Konflik Lahan, Tiga Ekskavator Dibakar

Riau | Selasa, 09 Juli 2013 - 10:27 WIB

Konflik Lahan, Tiga Ekskavator Dibakar
Konflik lahan menjadikan ekskavator PT RL dibakar warga. Foto: m amin/riau pos

UKUI (RP) - Sebanyak tiga unit ekskavator milik PT Rimba Lazuardi (RL) hangus dibakar ratusan warga Dusun Kuala Renangan Desa Lubuk Kembang Bungo, Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Ahad (7/7) petang lalu sekitar pukul 13.21 WIB di Kompartemen O36 konsesi PT Rimba Lazuardi.

Pembakaran  tiga unit alat berat jenis ekskavator merk volvo milik CV Tabah Hati, 1 unit SPM Mega Pro milik karyawan PT BBSI, dan 1 unit SPM Kharisma milik operator dipicu terkait adanya konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat setempat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo didampingi Kasat Reskrim AKP Bimo Arianto SH ketika dikonfirmasi Riau Pos, Senin (8/7) kemarin membenarkan terjadinya pembakaran tiga unit alat berat milik PT RL dan dua unit sepeda motor milik karyawan dan operator perusahaan terkait.

“Ya, memang sebanyak tiga unit alat berat milik PT RL dan dua unit sepeda moitor telah dibakar oleh sekitar 200 orang warga Dusun Kuala Renangan Desa Lubuk Kembang Bunga, Kecamatan Ukui,” terang Kapolres.

Diungkapkan Kapolres bahwa kejadian tersebut dipicu adanya konflik permasalahan lahan antara masyarakat dengan pihak perusahaan.

Di mana pada saat itu, tepatnya Kamis (4/7) lalu, pihak perusahaan PT Rimba Lazuardi telah menyewa tiga alat berat milik kontraktor CV Tabah Hati untuk melaksanakan aktivitas pemerataan di lahan konsesi yang telah ditanami warga tanaman perkebunan yakni sawit dan karet, hingga Ahad (7/7) lalu.

“Melihat kondisi tersebut, tepatnya pada Ahad (7/7) pukul 13.21 WIB ratusan warga mendatangi operator tiga alat berat tersebut yang meminta untuk menghentikan aktivitas tersebut.

Namun, perusahaan tetap menginstruksikan agar pihak operasional alat berat terus beroperasi melakukan aktivitas pemerataan lahan.

Alhasil, permasalahan ini memicu emosi ratusan warga yang kemudian langsung melakukan aksi pembakaran tiga unit alat berat jenis ekskavator merk volvo milik CV Tabah Hati, 1 unit SPM Mega

Pro milik karyawan PT BBSI, dan 1 unit SPM Kharisma milik operator tersebut,” beber Kapolres.

Lebih lanjut Kapolres menjelaskan, bahwa sebelumnya permasalahan tersebut telah berlangsung sejak 2 bulan silam. Pada saat itu, lahan konsesi yang merupakan milik PT RAPP seluas 1800 Ha akan dilakukan pengelolaan kembali pohon Akasia melalui PT RL.

Namun, telah jauh-jauh hari lahan tersebut telah dikelola oleh masyarakat kuala renangan untuk perkebunan sawit dan karet yang telah berumur tiga tahun lebih.

“Alhasil, konflik antara perusahaan dan masyarakat pun tidak dapat dihindari lagi. Namun, pada saat itu, Pemerintah Desa  Lubuk Kembang Bunga memfasilitasi kedua belah pihak untuk melakukan mediasi. Dan pada saat itu, didapat hasil kesepakatan sementara bersama yakni akan melakukan mediasi kembali di tingkat kecamatan yang akan dipimpin Camat Ukui Edwardo SSos pada Rabu (10/7) mendatang. Dengan catatan sebelum melakukan perundingan mediasi tersebut, pihak perusahaan dilarang beroperasi dan melakukan aktivitas. Tapi, kesepakatan ini diduga telah dilanggar oleh pihak pengelola lahan milik PT RAPP yang akan ditanami pohon akasia tersebut yakni PT RL, sehingga terjadinya aksi anarkis yang dilakukan masyarakat ini,” papar Kapolres.

Kapolda Riau Turun Tangan

Menanggapi kasus pembakaran tiga alat berat milik PT RL, Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono langsung turun tangan untuk memediasi.

Kapolda melakukan pertemuan tertutup, Senin (8/7) pagi bersama Bupati Pelalawan, Camat Ukui dan pihak perusahaan di ruang rapat Kantor Bupati Pelalawan.

Kapolda bersama pejabat di lingkungan Mapolda Riau, Senin (8/7) pagi sudah mendatangi kantor Bupati Pelalawan. Sebelum melakukan pertemuan, Kapolda beristirahat sejenak di Hotel Unigraha komplek PT RAPP.

Selanjutnya, sekitar pukul 10.30 WIB, Kapolda mendatangi Kantor Bupati Pelalawan. Kedatangan Kapolda disambut hangat oleh Bupati HM Harris menuju ruang Bupati.

Hanya saja pertemuan yang melibatkan sejumlah instansi terkait, dilakukan secara tertutup. Pertemuan tertutup itu melibatkan, pihak PT Rimba Lazuardi. Setidaknya 4 petinggi perusahaan hadir.

Bahkan, pertemuan juga dihadiri Mapolres Pelalawan, Camat Ukui, instansi terkait juga Kepala Desa Lubuk Kembang Bungo. Hingga berita ini dirilis, rapat tertutup masih dilakukan.

Kapolda Riau Brigjen Condro Kirono ketika dikonfirmasi melalui ajudannya menyampaikan permohonan maaf tidak bisa melakukan konferensi pers.

Kemudian, Kapolda Riau melalui Kapolres Pelalawan AKBP Guntur Aryo Tejo Sik menyampaikan bahwa  permasalahan tersebut telah selesai dilakukan. Masalah tersebut muncul dikarenakan perusahaan melanggar kesepakatan dan mediasi yang dibuat bersama warga.

“Ya, karena masyarakat mengira perusahaan juga akan menyerobot lahan di kawasan yang sudah ditanami sawit dan berumur 2 sampai 3 tahun oleh masyarakat dan perusahaan belum memenuhi kewajiban untuk memberikan tanaman kehidupan bagi warga. Dan alhamdulillah, dalam kejadian ini tidak ada jatuh korban jiwa. Untuk itu,  penegakan hukum akan tetap dilanjutkan dan akan diproses dengan pertimbangan berbagai hal,” ujar Kapolres seraya mengatakan saat ini sejumlah barang bukti telah berhasil diamankan dipihaknya di TKP. Dan juga para personel telah disiagakan guna melakukan penyelidikan lebih lanjut dan juga mengantisipasi adanya aksi susulan.

Ditambahkan Kapolres bahwa sesuai ketentuan pihak perusahaan wajib memberikan tanaman kehidupan yakni minimal lima persen dari lahan yang ada dari perusahaan itu.

Sementara itu Manager Operasional PT RL Ronald ketika dikonfirmasi Riau Pos usai melakukan mediasi mengungkapkan bahwa pihak PT Rimba Lazuardi bergerak di bidang HTI yakni penanaman akasia yang kayunya dijual kepada RAPP, di mana keluar RKU-nya 2.000 hektare pertahun, selama 5 tahun.

“Tidak mungkin keberadaan perusahaan kami ilegal tanpa diketahui oleh Pemkab dan Polres. Karena kita setiap bulan buat laporan ke Dishutbun Pelalawan. Izin kita ada sampai ke pusat. Dan mengenai tanaman kehidupan, perusahaan akan segera merealisasikannya,” pungkas Ronald.(amn)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook