(RIAUPOS.CO) - Setelah bertahun-tahun rusak, jembatan di Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, belum juga diperbaiki. Padahal jembatan besi itu sudah tidak berfungsi sejak 2016. Bangkai jembatan yang memutus akses desa yang ada di Kampar Kiri Hulu itu hanyut.
Hal inilah yang dikeluhkan warga Batu Sasak, beberapa lalu. Selain akses sejumlah desa dari Batu Sasak hingga ke perbatasan Sumatera Barat putus, setiap hujan aktivitas warga hampir lumpuh. Terutama mereka yang akan menggarap hasil perkebunan yang berada di seberang sungai.
Tentu saja, desa-desa yang berada lebih hulu dari Batu Sasak seperti Lubukbigau, Kebun Tinggi, Pangkalan Kapas dan Tanjung Permai sudah lama tidak bisa ditempuh roda empat.
Itu jembatan sejak rusak, sampai sekarang, bahkan sudah hampir hanyut dibawa air, belum juga diperbaiki. Memang ada janji pada 2019 diperbaiki, sekarang sudah 2019, kami menunggu janji itu, sebut Sekretaris Desa Batu Sasak Mardi, kemarin.
Bila musim hujan, ketika jalur kuning arah ke Kampar Kiri Hulu rusak, informasi apapun dari luar sangat berharga bagi masyarakat di sini. Bukan hanya jalan, mereka juga terisolir karena ketiadan jaringan telepon. Bahkan untuk listrik mereka hanya diterangi diesel secara mandiri yang hanya bisa dinikmati sejumlah penduduk. Padahal di desa ini, didiami 315 kepala keluarga dengan total penduduk 1.326 warga hingga akhir 2018.
Salah seorang pemuda menyebutkan, sudah ribuan foto diambil orang-orang di lokasi jembatan rusak itu. Tapi satu pun tidak ada yang datang memperbaiki.
Menurut Kepala Dusun di Batu Sasak Alfian Furkani, memang banyak warga yang kesal karena lambatnya pembangunan jembatan yang menjadi tanggung jawab pemerintah provinsi tersebut. Maka dirinya tidak heran, banyak yang berani menyindir bila mengambil foto jembatan itu. Dulu dari Dinas PU juga ada datang membawa tim, mereka foto-foto., terangnya.
Memang di lokasi kedudukan jembatan itu, hampir tidak terlihat tanda bahwa di sana pernah ada jembatan. Selain bekasnya yang sudah samar-samar, bangkai jembatan besi itu sudah berpindah hampir 50 meter dari lokasi. Kini besi-besi tua itu seperti kayu balak yang ditambat di tepi sungai.(mng)