MENGENANG HM ADNAN, SOSOK TAULADAN DARI SEORANG TOKOH ULAMA DAN BUDAYA

Bermimpi Merajut Masyarakat Melayu yang Islami

Riau | Selasa, 08 Oktober 2013 - 10:29 WIB

Bermimpi Merajut Masyarakat Melayu yang Islami
Keranda jenazah almarhum HM Adnan Bin H Abdul Kadir diusung dari rumah duka di Jalan Pasir Putih, Pekanbaru menuju masjid untuk disalatkan, Senin (7/10/2013). Foto: Defizal/Riau Pos

Laporan MARIO KISSAZ dan SYHARUL MUKHLIS, Pekanbaru

Langit Riau kelabu, Bumi Lancang Kuning kembali berduka. Satu lagi sosok putra terbaik Riau dipanggil sang Khalik. Mantan anggota legislatif Riau, HM Adnan tutup usia dengan meninggalkan sejuta duka bagi masyarakat Riau.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kepergiaan tokoh yang aktif di bidang agama dan budaya itu menjadi kehilangan yang mendalam bagi kerabat dan sanak famili.

Tokoh-tokoh masyarakat dan sejumlah pejabat terlihat menghadiri rumah duka di Jalan Pasir Putih, Pekanbaru.

Tokoh masyarakat Riau, H Tenas Effendy kepada Riau Pos, mengaku berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada keluarga almarhum. Ia juga mendoakan agar arwah almarhum diterima dan mendapat tempat di sisi Allah SWT.

‘’Ini sungguh kehilangan yang mendalam bagi Riau. Dia tidak hanya tokoh ulama, tetapi juga tokoh budaya yang telah banyak berjasa,’’ ungkap Tennas yang mengaku telah lama mengenal almarhum HM Adnan.

Ia menilai, pribadi dan dedikasi HM Adnan mencerminkan tokoh Riau yang menghabiskan waktunya mengabdi untuk Riau. Bertahun-tahun, ayahanda Bupati Indragiri Hilir, HM Indra Muchlis Adnan itu juga aktif mengembangkan lembaga adat untuk mengangkat harkat dan martabat budaya Melayu Riau.

‘’Dengan dedikasi dan kerja keras almarhum, Riau dapat bangkit, duduk sama tinggi dengan daerah lain. Sikapnya hendaknya diwariskan bagi generasi muda,’’ papar Tenas yang berkomitmen bersama almarhum mengembangkan LAM Riau.

Satu hal yang menurut Tenas tidak dapat terlupakan dari seorang figur HM Adnan. Yakni, mimpinya sebagai ulama untuk merajut dan menjalin masyarakat Melayu yang Islami. ‘’Beliau itu sangat berjasa bagi Riau. Ia bercita-cita memperjuangkan masyarakat Melayu yang Islami, yang cerdas dan bermarwah. Itu salah satu cita-citanya,’’ urai Tennas.

Ia juga mendoakan agar keluarga yang ditinggalkan tabah dan mengingat seluruh petuah serta amanah yang pernah disampaikan. ‘’Anak cucunya juga diharapkan dapat melanjutkan dan mewariskan nilai-nilai semangat almarhum,’’ sambung Tennas.

Duka yang mendalam juga dirasakan mantan Wakil Gubernur Riau, Rivaie Rachman. Ia tampak larut dalam duka. ‘’Kebetulan beliau lahir 1936 dan saya lebih tua, saya lahir 1933. Tapi beliau dulu dipanggil. Kami ini barisan terdepan yang akan dipanggil,’’ kata Rivaie Rachman.

Rivaie Rachman memberikan kesan singkat, tapi cukup mendalam. Dalam padangan Rivai, almarhum pernah sebagai calon guru, menjadi guru, menjalankan pemerintah, menjadi ketua DPRD, dan sangat aktif di politik. ‘’Banyak bisa kita pelajari dari beliau,’’ ujar Rivaie.

Selain itu, menurut Rivaie, H Adnan adalah orang yang tidak pernah emosi dan tidak pernah marah. ‘’Kondisi ini berbeda dengan ananda kita Indra, ananda Indra agak emosi sedikit,’’ kata Rivai Rachman.

Dengan seluruh pengalaman dan kecakapan H Adnan, Rivai menyatakan pantas untuk menjadi suri tauladan. ‘’Banyak yang sudah beliau berikan untuk Riau,’’ ujarnya.

Duka yang sama juga dirasakan mantan Kepala Dinas Perhubungan Riau, Ruslaini Rahman. Dia mengaku kagum dengan pribadi HM Adnan yang layak untuk diteladani oleh masyarakat dan generasi muda.

‘’Beliau itu orang yang bersahaja. Sikap dan tingkah lakunya memang patut kita tiru dan diteladani. Beliau merupakan salah satu putra terbaik Riau. Kepergian beliau merupakan kehilangan bagi kita semua,’’ urai Ruslaini.

Hal senada dirasakan Sekda Kabupaten Indragiri Hilir, Alimuddin. Menurutnya, prestasi HM Adnan yang telah malang melintang dalam organisasi, budaya dan pemerintahan sudah tidak diragukan lagi.

‘’Keberhasilan beliau telah mengharumkan daerah. Kita tentunya sangat merasa kehilangan. Ia adalah suri tauladan, tidak hanya di kalangan pejabat bahkan dari tokoh masyarakat lainnya,’’ ungkap Alimuddin yang ditemui Riau Pos usai ikut mengantar jenazah ke peristirahatan terakhir.   

Ia menilai, HM Adnan merupakan figur pribadi tang lembut, namun memiliki ketegasan dalam bersikap. ‘’Sejak saya bergaul bersama beliau di LAM, kepribadian lembut dan ramah. Dengan kepergian beliau, Riau terutama masyarakat Inhil kehilangan tokoh terbaiknnya,’’ terang Alimuddin.

Suko Tidak Suko Tetap Suko

Bupati Indragiri Hilir Indra Muchlis Adnan mengatakan, ayahnya H Adnan bin Abdul Kadir tidak pernah mau membanggakan diri sebagai penggerak demokrasi di Riau.

Bahkan ayahnya tidak ingin membicarakan langkah langkah gerakan ‘’Suko Tidak Suko Tetap Suko’’ yang membuat Ismail Suko mendapat suara terbanyak dalam pemilihan umum Gubernur Riau.

‘’Beliau penggerak reformasi dan demokrasi di Riau itu telah pergi. Beliau memang tidak pernah mau membicarakan itu, tapi semua masyarakat Riau tahu itu,’’ kata Indra.

Dikatakan Indra, memang ayahnya bersama beberapa rekan-rekannya adalah sebagai inisiator gerakan ‘’Suko Tidak Suko Tetap Suko’’.

‘’Rumah duka Nomor 35 A Jalan Pasir Putih ini sebagai saksi pertemuan pergerakan ‘Suko Tidak Suko Tetap Suko’ itu, semua pertemuan dengan rekan-rekannya, tapi setelah itu dan sampai sekarang beliau tidak mau lagi membicarakannya,’’ kata Indra.

Bagi Indra, semua gerakan politik yang dilakukan ayahnya itu menjadi inspirasi bagi dirinya dan menjadikan mereka beradik kakak mengambil peran dalam membangun Riau. ‘’Itu menjadi pelajaran berharga bagi kami, itu jugalah yang menjadi inspirasi bagi kami untuk berjuang dan berusaha memberikan yang terbaik bagi Riau,’’ kata Indra.

Dihadiri Ratusan Pelayat

Proses pemakaman ahmarhum HM Adnan bin H Abdul Kadir berjalan khidmat. Ratusan pihak keluarga dan rekan-rekan tokoh reformasi Riau tersebut hadir di rumah duka sejak Senin (7/10) pagi. Terlihat budayawan Riau Tenas Effendy, Abbas Jamil dan mantan Wakil Gubernur Rivaie Rachman. Bupati Inhil terpilih HM Wardan, Kepala Inspektorat Provinsi Riau Syamsurizal dan Chairman Riau Pos, Rida K Liamsi dan berbagai tokoh pemerintahan dan tokoh politik lainnya.

Putra tertua almarhum, Indra Muchlis Adnan yang saat ini masih menjabat Bupati Indragiri Hilir menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh hadirin yang melayat ke rumah duka. ‘’Kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika selama masa hidup ayahanda kami ada kesalahan yang menyakiti bapak ibu, rekan-rekan dan seluruh hadirin,’’ kata Indra.

Soal utang piutang, Indra juga meminta jika orangtuanya memiliki utang pituang selama hidupnya, maka pihak keluarga yang ditinggalkan akan menyelesaikannya. ‘’Jika ada utang piutang yang belum terselesaikan, mohon kami dikabari, kami akan menyelesaikannya,’’ kata Indra.

Dikatakan Indra, sebelum meninggal dunia, ayahnya tidak berpesan apapun kepada mereka dan Indra menyatakan ayahnya pasrah menghadapi penyakit yang dideritanya. ‘’Kami ingin menyampaikan agar tidak ada keraguan, ayahhanda kami mengidap prostat stadium empat, gejala prostat ini pertama kali diketahui saat menjalani pemeriksaan di rumah sakit di Malaka dan kemudian dirawat di rumah sakit Awal Bros,’’ ujarnya.

Terakhir, saat menjalani perawatan di Singapura, prostat sudah stabil dan kemudian gejala stroke menyerang setelah pulang dari Malaka.

‘’Biasanya ayahanda kami selalu Azan Subuh meskipun salat sendiri atau berjamaah. Tapi Subuh itu ayah kami tidak azan lagi, saat itulah ibu kami mengetahui ayah mengalami stroke,’’ kata Indra.

Selain itu, diceritakan Indra, ayahnya mengalami penyakit paru-paru dan jantung dan juga pra leukimia.

‘’Dokter menyarankan dibawa pulang ke Pekanbaru, dan Jumat kemarinlah kami langsung antarkan ke Awal Bros dari Singapura,’’ kata Indra.

Tapi tepat pada Ahad malam, H Adnan meninggal dunia. Tepat pada hari yang sama ketika lahir pada 78 tahun lalu. ‘’Mudah-mudahan ini pertanda amal beliau diterima oleh Allah,’’ kata Indra.

Kepala Inspektorat Riau, Syamsurizal kemudian diberikan kesempatan setelah Indra menyampaikan permohonan untuk ayahnya.

‘’Saat ini kita menyaksikan tokoh yang pernah menjadi suri tauladan kita telah meninggalkan kita. Kami wakil Provinsi Riau menyampaikan banyak terima kasih dan semoga bakti beliau dapat menjadi amal. Beliau adalah tokoh bagi masyarakat Riau, tokoh bagi masyarakat Indragiri Hilir dan tokoh bagi kita semua,’’ kata Syamsurizal.

Putra H Adnan yang lain, anggota DPR RI yang pernah menjadi menteri, Lukman Edy langsung berdiri di bagian depan untuk menjadi imam untuk salat jenazah almarhum ayahnya.

Usai salat jenzah, mobil ambulans langsung membawa jenazah ke Tempat Pemakaman Umum di Kulim.(esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook