PEKANBARU (RIAU POS.CO) - Danrem 031/Wira Bima (WB) Brigjen TNI Nurendi yang juga kepala Satgas Karlahut Provinsi Riau mengatakan, kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) yang terjadi di Provinsi Riau membuat program yang sudah terncana di instansi TNI, seperti teknik latihan tempur sebagaimana tugas dari TNI, menjadi terganggu akibat proses penanganan Karlahut.
"Gara-gara Karlahut, menjadi terganggu program-program yang sudah terencana oleh TNI, seperti pasukan seharusnya latihan, tetapi terganggu oleh hal Karlahut. Begitu juga dengan pemerintah," ujar Nurendi, Kamis (10/3/2016).
Danrem 031/Wira Bima (WB) Brigjen TNI Nurendi menambahkan saat ini pihaknya sangat memerlukan bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah pusat, melihat ancaman dari karlahut itu. "Saat ini, pasukan di lapangan yang sudah diterjunkan sekitar 400 orang (4 SSK), masih cukup kuat untuk itu. Tugas dari pasukan itu perlu disosialisasikan kepada masyarakat dan terintegrasi. Saat ini, masyarakat berkeinginan tidak mendengar dari pemimpin dari daerahnya terhadap pencegahan Karlahut. Agar ini lebih intensif lagi, inilah yang kami tingkatkan lagi kepada hati rakyat terhadap pimpinnnya agar mendengarkan arahan kepala daerahnya, bahwa bersama-sama melakukan pencegahan Karlahut," imbaunya.
Danrem menambahkan, saat ini pemerintah perlu mencari alternatif lain agar masyarakat membuka lahan dengan tidak membakar. Menurutnya, ini PR Pemerintah Provinsi riau untuk malakukan sosialiasi itu. "Saya juga kesal dengan Karlahut yang terjadi. Dan salah satu cara sosialisasi yang dilakukan petugas, seperti patroli gabungan, sosialisasi, tulisan-tulisan ’dilarang bakar lahan’. Namun demikian, masih ada juga yang membakar," terang Danrem.
Laporan: Dofi Iskandar
Editor: Hary B Koriun