JAKARTA (RP) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau tuntas untuk sementara waktu.

Saat ini, kualitas udara dan jarak pandang di Riau sudah membaik. Namun, BNPB meminta warga waspada kebakaran lahan yang potensial terjadi kembali sejak Agustus mendatang.

Kemarin, tercatat jarak pandang di Pekanbaru sudah mencapai 10 kilometer, sedangkan di Dumai tiga kilometer.

Di kawasan lain cukup bervariasi, antara empat sampai delapan kilometer. jarak pandang yang makin jauh menunjukkan kabut asap sudah makin menipis bahkan hilang.   

Hingga saat ini, upaya pemadaman masih terus dilakukan. Sebab, sejumlah hot spot (titik panas/api) kembali muncul di beberapa kabupaten. Satelit NOAA 18 mendeteksi 15 hot spot di wilayah Riau, Ahad (7/7).

Cuaca yang kering beberapa hari belakangan mendukung munculnya kembali hot spot tersebut.

Sejumlah wilayah juga masih berpotensi kembali muncul hot spot. ‘’Wilayah sisi utara Riau yang masih dalam kategori merah dan terdapat lahan gambut perlu diwaspadai’’, ujar Kepala Bidang Data BNPB Agus Wibowo Ahad (7/7).

BMKG mencatat sedikitnya tujuh wilayah masih perlu diwaspadai karena mudah terbakar.

Untuk memadamkan kebakaran, hingga kemarin sedikitnya 55 ton garam sudah disemai dan menyebabkan hujan di sejumlah tempat.

Kemudian, 500 ribu liter air juga sudah digelontorkan dari udara melalui teknik water bombing.

Agus mengatakan, selama Juli hingga Agustus ini Provinsi Riau akan dilanda cuaca kering. Karenanya, BNPB meminta masyarakat untuk mewaspadai jika ada pihak-pihak yang kembali ingin membakar lahan.

Saat ini pun pihaknya sudah mulai mempersiapkan kekuatan untuk menanggulangi kebakaran lahan dan hutan pada periode Agustus dan September mendatang.

Bulan-bulan tersebut merupakan puncak musim kemarau, sehingga hot spot sangat potensial untuk kembali muncul dan menyebar.(byu/jpnn/hpz)