PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - PT Perkebunan Nusantara V dinobatkan sebagai anak perusahaan BUMN klaster perkebunan terbaik di Indonesia. Hal itu berdasarkan hasil riset yang dilaksanakan secara independen dan akuntabel oleh Biro Riset Infobank (BiRI) terhadap kinerja 127 perusahaan BUMN sepanjang 2021.
Hasil riset tersebut telah dipublikasikan oleh Majalah Infobank yang mengangkat tema "127 Rating BUMN 2022" edisi September 2022 ini. Dalam publikasinya, Infobank yang dikenal sebagai majalah perbankan dan keuangan terkemuka dengan keunggulan analisis dalam pemberitaan yang didukung oleh data yang akurat menyebutkan bahwa perolehan laba PTPN V sepanjang 2021 mencapai Rp1,3 triliun atau melonjak 212,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Perolehan laba ini ditopang kenaikan pendapatan usaha sebesar 39,46 persen atau menjadi Rp7,42 triliun. Anak usaha PTPN III ini beraset Rp10,98 triliun per 2021," ulas Biro Riset Infobank seperti yang telah dipublikasikan Majalah Infobank.
Tak hanya dari sisi pertumbuhan yang solid, Infobank menyatakan indikator keuangan lain perusahaan yang dipimpin Jatmiko Santosa sebagai Direktur PTPN V itu juga terlihat siginifikan dari sisi rentabilitas. Misalnya, return of equity atau ROE-nya tercatat 47,73 persen.
"ROE-nya 47,73 persen, tertinggi di antara perusahaan-perusahaan anak BUMN. Sedangkan ROA (Return Of Asset) sebesar 12,62 persen merupakan salah satu yang terbaik di antara perusahaan-perusahaan anak BUMN," ulasnya lagi.
Selanjutnya, dari sisi efesiensi PTPN V juga memiliki catatan gemilang dengan rasio BO/PO di posisi 72,98 persen. Sehingga, berdasarkan penilaian-penilaian tersebut PTPN V dinilai oleh BiRI layak menjadi anak perusahaan perkebunan milik negara terbaik di Indonesia, mengungguli banyak anak perusahaan lainnya dan klaster serupa dengan predikat sangat bagus atau AA.
Tak hanya itu, ragam perbaikan yang diusung Jatmiko Santosa dalam kurun waktu hampir empat tahun terakhir juga menempatkan PTPN V sebagai anak perusahaan terbaik ke tiga seluruh Indonesia. PTPN V berada di belakang PT Jamkrindo dan PT Bukit Asam. Namun, di atas PT Perusahaan Gas Negara, PT Kimia Farma, Pegadaian, dan lainnya.
Jatmiko Santosa mengapresiasi riset yang dilakukan BiRI secara independen dan akuntabel terhadap kinerja perusahaan yang ia pimpin tersebut. Menurut dia, hasil yang diperoleh ini adalah hasil perbaikan, komitmen, konsistensi, dan persistensi serta berkat dukungan seluruh pihak terkait.
"Pengakuan ini tentu semakin menambah motivasi insan PTPN V untuk menjadi juara yang sesungguhnya," kata Jatmiko dalam keterangan tertulis di Pekanbaru, Rabu (7/11).
Pria yang menakhodai PTPN V sejak medio 2019 dan tercatat sukses membawa perusahaan sawit di Riau itu memecahkan rekor operasional dan rekor finansial secara berturut-turut ini menyatakan, selalu ada ruang perbaikan yang dapat dikembangkan. "Masih ada potensi yang bisa digali untuk mendapatkan innovation value yang lebih besar lagi. Kita hanya harus tetap istikamah dalam berupaya menemukan, mengeksplorasi, dan menjaganya tumbuh," ungkap Jatmiko.
Memang PTPN V bergerak lincah dalam tiga tahun terakhir dengan berbagai terobosan, baik on farm maupun off farm. Berkolaborasi dengan banyak pihak, baik sesama PTPN, BUMN lain hingga pihak private, termasuk dengan memperkuat petani sawit yang jumlahnya sangat besar di Riau.
"Arahan pemegang saham jelas. Kalau mau maju, kita harus berkolaborasi. Dengannya, banyak hal dapat dicapai bersama," ujarnya.
Tercatat berbagai kolaborasi PTPN V menjadi stimulus bagi perusahaan penghasil CPO ini memiliki segudang ‘gelar’. Contohnya kerja sama dengan BRIN yang mendorong PTPN V untuk menggesa pembangunan biogas secara swadaya. Hal ini kemudian menasbihkan PTPN V sebagai perusahaan perkebunan negara yang terbesar dalam pengelolaan energi terbarukan.
Selanjutnya kolaborasi bersama pemerintah daerah, BPDPKS, dan Himbara dalam mengelola sawit rakyat, yang membuat PTPN V sebagai perusahaan offtaker peremajaan sawit rakyat terluas di Indonesia saat ini.
Ada pula kolaborasi dengan PPKS guna menyediakan bibit sawit unggul bersertifikat bagi petani swadaya dan menjadikan PTPN V sebagai satu-satunya BUMN perkebunan yang berhasil menyalurkan lebih dari 1,4 juta bibit nonilegitim ke lebih 5.000 petani dalam 1 tahun. Serta berbagai kolaborasi lain yang memberi value added yang signifikan semisal KSO kebun kopi bersama PTPN XII dan kerja sama PLN yang memberikan nilai efisiensi bahan bakar dalam jumlah besar.
"Kami beruntung. Berbagai inisiasi dan niat baik untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam melakukan perbaikan, selalu mendapatkan dukungan dari pemegang saham. Semoga dampak positif yang dihasilkan semakin optimal sehingga harapan kita dapat menjadi bagian Indonesia yang bangkit lebih cepat pulih lebih kuat segera terwujud. Ini sudah tugas kita sebagai abdi negara," tuturnya.(ifr/eca)