Riau Dijadikan Tempat Pembiakan Harimau

Riau | Jumat, 08 Juni 2012 - 08:50 WIB

KUBANG (RP) - Provinsi Riau direncanakan menjadi tempat pembiakan (peternakan) harimau sumatera. Lokasi yang disiapkan untuk itu telah dipilih, yakni hutan senepis Dumai.

Hal ini dikatakan Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Ir Darori MM di sela-sela penanaman pohon di Kebun Binatang Kasang Kulim, Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Kamis (7/6).

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dia menjelaskan, untuk pembiakan harimau sumatera itu, 300 hektare lahan hutan telah pula disiapkan.

‘’Nantinya kawasan itu akan kita pagari dengan arus listrik. Dari luas itu, kita siapkan 3 hektare untuk kandang harimau,’’ jelas Darori didampingi Kepala Balai Besar KSDA Riau Bambang Dahono Adji MM dan Direktur KKH Novianto Bambang W MSi.

Nantinya, papar dia, harimau yang sakit atau ditangkap akan dilepas di area pembiakan itu. Jika harimau telah sehat, tentu akan dilepas lagi ke alam liar. ‘’Kita harapkan dengan ini tidak ada lagi konflik harimau dengan manusia,’’ ungkapnya.

Lokasi ini, jelasnya, juga akan dijadikan taman wisata berskala dunia. ‘’Nanti kita siapkan babi dan monyet ekor panjang untuk makanan harimau. Di beberapa daerah monyet ekor panjang menjadi hama tanaman masyarakat,’’ bebernya.

Untuk Kebun Binatang Kasang Kulim Sendiri, Darori menyarankan menambah koleksi satwanya.

‘’Cari yang unik dan biaya makannya tak banyak. Di kebun binatang Surabaya, banyak satwa unik yang telah over kapasitas, misalnya bekantang. Artinya, satwa itu bisa dibawa ke Kasang Kulim. Yang jelas siapkan saja kandangnya,’’ ucap Darori lagi.

Darori menyebutkan, Kamis pagi dirinya berkeliling Riau dengan helikopter. Dari atas, dia melihat titik api sudah bermunculan di Riau. Parahnya lagi, aktivitas illegal logging nyata terlihat.

‘’Saya melihat di dalam hutan ada rel lokomotif untuk mengangkut hasil illegal logging. Ini harus diberantas. Tugas semua arapat untuk menyikapi ini,’’ tegasnya.

Dia juga menyebutkan sedang mengintai pengusaha yang merusak hutan untuk membuka lahan perkebunan.

‘’Target kita yang kelas kakapnya (pengusaha, red). Saat ini sudah enam pengusaha yang membuka lahan pertanian dengan membabat hutan kita tangkap dan ini akan kita kejar terus,’’ katanya.

Sementara itu, Direktur Kebun Binatang Kasang Kulim Agustina, mengatakan, awalnya Kasang Kulim luasnya hanya 2 hektare. Namun melihat antusiasme masyarakat, kokasinya terus dikembangkan hingga sekarang menjadi 17 hektare.

‘’Kita punya 25 jenis satwa. Jumlah penghuni satwanya ada 50. Ini akan terus kita kembangkan,’’ ujar Agustina.(rnl)             









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook