PEMBEBASAN LAHAN PEKANBARU-PADANG TERKENDALA

Uji Laik Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Seksi 1 Bulan Ini

Riau | Minggu, 08 Desember 2019 - 12:00 WIB

Uji Laik Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Seksi 1 Bulan Ini

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) -- Berbicara ruas tol Pekanbaru-Dumai (Pekdum) selalu menarik. Karena mimpi besar Bumi Lancang Kuning punya jalan bebas hambatan sedikit lagi terwujud. Asa dibuka pada arus mudik 2020 mendatang pun semakin dekat, sebab uji laik fungsional menuju uji laik operasional pun akan segera dimulai. Diawali seksi 1 pada 20 Desember ini. Bertahap dilanjutnya seksi 2, kemudian enam, lima dan tiga serta seksi empat.

Ya, uji yang dilakukan Kementerian PUPR RI ini diawali serah terima nantinya dari pihak pelaksana pekerjaan, PT Hutama Karya (HK) kepada pemerintah. Bertahap dan tidak runut dari seksi 1-6, karena masih ada kendala. Salah satunya pembebasan lahan. Di mana masih ada masyarakat yang belum berkenan dengan nominal ganti untung lahannya dan sempat viral lewat video yang beredar di media sosial awal Desember lalu.


Namun demikian, total lahan yang sudah dibebaskan dari sepanjang ruas 131 km menghubungkan ibukota provinsi dengan Dumai ini sudah mencapai 98,9 persen. Atau masih ada 1,1 persen lagi lahan yang belum tuntas. Mekanisme penyelesaian, diklaim petinggi HK sudah sesuai aturan perundang-undangan melalui kementerian terkait.

Ulasan Riau Pos sebelumnya, tol Pekdum juga menyiapkan terowongan khusus perlintasan gajah. Beberapa daerah ruas tol Trans Sumatera yang sedang dibangun merupakan habitat gajah. Tepatnya di ruas tol Pekdum dan ruas tol Sigli–Banda Aceh.

Sekretaris Perusahaan PT Hutama Karya (Persero), Muhammad Fauzan menyatakan bahwa HK menaruh perhatian cukup penting pada tetap terselamatkannya habitat gajah, meski ada jalan tol nantinya. Sehingga konstruksi ruas tol tidak hanya dialokasikan bagi pengguna kendaraan roda empat melainkan juga terdapat perlintasan gajah berbentuk underpass.

"Kami sangat memperhatikan kebelangsungan ekosistem di sekitar proyek tol yang sedang kami bangun, salah satunya adalah habitat dari gajah. Saat ini kami sudah membangun perlintasan gajah yang ada di ruas tol Pekdum. Sedangkan untuk di ruas tol Sigli-Banda Aceh masih dalam proses desain," kata Fauzan.

Dijelaskannya untuk ruas tol Sigli–Banda Aceh underpass perlintasan gajah ini akan dibangun di seksi 1 yaitu antara Lembah Seulawah dan Padang Tiji dikarenakan banyak gajah liar yang masih melintas. Sedangkan di ruas tol Pekanbaru-Dumai underpass perlintasan gajah di ruas ini akan terbagi menjadi 6 perlintasan. Pertama, berada di Sungai Tekuana, lokasinya di seksi 2 dan tidak jauh dari Pusat Latihan Gajah Minas di Kabupaten Siak. Di kawasan itu terdapat sedikitnya 13 gajah sumatera liar. Sedangkan lima perlintasan lainnya berada di Seksi 4, dekat dengan Suaka Margasatwa Balai Raja.

"Diperkirakan underpass tol Trans Sumatera dapat dilintasi hingga seratus ekor gajah. Dilakukan agar mamalia bergading tersebut dapat tetap bebas berkeliaran dan melintas di habitatnya, namun tidak mengganggu pengguna jalan tol," paparnya.

Karena memang, diakui Fauzan berdasarkan pengalaman selama berlangsungnya pembangunan proyek, pekerja HK di lapangan beberapa kali melihat gajah sumatera liar secara langsung, maupun jejak-jejaknya di lokasi pembangunan perlintasan gajah. Jalur itu yang kemudian ditandai dan didesain khusus sesuai dengan habitat alaminya, agar gajah tak asing dengan rumahnya.

Di samping itu, untuk semakin meyakinkan gajah yang melintas di jalur perlintasan, HK juga mengembangkan konsep asli lingkungannya dengan menanam beberapa tanaman di sepanjang terowongan.

"Proses pembangunan underpass gajah ini sudah memasuki tahap konstruksi dengan progres mencapai hampir 50 persen," katanya.

Disampaikan Fauzan yang didampingi Dirut HKI Aji Prasetyanti dan penanggung jawab urusan tol Ilham serta pihak PT HK lainnya di Pekanbaru, Rabu (4/11) lalu, mengenai perlintasan gajah ini juga direncanakan bisa jadi ecowisata dan ramah lingkungan.

"Kalau bisa menjadi ekowisata khusus juga nanti. Harapan kami," ungkapnya.

Teknis pekerjaan, dijelaskan Fauzan pada enam lokasi perlintasan gajah ini. Ruas jalan tol yang ada dibuatkan semacam terowongan, dengan ukuran yang sangat lebar. Di bawahnya perlintasan gajah. Sekarang prosesnya sedang dalam tahap pekerjaan pengecoran di lapangan.

"Lokasinya disiapkan pada rest area terdekat. Untuk pekerjaannya lebih dulu kami koordinasi ke BKSDA," katanya.

Lebih lanjut diceritakan Sekretaris Perusahaan HK, memang untuk progres pekerjaan beberapa ruas sudah rampung dan hampir rampung. Karenanya dalam waktu dekat, salah satu seksi bakal segera diserahterimakan kepada pemerintah. Terdekat ini pada 20-an Desember nanti ada tim uji laik fungsi yang akan mengecek seksi satu.

"Begitu dinyatakan laik, keputusan ada di Kementerian PU. Mekanismenya biasanya due diligence, diikuti ahli-ahli, kalau ada persoalan akan dilakukan perbaikan. Desember ini akan disiapkan tesnya," jelas Fauzan.

Dengan demikian langkah awal jelang beroperasinya ruas jalan tol Pekdum bakal dimulai. Karena kata Fauzan, rencana pekerjaan selesai pada Maret.

"In sya Allah Maret tuntas. Kondisinya memang 3 dan 4 itu ada lahan harus diselesaikan, kalau bisa tuntas di Desember ini, sedang dikejar," bebernya.

Pemprov Sumbar Lamban, Tol Pekanbaru-Padang Terhalang
Tahap pembangunan jalan tol Pekanbaru-Padang mengalami kemunduran dari rencana awal yang seharusnya sudah dikerjakan tahun ini. Namun, jalan bebas hambatan yang menghubungkan ibukota Provinsi Riau dan Sumatera Barat (Sumbar) itu masih belum bisa dikebut karena terkendala pembebasan lahan.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, saat ini pihaknya sudah siap mengerjakan, namun masih menunggu rute final jalan tol dari Pemprov Sumbar.

"Kalau untuk Pekanbaru-Padang saya masih menunggu dari pemdanya untuk rute jalan tolnya. Karena itu menentukan pembebasan lahannya," kata Basuki usai meresmikan jalan tol JORR II, Kunciran-Serpong, Jumat (6/12).

Basuki menyebut, pembangunan tol Pekanbaru-Padang masih terkendala dengan pengadaan lahan, karena di Sumbar itu ada ninik mamak dan sebagainya.

"Saya tidak tahu persis budayanya (Sumbar, red). Jadi saya serahkan betul ke pemdanya untuk menentukan trasenya. Karena itu kan trase yang ada sekarang itu susah dibebaskan lahannya," ujar Basuki.(egp/yus)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook