ROHUL (RIAUPOS.CO) – Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) RI segera akan menghibahkan barang milik negara (BMN) berupa pabrik biodiesel dengan kapasitas 30 ton per hari memproduksi bahan bakar minyak (BBM) nabati jenis solar dari hasil pengolahan CPO yang dibangun di Desa Talikumain, Kecamatan Tambusai, kepada Pemerintah Kabupaten Rohul.
Pabrik biodiesel dibangun melalui dana APBN 2007 sekitar Rp2 miliar oleh Kementerian ESDM dan diresmikan pengoperasiannya 23 Januari 2009 lalu. Dalam lima tahun terakhir, pabrik tersebut tidak beroperasi lagi dengan alasan biaya operasional yang dikeluarkan tidak sebanding dengan harga jual hasil produksi (solar). Dalam artian pembelian bahan baku CPO lebih mahal dari solar yang dihasilkan dari pabrik biodisel.
Hal itu terungkap dalam kunjungan rombongan Kementerian ESDM RI yang dipimpin Kabid Penyelenggaraan dan Sarana Litbang (PSL) Abdul Haris, Auditor Madya Zainal Arifin, Kabid Program Usman, Peneliti Madya Ratu Ulfiati, Kepala Bagian Sesetyo beserta 8 orang staf Lemigas Kementerian ESDM RI, ke kantor Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Rohul, Senin (7/12) pagi.
Kehadiran rombongan Kementerian ESDM RI disambut Kepala Distamben Rohul Drs Yusmar MSi beserta para kabid dan staf di ruang aula Distamben Rohul. Usai pertemuan, Kabid Penyelenggaraan dan Sarana Litbang (PSL) Kementerian ESDM RI Abdul Haris menyebutkan, kehadirannya beserta rombongan dalam rangka rencana penyelesaian penyerahan hibah BMN berupa pabrik biodiesel yang dibangun 2007 di Desa Tali Kumain.
Diakuinya, tidak beroperasinya pabrik tersebut disebabkan tidak seimbangnya harga bahan baku CPO dengan hasil produksi solar. ’’Kami sudah meminta data dan penjelasan dari Distamben Rohul.Usai pertemuan, langsung peninjauan lapangan ke lokasi pabrik di Desa Tali Kumain,’’ujarnya
Haris mengatakan, dari pengecekan lapangan, pabrik biodiesel itu kondisi bagus dan masih dapat dioperasikan.’ Saat ini masih menunggu surat kesediaan Pemkab Rohul,’’ tuturnya.
Dalam pada itu, Kepala Distamben Rohul Drs Yusmar MSi menyebutkan, pada prinsipnya, Pemkab siap menerima hibah pabrik itu. ”Asalkan BMN itu sesuai dengan kondisi sekarang. Dengan harapan dapat difungsikan dan disesuaikan aturan perundangan yang berlaku. Kita akan duduk bersama dengan Perusda Rokan Hulu Jaya dalam memfungsikan pabrik itu sehingga bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya
Yusmar menyebutkan, prospek energi alternatif dari nabati ini sangat besar di Rohul. Multiplayer efek, selain produksi solar, dari biodiesel ini bisa memproduksi minyak goreng, sabun, es krim, coklat dan industri lain yang bisa dikembangkan dari pengolahan CPO.(adv/a)