PANGKALANKERINCI — (RP) Sebanyak 34 ekor sapi dalam program penunjang Ekonomi Kerakyatan (Ekora) Dinas Peternakan Kabupaten yang tersebar di kecamatan se-kabupaten Pelalawan tahun 2012 ditemukan mati.
Puluhan ekor sapi dari program Ekora tersebut diketahui mati setelah penanggung jawab pihak kontraktor melaporkan kejadian tersebut kepada Dinas Peternakan Kabupaten Pelalawan.
Kepala Dinas Peternakan (Kadisnak) Pelalawan Ir T Wahiduddin MSi kepada Riau Pos, Rabu (8/5) menerangkan, dari total jumlah bantuan hewan pada program penunjang Ekora ini sebanyak 1.200 ekor sapi betina. 34 ekor di antaranya ditemukan mati.
‘’Memang secara resmi laporan terkait hewan yang mati ini, belum kita terima dari para kelompok tani yang menerima bantuan hewan pada program penunjang Ekora ini. Namun, penanggung jawabnya yakni
pihak kontraktor telah melaporkan kejadian tersebut kepada kita dan telah menggantinya,” terang Kadisnak.
Menurut Wahidudiddin, kematian sapi sebanyak 34 ekor itu, diakibatkan karena hewan tersebut mengalami kelelahan. Pasalnya, sebelum menyerahkan hewan tersebut kepada pihak kontraktor, pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap kondisi kesehatan hewan tersebut.
“Sebelum kami serahkan kepada pihak kontraktor, hewan ini dalam keadaan sehat karena kita telah melakukan pengecekan kondisi hewan ternak sapi ini. Jadi, kemungkinan matinya hewan ternak sapi itu akibat mengalami kelelahan saat dalam perjalanan untuk diserahkan kepada kelompok tani. Dan pihak kontraktor harus bertanggung jawab mengganti sapi yang mati ini. Karena selama empat hari, sapi ini masih tanggung jawab pihak kontarktor. Dan alhamdulillah, sapi yang mati itu telah diganti oleh pihak kontraktor,” beber Kadisnak seraya berharap agar para kelompok tani dapat memelihara sapi tersebut dengan baik sehingga menjadi cikal bakal pengembangan hewan menuju swasembada daging 2014.
Dijelaskannya, adapun program penunjang Ekora tersebut berupa bantuan sapi betina sebanyak 1.200 ekor dengan anggaran dari APBD Pelalawan tahun 2012 sebesar Rp7,080 miliar.
Kemudian sebanyak 250 ekor sapi jantan dengan anggaran sebesar Rp2 miliar, namun telah putus kontrak atau gagal. Dan juga bantuan sapi Leymosin sebanyak 8 ekor dengan anggaran sebesar Rp80 juta serta proses penggemukan 8 sapi tersebut sebesar Rp48 juta.(*2)