PEKANBARU

Temukan Senyawa Alami, Berpotensi Jadi Obat Modern

Riau | Kamis, 10 Maret 2016 - 11:27 WIB

Temukan Senyawa Alami, Berpotensi Jadi Obat Modern
Prof Dr Jasril MS (Jurusan Kimia FMIPA Angkatan 1983)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - KEANEKARAGAMAN tumbuh-tumbuhan di wilayah Riau tak sebatas sebagai sumber oksigen saja. Di tangan peneliti kimia organik seperti Prof Dr Jasril MS, kekayaan alam tersebut bisa menjadi sumber penghasil berbagai senyawa organik yang berpotensi digunakan sebagai obat moderen.

Tak tanggung tanggung, bahkan beberapa senyawa organik yang diteliti ternyata memiliki potensi untuk digunakan sebagai obat kanker dan penyakit lainnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

  Sejak duduk di bangku magister, Prof Jasril sudah menekuni bidang ilmu kimia organik bahan alam.

Ia bersama teman-temannya saat itu fokus untuk meneliti tumbuh-tumbuhan yang mengandung senyawa dengan bioaktivitas tertentu seperti antimikroba, antioksidan, antiinflamasi dan termasuk antikanker. 

‘’Pada saat ini jenis penyakit semakin beragam, maka obat-obatan baru yang berasal dari bahan organik tentunya sangat dibutuhkan,’’ papar pria yang meraih gelar Profesor pada bulan Maret 2009 dan menjadi Guru Besar termuda di FMIPA Universitas Riau kala itu.

Demi menemukan senyawa bioaktiv, maka hampir seluruh kawasan hutan Provinsi Riau telah pernah ia survei dan koleksi sampel tumbuhan untuk dikaji bersama tim penelitiannya.

‘’Alur untuk menemukan senyawa organik yang berpotensi sebagai obat cukup panjang, apalagi hingga dapat digunakan sebagai obat penyakit tertentu pada manusia.

Tugas dari peneliti kimia organik hanya sampai memberikan rekomendasi suatu senyawa organik berpotensi sebagai obat saja,’’ papar asesor pertama dari Universitas Riau pada Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) ini kepada Riau Pos.

Selain melakukan penelitian kimia organik bahan alam, mantan Ketua Jurusan Kimia FMIPA ini juga aktif melakukan penelitian kimia organik sintesis yang juga bertujuan untuk menghasilkan senyawa organik.

Hanya saja ada perbedaan kalau yang pertama menggunakan cara isolasi, sedangkan yang kedua mengandalkan kaedah reaksi. 

Hasil penelitian sintesis organik yang ia lakukan, telah menghasilkan sejumlah senyawa analog kalkon dan pirazolin, dimana beberapa diantaranya merupakan senyawa baru dan memiliki aktivitas antara lain sebagai antibakteri dan antiinflamasi.

Penemuan ini tentu sangat menggembirakan, dalam penjelasan lengkapnya. Aktivitas penelitian ini juga yang membawanya pernah dipercaya sebaga reviewer penelitian nasional pada DP2M DIKTI beberapa tahun lalu.

Prof Jasril diangkat sebagai dosen tetap Jurusan Kimia FMIPA sejak tahun 1989, saat ini ia tidak hanya disibukkan dengan tugas tetap melaksanakan tri dharma di almamaternya, tetapi juga diberi kepercayaan memimpin Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) yang ia jabat sejak tahun 2010 lalu.

Sekolah tersebut masih berada di bawah Yayasan Universitas Riau. “Amanat untuk menjadi Ketua STIFAR harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab disamping kewajiban lain sebagai dosen.

Syukurnya hingga saat ini, keduanya bisa tetap bersinergi. STIFAR semakin maju dan penelitian saya bisa tetap terus berjalan beriringan,” jelas pria yang pernah dinobatkan sebagai dosen berprestasi pada FMIPA dan Universitas Riau tahun  2006 lalu.

Di tangannya bersama jajaran pimpinan lainnya, para dosen dan karyawan, dan juga dengan dukungan Yayasan UR, STIFAR Riau bisa melesat menjadi salah satu Perguruan Tinggi Swasta Bidang Farmasi yang terbaik di Sumatera dengan Akreditasi B untuk dua program studi  yang dikelola yaitu S1 dan D3. 

Sebagai satu-satunya perguruan tinggi farmasi yang berada di Provinsi Riau, STIFAR telah mendapat kepercayaan luas dari masyarakat, terbukti dengan terus meningkatnya minat calon mahasiswa untuk dapat melanjutkan studi di sekolah ini.

Untuk meningkatkan kualitas layanan, maka STIFAR terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia baik dosen maupun karyawan, melengkapi sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang pendidikan.

Ini semua dilakukan untuk dapat memberikan suasana akademik yang kondusif dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan kompetensi lulusan.(ose)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook