ROHUL (RIAUPOS.CO) - Ribuan Jamaah Tareqat Naqsabandiyah Jumat (23/10) lalu menghadiri haul ke-56 tokoh pengembang Tareqat Naqsabandiyah Syekh Ibrahim Al-Kholidi Naqsabandi di Masjid Syekh Ibrahim di Desa Koto Tinggi, Kecamatan Rambah.
Turut hadir Bupati Rohul Drs H Achmad MSi yang juga cucu dari almarhum Syekh Ibrahim Al-Kholidi Naqsabandi, Wakil Bupati Rohul Ir H Hafith Syukri MM, Forkopimda, segenap keluarga besar Syekh Ibrahim, para kepala SKPD di lingkungan Pemkab Rohul.
Haul tersebut dihadiri ratusan jamaah tarikat dari perwakilan tiga Provinsi, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Utara. Juga hadir Mursyid-mursyidin, Khalifah dan anggota jamaah Tareqat Naqsabandiah se-Rokan Hulu dan penceramah ustaz Abdul Somad LC MA.
Dalam sambutanya, bupati menyebutkan, haul ke-56 Syekh Ibrahim ini merupakan wahana untuk mengingat kembali, bahwa sesungguhnya Rohul banyak melahirkan tokoh-tokoh sufi yang berpengaruh. Tidak hanya berpengaruh di Rohul saja, tetapi di Riau, Indonesia dan juga dunia. Sehingga negeri ini layak dijuluki dengan julukan Negeri Seribu Suluk.
‘’Patut kita bersyukur, bahwa negeri kita ini sesungguhnya banyak melahirkan sufi-sufi terkenal yang berpengaruh dalam perkembangan Islam dan sendi-sendi kehidupan sosial masyarakat. Peringatan haul ini, bentuk penghargaan kita kepada mereka, sehingga semangat mereka dahulu bisa terus kita ingat dan kita aplikasikan di kehidupan sekarang dan di masa mendatang,’’sebutnya.
Bupati dua periode itu menjelaskan, betapa sulitnya dulu para tokoh dan ulama mencari sesuatu. Artinya taufik dan rahmat itu tak akan turun, dalam artian mereka harus bertakwa dan ibadah dulu. Tentunya ulama terdahulu dapat menjadi suri tauladan dan motivasi dalam menjalan dunia dan akhirat. Tentunya, sejarah dan kehidupan para ulama, menjadi investasi bagi masyarakat. Karena mereka dalam melaksanakan ibadah, ibarat sungai mengalir.
‘’Kalau dulu banyak tantangan dan keterbatasan, para ulama dapat berbuat sesuatu.Kenapa dengan kecanggihan zaman dan teknologi sekarang, tak bisa berbuat. Inilah salah satu tujuan haul yang kita laksanakan.Simbol-simbol keagamaan harus dibuat, bukan simbol, tapi ruh keagamaan harus ada ditengah masyarakat. Berdenyut ibarat nadi,” katanya.
Ia menjelaskan semasa hidup Syekh Ibrahim, banyak mengajarkan sifat-sifat mulia yang diaplikasikanya dalam kehidupan sehari-hari.(adv/mal)