Syamsuar: Jangan Bakar Lahan
Laporan ALFIADI, Siak
Pasca-kenaikan suhu cuaca di Siak, membuat Pemkab Siak melakukan tindakan antisipasi dengan melakukan imbauan kepada masyarakat dan juga perusahaan untuk tidak melakukan pembakaran lahan maupun hutan. Pasalnya, saat ini di Siak dari pantauan satelit NOAA sudah terdeteksi hot spot.
“Di Siak ini terdapat beberapa daerah yang rawan kebakaran, maka dari itu Pemkab lakukan tidakan antisipasi,” kata Syamsuar pada akhir pekan lalu. Menurut dia, dalam beberapa hari ini, dari pantauan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Siak terjadi kenaikan suhu dari biasanya. Kondisi ini mendekati cuaca ekstrem, oleh karenanya, Pemkab menginstruksikan BLH dan camat untuk melakukan pemantauan di wilayah kerjanya. “Jangan sampai terjadi kebakaran lahan dalam kondisi cuaca seperti ini,” ujar dia.
Timbulnya hot spot ini sebut dia merupakan akibat naiknya suhu yang menembus 33 derajat celcius. Sementara dalam kondisi normal, di Siak keadaan suhu berkisar 29-30 derjat celcius. Namun, pada saat ini mengalami kenaikan dan ini memang murni faktor perubahan iklim. Di samping itu, masyarakat dan juga perusahaan yang membuka lahan, dilarang keras dengan membakar, karena dampak yang timbul sangat membahayakan yang dapat menimbulkan polusi udara.
“Saat ini belum terasa betul, akan tetapi jika cuaca seperti ini terus maka tak menutup kemungkinan terjadi kabut asap,” sebut dia.
Mengingat sebelum jumlah hot spot semakin bertambah, maka perlu dilakukan pencegahan dini, agar tak melebar. Selain itu kesadaran masyarakat dan perusahaan juga sangat diharapkan untuk bersama-sama melakukan pencegahan kebakaran, begitu juga dengan dinas terkait dan camat agar memberikan penyuluhan dan bertindak cepat jika terjadi kebakaran hutan dan lahan.
Sementara itu Sekretaris BLH Siak Yulwiardi mengakui, jika dalam beberapa hari ini suhu cuaca di Siak mendekati ekstrem mencapai 33 derajat celsius.
“Kondisi ini memang sedikit berpengaruh pada aktivitas masyarakat, karena terjadinya kenaikan suhu. Sinar matahari yang memantulkan cahayanya tidak diiringi dengan luapan oksigen, yang akibatnya panasnya lebih dominan terasa,” ujar dia. Pantauan BLH saat ini kondisi masih bisa dikendalikan, meski cuaca mendekati ekstrem namun belum sampai berstatus ekstrem.(azf)