BANGUN JAYA (RIAUPOS.CO)- Warga Desa Bangun Jaya Kecamatan Tambusai Utara, Sabtu (9/2) petang, dikejutkan dengan matinya ribuan ikan yang mengapung di aliran Sungai Juragi tepatnya di Dusun III Desa Bangun Jaya.
Penyebab matinya ikan di sungai tersebut, belum diketahui secara pasti. Warga Bangun Jaya menuding, matinya ikan di sungai Juragi diduga kuat, adanya pembuangan limbah cair Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang beroperasi di Kecamatan Tambusai Utara tepatnya di Desa Bangun Jaya.
Dugaan pencemaran air Sungai Juragi bukan kali ini saja terjadi. Karena sebelumnya, warga Bangun Jaya telah melapor ke DPRD Rohul, untuk menindaklanjuti pencemaran air sungai yang diduga akibat pembuangan limbah cair PKS.
‘’Jika terbukti, perusahaan membuang limbah cair ke Sungai Juragi yang mengakibatkan ikan mati, kami minta Pemerintah Kabupaten Rohul untuk dapat menindaklanjuti dan memberikan sanksi tegas kepada PKS PT MAN.
Masyarakat tidak bisa lagi menggunakan air sungai untuk keperluan air bersih,’’ ungkap Anto (38), salah seorang warga Desa Bangun Jaya kepada Riau Pos, Ahad (9/2).
Kepala Desa Bangun Jaya Jambari yang dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (9/2), membenarkan matinya ikan di aliran Sungai Juragi.
Menurutnya, penyebab matinya ikan dan fauna yang ada di Sungai Juragi, belum bisa dipastikan. Apakah diracun atau adanya pembuangan limbah cair oleh salah satu perusahaan yang beroperasi di Desa Bangun Jaya.
‘’Memang kita akui, saat ini masyarakat Bangun Jaya ada permasalahan dengan PKS PT MAN. Kita belum bisa pastikan, penyebab matinya ikan di Sungai Juragi. Pihak Badan Lingkungan Hidup (BLH) Rohul tadi pagi sudah mengambil sampel air sungai dan ikan mati di TKP. Tentu apa hasilnya, tergantung hasil labor,’’ ujarnya
Dia mengaku, kondisi air Sungai Juragi bening saat ditemukan ikan mati. Di mana aliran Sungai Juragi ini bermuara ke Sungai Batang Kumu.
‘’Kita baru selesai tanda tangani, berita acara pengambilan sampel air sungai dan ikan mati. Kita sepakat menunggu hasil laboratorium. Dari masyarakat juga ikut tanda tangani berita acara. Informasi BLH Rohul paling lambat dua minggu, hasil lab dari sampel yang diambil, diinformasikan kepada masyarakat,’’ tuturnya.
Camat Tambusai Utara Gorneng SSos MSi yang dikonfirmasi, Ahad (9/2), mengatakan pihaknya telah turun ke TKP. Di mana matinya ribuan ikan di Sungai Juragi belum bisa dipastikan.
‘’Memang kalau dilihat, kondisi air Sungai Juragi keruh. Apakah adanya pembuangan limbah cair, kita belum bisa memastikan. Tentu tunggu hasil laboratorium dari sampel air sungai dan ikan mati yang diambil BLH Rohul,’’ ujarnya.
Ambil Sampel Ikan Mati
Petugas BLH Rohul, Ahad (9/2) pagi telah turun ke TKP untuk mengambil sampel ikan mati dan air Sungai Juragi untuk dilakukan uji laboratorium. Namun penyebab matinya ikan belum bisa dipastikan, sebelum ke luar hasil laboratorium dari sampel air dan ikan mati yang di uji.
‘’Kita sudah ambil sampel air sungai dan ikan mati di Sungai Jerugi. Kita hanya sebatas mengambil sampel di lapangan. Tapi kepastian tercemar atau tidak, belum bisa diketahui, tentu menunggu hasil laboratorium,’’ ungkap Pengawas Lingkungan Hidup BLH Rohul, Maas kepada wartawan, Ahad (9/2).
Dia mengaku, sampel ikan mati dan air Sungai Juragi yang diduga tercemar, akan dikirim BLH Rohul ke laboratorium Dinas PU Riau, Senin (20/2).
Manager PKS PT MAN Lubis yang dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (9/2) mengaku, dirinya sedang berada di Medan. Terkait matinya ribuan ikan di Sungai Jerugi, Lubis tidak mau memberikan tanggapan.
‘’Silahkan saja konfirmasi ke Humas. Posisi saya kebetulan sekarang di Medan,’’ ujarnya mengakhiri.(epp)