DARI PENOBATAN NINIK MAMAK PASUKUAN MANDAILIONG

Harus Menjadi Teladan bagi Anak Kemenakan

Riau | Senin, 09 Desember 2013 - 09:39 WIB

Laporan Rina Dianti Hasan, Rimbo Makmur  rinadiantihasan@riaupos.co

Ahad (8/12) pagi kemarin, ada suasana berbeda di Dusun Longuong Desa Penyasawan Kecamatan Kampar, karena sejak pagi musik tradisional calempong ghubano sudah terdengar nyaring, wargapun berduyun duyun menuju rumah godang Siompu ninik mamak pasukuan Mandailiong yang berada di dusun tersebut untuk mengikuti acara penobatan para ninik mamak di kenegerian tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Acara penobatan yang dilaksanakan dalam prosesi adat ini terlihat meriah, karena sekaligus menjadi silaturahmi antara anak kemenakan dari pasukuan tersebut baik yang berada di Kampar maupun di daerah lain.

Dan karena ini adalah acara silaturahmi yang pertama, acara ini mendapat sambutan yang tinggi dari komunitas pasukuan mandailiong.

Aneka makanan tradisional yang disusun dalam dulang (baki) berkaki tiga juga tampak memenuhi tempat acara, dalam penobatan ini juga hadir tiga komponen tigo tungku sajarangan, yaitu adat yaitu para ninik mamak, alim ulama, dan perangkat pemerintah seperti Camat Kampar hingga perangkat Kepala Desa Penyasawan, anggota DPRD Kampar, A zaidun, Hendrayani, Zulfan Azmi dan DPRD Provinsi Riau Aziz Zainal SH, Kapolsek Kampar AKP Indra Rusdi, juga hadir tokoh masyarakat Longuoung Tasnur SE dan AKBP Efendi SH MHum.

Acara dimulai dengan basiacuong (pepatah petitih adat, red), dilanjutkan dengan penyerahan mandat dari siompu (ninik mamak perempuan, red) yang lama kepada siompu yang baru dan acara puncak penobatan lima perangkat adat terdiri empat datuk yaitu Masni Yusuf sebagai Dt Tuango, Yuzarlis sebagai Dt Malin Kaghojan, Bakri sebagau Dt Nodo Sutan dan Taher sebagai cermin Dt Tuango di Ranah Singkuang dan satu ninik mamak perempuan Syamsinar, Ruslan sebagai siompu. Penobatan dilakukan Nuryakin Emrizola Datuk dubalang bosau panogak hukum adat limo koto.

Dalam penobatan ini, pucuk pasukuan Mandailiong Kenegerian Airtiris Zulfahmi Datuk panglima bosau menyatakan, ninik mamak harus menjadi panutan masyarakat, harus memberikan contoh yang baik.

‘’Gelar ninik mamak yang disandang sangat berat, tidak digaji hanya mendapat caci dan puji saja dari masyarakat bahkan banyak cacinya, namun kita memegang amanah dan itu akan dipertanggungjawabkan dikemudian hari,’’ ujarnya.

Apalagi banyak persoalan masyarakat saat ini, ninik mamak harus memberikan contoh yang baik, jangan pula ninik mamak yang nantinya membuat persoalan di masyarakat.

Kepada anak kemenakan, diminta juga menghargai ninik mamak, kalau ada masalah, jangan langsung lapor ke aparat kepolisian, tapi selesaikan dulu oleh nini mamak, sehingga persoalan tidak runyam.

Sementara itu ketua komisi C DPRD Riau Aziz Zainal SH dalam sambutannya menyatakan apresiasi yang besar terhadap acara tersebut, karena acara ini meriah dan diiadiri oleh anak kemenakan dari berbagai negeri dengan prosesi yang lengkap. ***









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook