsidar.

Syam belum berani berspekulasi tentang banyaknya gajah mati beberapa waktu belakangan. Namun, ia mengindikasikan kematian itu sebab  konflik penguasaan lahan yng ditunggangi oknum yang berperan sebagai pengambil gading.

Kawasan di sekitar tewasnya gajah ini masuk dalam kawasan hutan Tesso Nilo. Di kawasan yang punya luas total berkisar 150.000 hektare ini, aktivitas perambahan dan pembukaan lahan terus terjadi sehingga menyebabkan semakin sempitnya habitat hidup gajah sumatera. ‘’Untuk kawasan yang berada dibawah pengawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) saja, luas yang sudah dirusak secara ilegal mencapai 30-35 ribu hektare. Umumnya untuk kebun kelapa sawit,’’ papar Syamsidar.

Hilangnya gading gajah juga jadi catatan tersendiri bagi WWF. Karena, hingga kini tercatat, tewasnya tujuh ekor gajah itu juga diikuti hilangnya tiga pasang gading gajah.

Harga gading gajah bisa lebih mahal bila pengambilannya dilakukan dengan mencabut gading dari tengkorak gajah. ‘’Kalau kita lihat beberapa kasus yang terjadi, gading dicabut dari tengkorak, karena kepala ditemukan lubang bekas sarang gading. Soal apakah sengaja dibunuh pemburu profesional atau karena konflik, sekarang kasusnya sedang diselidiki Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Riau dan Balai TNTN.


BKSDA Turunkan Tim

Sementara itu Badan Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Provinsi Riau mengaku sudah dapat informasi tentang hal ini. BKSDA juga sudah menurunkan tim khusus untuk mengidentifikasi.

Menurut Kepala Bidang Teknis Badan Konservasi Sumberdaya Alama (BKSDA) Provinsi Riau, Ir Syahimin kepada Riau Pos, Sabtu (9/6), umur gajah yang mati itu masih tergolong muda karena berumur 10-12 tahun. Saat ditanyakan mengenai penyebab kematian hewan berbelalai itu, ia mengaku belum dapat memastikannya. Pasalnya, kesimpulan diketahui dari hasil otopsi tim yang turun ke lokasi. ‘’Kita tunggu laporan dari tim yang turun ke lapangan. Jika ada keanehan tentu akan kita tindaklanjut,’’ tuturnya.(ksm)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook