BENGKALIS (RIAUPOSCO) -- Meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) tenaga farmasi dalam penguatan pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan secara terpadu, Dinas Kesehatan (Diskes) Kabupaten Bengkalis kumpulkan petugas farmasi UPT Puskemas se-Kabupaten Bengkalis.
“Alhamdulillah, selama tiga hari mulai 2 hingga 4 Mei 2019 lalu, kita menggelar pertemuan dengan tenaga farmasi,” ungkap Kepala Dinkes Bengkalis melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Alwizar SKM.
Selain itu, kata Alwizar, tujuan dari kegiatan yang diikuti petugas kefarmasian dari 18 UPT Puskesmas se-Kabupaten Bengkalis ini, agar mengetahui obat dan perbekalan kesehatan secara menyeluruh sehingga memudahkan perencanaan. Kemudian memudahkan monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan mutu obat sesuai persyaratan.
Dalam pertemuan ini, dihadiri Kepala Unit Pelaksanan Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan Diskes Riau dan Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dan Bidang Kesehatan Masyarakat serta Seksi Kefarmasian dan Perbekalan Kesehatan Dinkes Kabupaten Bengkalis.
Pengelolaan obat secara terpadu merupakan bentuk integrasi lintas program baik dalam rangka penurunan angka kematian ibu, kematian neonatal dan stunting termasuk menurunkan angka kesakitan seperti penyakit menular dan penyakit tidak menular.
Secara terpisah, Kepala UPT Instalasi Farmasi dan Logistik Kesehatan Diskes Riau, Dra Rosna Adji Apt mengatakan, materi manajemen pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan merupakan salah satu kegiatan pelayanan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, pencatatan dan pelaporan serta pemantauan dan evaluasi.
Tantangan yang harus diantisipasi terkait Standar Pelayanan Minimal Kesehatan tahun 2020-2024 perlu peningkatan koordinasi propinsi dan kabupaten dalam sinkronsisai dan kolaborasi program yang terkait. Di antaranya dalam upaya pengelolaan obat dan perbekalan kesehatan di Dinkes kabupaten dan Puskesmas sesuai dengan standar.
Hasil kesepakatan pertemuan ini, perlu menyusun rencana kerja seperti satu kebijakan pemilihan pelayanan obat terpadu, satu standar operasional prosedur (SOP), satu pengawasan laporan, satu sistem informasi yang dituangkan menjadi pelayanan obat terpadu di Puskesmas.
“Kapan lagi kalau tidak mulai sekarang kita komitmen bersama membangun kesehatan dengan integrasi dan harmonisasi pengelolaan perbekalan kesehatan farmasi dari berbagai program secara terpadu,” ungkap Alwizar.(evi)