PEKANBARU (RP) - Menghadapi Hari Raya Idul Fitri 1433 H/2012, Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau sudah memetakan titik-titik ruas jalan yang dinilai rawan di Riau.
Di antaranya rawan kemacetan dan rawan bencana alam.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Riau, Surya Maulana yang ditemui Riau Pos, Rabu (8/8) menjelaskan, penetapan titik-titik kerawanan itu berdasarkan hasil rapat bersama dengan instansi terkait seperti Dinas PU, Dinas Kesehatan, SAR, BMKG, polisi dan instansi terkait lainnya.
Untuk jalur darat, jalur lintas yang saat ini sangat rawan dilalui adalah ruas jalan memasuki Kota Dumai. Pasalnya, ruas jalan ini dalam perbaikan dengan jalan rigit beton. Akibatnya, menimbulkan antrean panjang, truk maupun mobil pribadi.
‘’Kita coba melakukan buka tutup tujuh menit, antreannya sudah mencapai 2 kilometer,’’ ujarnya.
Paling banyak, antrean panjang truk muatan kayu dan CPO kelapa sawit, batu bara dan truk muatan bahan industri lainnya. Dinas Perhubungan dan PU Riau mencoba untuk membuka jalan di posisi sampingnya agar mobil pribadi dan kecil bisa lewat. Tapi itu tidak memungkinkan. Karena badan jalannya terjadi kesenjangan.
Sementara ruas jalan ini, adalah ruas jalan satu-satunya menuju Dumai. Saat ini yang bisa dilakukan Dinas Perhubungan Riau, yakni menunggu hingga H-4.
Pasalnya, sesuai dengan instruksi Menteri Perhubungan, mulai H-4 hingga H+4, truk seperti pengangkut kayu, CPO dan batubara serta truk bermuatan berat lainnya, tidak dibenarkan lewat dan beroperasi. ‘’Untuk sementara, mereka tidak boleh beroperasi,’’ ujarnya.
Surya Maulana berharap, kalau itu diberlakukan bisa sedikit mengurangi kemacetan di ruas jalan menuju Dumai ini.
Pihaknya juga sudah mengirimkan surat tertulis pada perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit (PKS) di Riau dan industri lainnya untuk memahami kebijakan yang dibuat pemerintah tersebut.
Selain itu, ruas jalan Lintas Barat, Lintas Timur juga tergolong padat dilalui kendaraan. Lintas Barat yang paling rawan berada di sekitar jalan kelok sembilan. Namun ada kemungkinan, jembatan layang baru yang dibangun di kawasan kelok sembilan akan difungsikan.
Selain itu, lintas barat dan timur memiliki kerawanan akan bencana longsor saat musim hujan. Namun berdasarkan analisa dari BMKG Pekanbaru, cuaca menjelang hingga pelaksanaan Idul Fitri masih cerah. Sehingga diprediksi di titik yang biasa rawan longsor di Lintas Timur memasuki Kecamatan XIII Koto Kampar dan Lintas Barat, bisa sedikit aman.
‘’Tapi pengendara tetap harus waspada,’’ ujarnya.
Dinas Perhubungan terus berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya. Bahkan sesuai dengan instruksi pemerintah, membentuk posko pelayanan terpadu, yang berfungsi sebagai pemantau dan pengawasan angkutan Idul Fitri.
Untuk Riau, posko induk berada di Kantor Dinas Perhubungan Riau. Sementara posko pendukung di pelabuhan, bandara dan terminal.
Masing-masing kabupaten/kota juga membuat posko pemantauan angkutan Idul Fitri. Surya sedikit menyayangkan kalau untuk armada kapal.
Pasalnya, terjadi perubahan armada angkutan yang dilakukan ASDP yang semula mengoperasikan kapal Pupuyu 260 GT dengan kecepatan 8 knot, diganti dengan kapal Paray tujuan Dumai dan Tanjung Kapal di Bengkalis dengan kapasitas yang kecil. Padahal, lonjakan penumpang terjadi pada H-3. Pihak ASDP beralasan karena kapal yang bersangkutan sudah habis masa berlayarnya. Polda Siapkan
Enam Ribu Personel
Sementara itu, Polda Riau menyiapkan enam ribu lebih personel yang terlibat dalam pengamanan Operasi Ketupat. Polda juga menyiapkan 72 lebih pos pengamanan.
Hal tersebut dibahas dalam rapat koordinasi lintas sektoral untuk pengamanan Idul Fitri 1433 H di Hotel Pangeran Pekanbaru, Rabu (8/9). Rapat yang bertujuan untuk mewujudkan pelayanan prima bagi seluruh masyarakat Riau yang beraktivitas mudik, baik selama Idul Fitri tersebut dihadiri oleh seluruh instansi berwenang.
Kapolda Riau Brigjen Pol Drs Suedi Husein SH didampingi Kabid Humas Polda Riau AKBP Anggaria Lopis SH mengatakan, diperkirakan akan lebih dari enam ribu personel dipersiapkan.
‘’Dari Polres saja ada 1.700 personel, ditambah lagi 200 personel dari lintas sektoral, yang jelas 2/3 kekuatan pasti terlibat,’’ kata Kapolda.
Sementara dari rencana awal, ada 72 pos yang direncanakan tapi kemungkinan akan lebih tergantung kondisi medan yang harus diatasi.
Ditambahkan Kabid Humas bahwa jumlah pos nantinya akan tergantung kondisi lalu-lintas seperti lubang besar dan longsor atau daerah rawan banjir.
‘’Dimana pos yang perlu ada bengkel, perlu ada petugas yang melakukan pemeriksaan kesehatan dan dimana pos yang perlu rumah makan. Begitu juga dengan pelabuhan laut,’’ kata Anggaria.
Untuk sementara, dari data kepolisian diketahui ada 48 titik rawan banjir, 110 titik rawan kecelakaan, 62 titik rawan macet, dan 11 titik rawan longsor di daerah Riau.
‘’Untuk mengantisipasi dan mencegal hal yang tidak diinginkan inilah diperlukan operasi ini,’’ kata Anggaria.(dac/rul)