PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- Harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit periode 9-15 Februari mengalami penurunan pada setiap kelompok umur. Penurunan terbesar terjadi pada kelompok umur 10 - 20 tahun sebesar Rp15,35 per Kg dari harga minggu lalu. Sehingga harga pembelian TBS petani untuk periode satu minggu kedepan turun menjadi Rp3.606,49 per Kg.
Kepala dinas Perkebunan Riau Zulfadli mengatakan, penurunan harga TBS ini disebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal turunnya harga TBS periode ini disebabkan oleh terjadinya kenaikkan dan penurunan harga jual CPO dan harga kernel dari beberapa perusahaan yang menjadi sumber data.
"Untuk harga jual CPO, PTPN V mengalami penurunan harga sebesar Rp160,50 per Kg dari harga minggu lalu, Sinar Mas Group mengalami penurunan harga sebesar Rp176,70 per Kg dari harga minggu lalu, PT Asian Agri mengalami penurunan sebesar Rp153,92 per Kg dari harga minggu lalu," katanya.
Sedangkan untuk harga jual Kernel, Asian Agri Group mengalami kenaikkan harga sebesar Rp137,00 per Kg dari pekan lalu.
Sementara dari faktor eksternal, Harga minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) turun sepekan, di tengah adanya aksi ambil untung (profit taking) oleh investor.
Selama sepekan lalu, CPO hanya diperdagangkan tiga hari selama minggu lantaran Bursa Malaysia ditutup dari 1 Februari hingga 2 Februari untuk perayaan Tahun Baru Imlek 2022. Namun, pasar CPO akan mengalami aktivitas profit taking seiring reli harga baru-baru ini.
Analis memperkirakan, harga CPO kemungkinan akan berkisar antara MYR 5.200 dan MYR 5.300/ton.
"Harga CPO diperkirakan akan tetap stabil karena pelaku pasar menilai dampak dari kebijakan penjualan baru dari Indonesia. Diketahui, Malaysia, sebagai produsen minyak sawit setelah Indonesia, sedang krisis produksi berkepanjangan karena cuaca dan terbatasnya tenaga kerja," sebutnya.
Pembatasan ekspor dari Indonesia telah mendorong harga CPO unggul dalam enam bulan terakhir dan menjungkirbalikkan pasar minyak nabati global. Pekan ini, pasar China tutup sepanjang pekan untuk perayaan Imlek, sehingga volume perdagangan secara keseluruhan lebih ringan.
Laporan: Soleha Saputra (Pekanbaru)
Editor: Erwan Sani