MERANTI (RIAUPOS.CO) -- Bupati Kabupaten Kepulauan Meranti Irwan Nasir minta pemerintah pusat memprioritaskan sagu agar masuk dalam komoditi pangan strategis nasional.
Usulan tersebut disampaikan Irwan Nasir kepada Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) melalui Deputi Bidang Sistem Nasional Brigjen TNI Dr Budi Pramono di sekretariat Jalan Merdeka Barat, Jakarta, Rabu (6/11).
Dibeberkan Irwan di hadapan seluruh peserta rapat, dalam mengembang sagu, diperlukan keberpihakan dari pemerintan pusat untuk menjadikannya sebagai sebagai komoditas ketahan pangan strategis nasional.
Namun sayangnya hingga saat ini kebijakan itu belum dilakukan. Makanya kembali mengusulkannya.
"Kita berharap bagaimana sagu dapat menjadi komoditas pangan strategis nasional. Karena saat ini pemerintah hanya fokus pada padi, jagung, kedelai (Pajale), dan kita berharap sagu juga dapat masuk menjadi Pajalegu, padahal sagu merupakan pangan asli Indonesia dan satu-satunya yang tidak diimpor," bebernya.
Menurut Bupati, jika Pemerintah Pusat dapat menyambut hal itu, maka diprediksi industri sagu diyakininya dapat menggeliat.
Selanjutnya soal impor terigu Indonesia mencapai 10 ribu ton per tahun, jika 10 persen saja industri besar makanan menggunakan bahan baku sagu, maka sagu akan berkembang.
Terkait perlunya kebijakan untuk pengembangan bidang hilirisasi industri sagu sehingga berdampak kepada turunannya. Makanya perlu sosialisasi agar masyarakat kembali mengonsumsi sagu.
Sebab dari pandangannya, sagu bukan lagi menjadi makanan kelas dua namun makanan nikmat dan sehat yang telah menjadi tren bagi masyarakat Eropa.
Dari hasil penelitian Wantannas, jika sagu yang ada di Indonesia dapat diolah dan dimanfaatkan secara maksimal. Mereka meyakini sagu mampu mencukupi keperluan pangan dua kali lipat penduduk Indonesia.
Seperti diketahui, potensi sagu Indonesia mencapai 1,5 juta hektare terbesar berada di wilayah Meranti yang diikuti Papua kurang lebih 50 ribu hektare. Meski hanya sebagian kecil namun Meranti merupakan pemasok 80 persen keperluan sagu nasional.
Sagu Meranti untuk pasar lokal dibawa ke Cirebon dan Surabaya, sementara ke luar negeri Malaysia, Jepang, Singapura, Cina, dan Korea Selatan.
Menanggapi hal itu, Brigjen TNI Dr Budi Pramono mengaku pihaknya sedang berupaya mewujudkan harapan Bupati Meranti Irwan Nasir.
Namun untuk mengembangkan sagu, menurutnya tidak cukup hanya bermodalkan bahan baku tapi diperlukan upaya industrialisasi yang masif agar pemanfaatannya dapat maksimal.
Dengan demikian Wantannasberjanji akan membuat surat ke Presiden RI untuk menjadikan sagu sebagai food security pertahanan pangan.
"Kita jangan menunggu krisis pangan dulu, tapi kita harus mendahuluinya, agar Indonesia bisa survive, dan mampu mewujudkan Indonesia emas 2045 mendatang," ujarnya.(wir)