PEKANBARU (RP) - Menindaklanjuti hasil pertemuan dengan Bupati Kampar H Jefry Noer yang dilakukan pada Jumat (30/11) pekan lalu, Dewan Penasehat Bupati-Wakil Bupati Kampar, hari ini Sabtu (8/12), kembali mengagendakan pertemuan dengan Wakil Bupati Kampar Ibrahim Ali.
Menurut Koordinator Tim Penasehat Prof H Ilyas Husti, awalnya pertemuan akan dilakukan pada Jumat (7/12), namun kesibukan pekerjaan baik dari sejumlah Tim Penasehat dan juga Wakil Bupati, akhirnya agenda pertemuan ditunda dan kembali dijadwalkan ulang.
‘’Saya baru mendarat di Pekanbaru pada Jumat sore dari Bali usai menghadiri pertemuan di Universitas Udayana, begitu juga katanya Wabup pada hari yang sama juga berada di Jakarta, sehingga kami jadwalkan pertemuan ditunda dan Insya Allah akan dilakukan pada Sabtu ini,’’ ucap Ilyas Husti kepada Riau Pos, Jumat (7/12).
Menurut Ilyas Husti, hubungan disharmonis yang mencuat ke permukaan tak sebesar yang dibayangkan.
‘’Biasalah dalam sebuah rumah tangga kadang terjadi salah paham. Yang terjadi menurut saya hanya masalah kecil saja. Hanya kurang silaturahmi, kurang komonikasi dan kurangnya koordinasi,’’ ucapnya.
Dipaparkan Ilyas, jika silaturahmi terjalin dengan baik, maka akan memperpanjang umur, menambah rezeki dan memperbanyak teman.
‘’Begitu juga jika komunikasi dapat terjalin dengan baik, maka dapat menghindarkan hal-hal yang tak baik, jika komunikasi yang ada tak terjalin maka dikhawatirkan akan masuk pihak ketiga yang justru memperkeruh kondisi yang ada. Begitu juga dengan koordinasi, harus ada garis garis komando dan mengetahui tugas dan kewajiban masig-masing pihak,’’ ucap Ilyas.
Sementara itu, kondisi karut marut yang tak kunjung usai membuat sejumlah kalangan prihatin dan mulai memberikan tanggapan yang beragam.
Yurnalis, Koordinator Wilayah (Korwil) I pemenangan Jefry Noer-Ibrahil Ali pada saat kam- panye Pemilukada lalu, saat ditanya menyebutkan mulai merasa heran dan curiga dengan sikap Wakil Bupati Kampar Ibrahim Ali.
‘’Wajar saja kita mempertanyakan kapasitas, loyalitas dan komitmen Wabup dalam membangun daerah ini,’’ sebutnya.
Dia menyebutkan kondisi yang ada jelas tidak bisa dibiarkan berlarut-larut karena yang rugi adalah masyarakat Kampar.
‘’Kasihan Bupati Kampar. Padahal beliau sudah memberikan ruang berkali-kali untuk kembali menyamakan persepsi demi membangun Kampar lebih baik. Kondisi yang ada ini telah menyita pemikiran, energi dan waktu Bupati dan seluruh masyarakat Kampar,’’ sebutnya.
Sementara itu, tokoh masyarakat Koto Kampar Hulu, Muzakir Arsyad juga menyayangkan perseteruan Bupati dan Wabup yang juga belum ada solusinya.
‘’Masyarakat jelas sangat berharap ada upaya lebih baik untuk membangun Kampar kedepan dan itu tidak akan tercapai apabila kondisi ini tidak membaik. Masyarakat juga tidak ingin terkotak-kotak ataupun terpecah-pecah karena itu hanya akan merugikan,’’ ucapnya.
Lebih jauh Muzakir Arsyad juga menyebutkan bahwa konsep masyarakat Islam lebih mengedepankan musyawarah ataupun mufakat dalam mengambil keputusan.
‘’Musyawarah jelas lebih baik. Kata orang-orang tua sesat di ujung jalan, balik ke pangkal jalan. Masing-masing pihak harus introspeksi diri,’’ sebutnya.(izl)