Datangi Sekolah, TS Diusir Warga

Riau | Senin, 08 April 2013 - 10:23 WIB

PINGGIR (RP) - Dikawal sejumlah aparat kepolisian, oknum mantan Kasek SDN 09 Tasik Serai Kecamatan Pinggir, TS (50) datang ke sekolahnya, Sabtu (6/4). Kedatangannya adalah dalam rangka memberi pengarahan karena hari ini, Senin (8/4), anak-anak kelas VI akan menjalani ujian. Meski niatnya baik, kedatangan TS ke sekolah itu tak diterima masyarakat setempat.

Begitu tahu TS datang, sejumlah warga setempat pun menghadangnya di pintu gerbang sekolah. Meski dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah guru honor yang dituduhkan kepada TS belum terbukti secara hukum, warga setempat tampaknya sudah tak bisa lagi menerima kehadiran TS. Mereka langsung mengusirnya. TS yang sudah dinonaktifkan Dinas Pendidikan Bengkalis itu pun tak bisa lagi diterima warga sebagai guru di sekolah itu. Karena diusir, TS pun terpaksa balik kanan.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Kapolsek Pinggir AKP Hendrik Sitompul Sabtu lepas mengaku, TS minta dikawal karena dia ingin datang ke sekolah memberikan pengarahan untuk para siswa yang akan menghadapi ujian hari ini. “Permintaan TS itu lalu kita koordinasikan dengan pihak RT dan RW setempat. Secara pribadi ketua RT/RW disana tidak ada masalah. Pasalnya, anak-anak memang mau ujian. Namun waktu tiba di sekolah itu, masyarakat datang menghadang. Mereka menolak kehadiran TS di sekolah. Karena tidak diperbolehkan masuk oleh masyarakat, TS pun pulang,” katanya.

Terpisah, Ketua RW 6 Desa Tasik Serai, Wilson Situmorang yang dihubungi wartawan via telepon mengaku heran. Dia sama sekali tak menyangka kalau TS akan berani datang ke sekolah hari itu di bawah kawalan pihak kepolisian. Pasalnya, dalam koordinasi sebelum ini dikatakan bahwa TS akan datang Senin (8/4).

“Karena itulah, saya selaku Ketua RW 6 Tasik Serai tak berani mengambil risiko. Kalau terjadi hal yang tak diinginkan, siapa yang akan bertanggung jawab,” katanya. Dia juga tak yakin dalih TS datang untuk menandatangani dokumen penting.

Menurut Situmorang, kalau dipaksakan masuk ke sekolah, tak tertutup kemungkinan TS akan diamuk massa. Untunglah itu tak terjadi. TS pun tak berani keluar dari mobil. Kalau dia keluar dari mobil, Situmorang tak bisa membayangkan apa reaksi yang muncul dari warga masyarakat yang tak ingin lagi melihat batang hidung TS disana. Apatah lagi menurut Ketua RW, sebagian masyarakat pun terlihat tak puas karena polisi tak kunjung menahan TS hingga kini. Malah polisi pula yang mengawalnya saat datang ke sekolah.

Terkait tidak ditahannya TS, Kapolsek Pinggir AKP Hendrik Sirtompul belum lama ini kepada Riau Pos mengaku bahwa pihaknya masih kekurangan alat bukti yang menguatkan untuk menahan TS. Malah karena tidak adanya saksi pendukung yang melihat langsung kejadian maupun alat bukti lain berupa visum, keterangan ahli mapun pengakuan TS, hingga kini penyidik setempat pun belum bisa menaikkan status TS dari terlapor menjadi tersangka. Namun begitu, berkas perkaranya tetap akan dilimpahkan ke kejaksaan, ucap Hendrik.(sda)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook