Polres Meranti Minta Keterangan Pemilik Kebun

Riau | Senin, 10 Februari 2014 - 08:42 WIB

Laporan AHMAD YULIAR, ahmad-yuliar@riaupos.co

Jajaran Kepolisian Resort (Polres) Kepulauan Meranti sudah mulai meminta keterangan sejumlah pemilik kebun yang terbakar, baru-baru ini. Tindakan ini dilakukan jajaran Polres guna menyelidiki lebih lanjut penyebab kebakaran dan hal lainnya.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kapolres Meranti AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi mengatakan perkembangan dan langkah yang diambil terhadap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Meranti di antaranya membantu proses pemadaman dan mencari menyelidiki penyebabnya dengan memanggil pemilik lahan yang terbakar.

‘’Pastinya kita panggil semua. Namun yang kita mintai keterangannya dan lakukan penyelidikan adalah bagi lahan atau kebun yang sudah dipadamkan. Kalau seperti perusahaan belum dilakukan, karena masih sibuk berupaya memadamkan api. Tapi nanti akan kita panggil,’’ ungkap kapolres.

Ia mengatakan karhutla di Meranti tersebar di sejumlah kecamatan. Kebakaran terbesar di Kecamatan Tebing Tinggi Timur seperti di Desa Teluk Kepau dengan luas sekitar 2.000 hektare. Areal yang terbakar merupakan milik PT National Sago Prima (NSP) berupa lahan kebun sagu.

Kemudian di Desa Lukun dengan luas kebakaran 200 hektare lahan milik masyarakat. Api membakar kebun sagu dan karet sebelum akhirnya padam. Karhutla di Desa Batin Kecamatan Tebing Tingi seluas 100-an hektare. Pemilik lahan masyarakat berupa kebun sagu yang siap panen. Saat ini api telah padam.

Selanjutnya karhutla di Desa Kayu Ara, Kecamatan Rangsang Pesisir. Luas lahan terbakar lebih kurang 600 hektare. Terdiri dari 150 hektare kebun karet dan 230 hektare kebun sagu masyarakat serta 220 hektare semak belukar.

‘’Data sementara, jumlah lahan terbakar hampir 3.000 hektare. Untuk proses penyelidikan, petugas kami telah melakukan olah tempat kejadian perkara dan meminta keterangan untuk mengetahui penyebab kebakaran. Selain itu, kami juga telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kehutanan, BLH serta aparatur di kecamatan serta perusahaan terkait,’’ sebut Pandra.

Bom Air Pakai Heli Diundur

Terhadap rencana upaya pemadaman yang dilakukan oleh pihak perusahaan PT Nasional Sago Prima dengan bom air memakai helikopter diundur dari jadwal sebelmnya Sabtu (8/2) terpaksa diundur hingga Senin (10/2).

Namun pemadaman dalam kasus kebakaran perkebunan sagu mencapai 2.000-an hektare di dalam wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur itu masih terus dilakukan dengan peralatan seadanya.

Humas PT Nasional Sago Prima, Setio Budi Utomo mengatakan, Ahad (9/2) bahwa heli yang didatangkan dari Jakarta itu diundur jadwal penerbangannya setelah buruknya cuaca di wilayah Jakarta dan Sekitarnya yang saat ini masih selalu turun hujan.

Namun begitu pihak perusahaan sudah menyiapkan helipat (landasan) bagi helikopter yang disewa perusahaan tersebut.

‘’Ada dua heli yang akan tiba. Memang sebenarnya Sabtu lalu telah tiba dan efektif mulai beroperasi membantu pemadaman kebakaran lahan sekitar. Namun karena cuaca di Jakarta kurang baik, makanya diundur. Kita jadwalkan lagi Senin sudah bisa tiba di lokasi perusahaan kita di Kepau Baru,’’ katanya.

Budi menjelaskan dalam pemadaman oleh heli nantinya perusahaan menargetkan bisa bekerja selama sepekan. Sehingga kebakaran di seluruh wilayah perkebunan sagu milik perusahaan bisa dipadamkan.(hen)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook