DIBALIK TRAGEDI SAMPAN KARAM DI SUNGAI INDRAGIRI

Korban Mau jadi Qori di Acara Maulid Nabi

Riau | Rabu, 08 Februari 2012 - 09:59 WIB

Laporan KASMEDI, Rengat kasmedi@riaupos.co

Tubuh Hendri Gunawan (14) dan Ari Saputra (12) terbujur kaku, tidak ada gelak tawa, ceria canda anak-anak seusianya di rumah itu.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Padahal, sehari sebelumnya, keduanya masih menyisakan kisah bangga bagi kedua orang tuanya.

Orang mana tidak akan pilu ketika melihat buah hatinya pergi untuk selama-lamanya. Mungkin ini pula dirasakan pasangan Uznul Nasution (45) dan Kamelia (41) warga Dusun Sri Tua Desa Redang Kecamatan Rengat Barat.

Dua orang anaknya yang sehari sebelumnya dilaporkan menghilang di sungai Indragiri ditemukan sudah dalam keadaan tidak bernyawa lagi. Sementara seorang lainnya, Ratna Wilis (10) masih belum diketahui dimana rimbanya dan bagaimana keadaannya.

Kini, kedua pasangan itu hanya memiliki satu orang anak perempuan, Witri Arisa (4).

Saat Riau Pos berusaha mengunjungi keluarga sederhana ini, hampir tak sebaris kata pun keluar dari bibir Uznul dan Kamelia. Keduanya masih belum sangup mengutarakan kepedihan hatinya kehilangan anak-anak yang dibanggakannya itu.

Hanya air mata dan sedu sedan mengalir di pelupuk mata keduanya.  

Akhirnya, Riau Pos berusaha menelusuri lewat para tetangga tentang bagaimana keseharian keluarga ini.  Hendri Gunawan adalah pelajar kelas III MTsN Pekan Heran.

Sedangkan Ari Saputra (12) pelajar kelas 6 SDN 006 Redang. Sedangkan Ratna Wilis (10) yang masih belum ditemukan pasca peristiwa naas tersebut adalah pelajar kelas 4 di sekolah yang sama.

Cerita panjang tentang berbagai prestasi yang pernah ditorehkan anak kedua pasangan itu hanya tinggal kenangan. Sesuai rencana, sebelum meninggal dunia salah seorang anaknya yakni, Ari Saputra sudah disiapkan menjadi qori pada peringatan Maulid Nabi yang akan dilaksanakan di Surau tempat mereka mengaji, Surau Zulla Mulhaq.

Begitu juga dengan adik Adi Saputra, Ratna Wilis yang sudah banyak hafal ayat-ayat pendek, dijadwalkan dalam pada peringatan Maulid Nabi sebagai protokol. Namun apa boleh buat, rencana panitia peringatan Maulid Nabi hanya tinggal cerita.

“Untuk pembaca ayat suci Alquran pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW telah ditetapkan, Ari Saputra. Sedangkan adiknya, Ratna Wilis bertindak sebagai protokol pada acara itu,” ujar Quratul Aini guru MDA korban.

Diceritakan guru MDA korban, selama belajar di MDA, kedua korban tidak pernah tidak datang. Bahkan keduanya lebih unggul dari kawan-kawannya tentang hafalan ayat-ayat pendek.

Dengan kegigihanya bejalar Alquran, Ari Saputra berhasil meraih jaura II MTQ tingkat Kecamatan.

Mendengar dan mengetahui kedua korban tidak ada lagi, rekan-rekannya dan guru MDA, tentu saja shok.

Zulla Mulhaq yang sehari-hari merasa bergaul dekat dengan kedua bocah naas ini merasa kehilangan. ‘’Mereka itu suka membantu teman-temannya, anak-anak itu baik-baik,’’ ungkap Zulla.

Dia masih membayangkan bagaimana tekunnya anak-anak tersebut mempersiapkan diri untuk mengikuti puncak Maulid Nabi di kampungnya.

Tidak jauh berbeda, Hendri Gunawan yang sudah mengenyam pendidikan di bangku kelas 3 MTsN Pekan Heran Kecamatan Rengat Barat.

‘’Senin (6/2) saat paman korban datang ke sekolah mengabari kejadian yang dialami putra sulung pasangan Uznul Nasution dan Kamelia. Saat itu pula suasana sekolah menjadi hening, seakan para guru dan siswa tengah membayangkan korban,” ungkap Kepsek MTsN Pekan Heran, Maryati SPdi.

Menurutnya, Hendri sapaan korban merupakan salah satu dari sejumlah siswa yang agak tergolong pendiam. Namun prestasinya dibidang keagamaan cukup menonjol dibanding pelajaran yang lain. Bahkan korban selama menuntut ilmu di MTsN, merupakan siswa yang penurut.

Guru, komite sekolah dan siswa hanya dapat memanjatkan doa dan lantunan surat yasin pada hari Senin (6/2) dan dilanjutkan pada hari Selasa (7/2) dikediamannya.

“Selain doa dan bacaan surat yasin, sebagai bentuk turut berduka cita pihak sekolah telah menggelar uang sosial yang selanjutnya diserahkan kepada keluarga korban,” ucapnya.

Dalam pada itu dari kedua korban yang sudah ditemukan, pada tubuh keduanya (Hendri Gunawan dan Ari Saputra, red) tidak ada perubahan. Keduanya tak ubahnya seperti sedang tidur. Gembung dan lecet serta lainnya yang dikhawatirkan malah tidak ditemukan.

Pada Senin (6/2) malam melalui kesepakan keluarga korban bersama masyarakat, kedua korban langsung dikebumikan. Bahkan, sebelum dikubur persis di sebelah kiri bagian depan rumah, keluarga tidak menginginkan untuk divisum.

Wabup Inhu, H Harman Harmaini SH MM didampingi Plt Ketua DPRD Inhu, Drs Ahmad Arif Ramli, Asisten I, Drs H M Sadar sejumlah pejabat Pemkab Inhu lainnya, Selasa (7/2) mengunjungi keluarga korban di Dusun Sri Tua Desa Redang. Dalam kunjungan itu, Wabup juga tak kalah merasa haru.

Pencarian

Kapolres Inhu, AKBP Hermansyah SH Sik ketika dikonfirmasi Senin (6/2)  disela-sela penemuan korban melalui Kaposek Rengat Barat, Kompol Efrizon mengatakan tim pencari pada Ahad (5/2) sekitar pukul 19.45 WIB sebenarnya berhasil menemukan korban.

Warga bersama tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) dan pihak Kepolisian pada Senin (6/2) mendapati tubuh Hendra Gunawan (14) pukul 19.45 sekitar 500 M dari tempat korban menyeberang sungai.

‘’Beberapa saat berikutnya, sekitar pukul 20.30 WIB menyusul ditemukan adiknya, Ari Saputra (12), berjarak sekitar 50 M dari tempat Hendra ditemukan. Sementara jasad, Ratna Wilis (10) masih dalam pencarian’’, ujarnya.

Orang pertama menjumpai korban Hendri Gunawan, Ijal (38). Saat itu dia melihat  kepala korban dikira kantong plastik asoi. Bahkan Ijal bersama tiga rekannya sempat kaget mengetahui ternyata itu bukan asoi, melainkan kepala korban.

‘’Hanya sebentar saja kagetnya, siap itu hilang. Karena sudah bertekad untuk mencarinya’’, ujarnya.

Sebelum korban dinaikkan keatas sampan, Ijal memanggil rekan-rekannya dan tim yang lain untuk sama-sama mengangkat korban.   

Belum lagi jasad Hendri Gunawan diantarkan ke kerumahnya, warga lain diarah hilir sungai juga sudah mengabarkan telah ditemukannya, Ari Saputra.

Kapolsek menjelaskan, tidak terdapat perubahan terhadap tubuh korban walau  sudah tenggelam lebih kurang 23 jam.

Jasad korban ditemukan mengapung dan pertama terlihat yakni bagian kepalanya.

Masih dijelaskan Kapolsek, hingga Selasa (7/2) malam pihaknya terus melakukan pencarian terhadap korban lainnya yakni, Ratna Wilis.

‘’Pencarian masih terus dilakukan terhadap korban, Ratna Wilis’’, terangnya.

Disela-sela pencarian, Riau Pos berupaya mendekati kedua orang tua bocah-bocah naas tersebut.

Keduanya didamping Sekdes Redang, Bambang Hermanto belum bisa diajak bicara. Keduanya hanya terlihat tertunduk dan sekali-kali mengangguk-angguk kecil.

Dalam pada itu sebagai warga terdengar melantunkan tahlil dan tahmit serta bacaan surat yasin.(bud/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook