Banjir Mulai Genangi Pemukiman di Bagansiapi-api

Riau | Kamis, 07 November 2013 - 09:29 WIB

BAGANSIAPI-API (RP) - Banjir mulai terjadi di sejumlah tempat di Bagansiapi-api, akibat curah hujan tinggi sebulan terakhir.

Meski genangan air rata-rata hanya setinggi mata kaki pria dewasa namun hal itu cukup menganggu kenyamanan warga.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Seperti dikatakan Asbinsyah, dengan kondisi tempat tinggalnya yang banjir membuatnya enggan keluar rumah kecuali untuk keperluan penting.

‘’Jadi malas keluar, apalagi halaman tergenang terus,’’ kata pria yang kos di Jalan Madrasah, Bagansiapi-api ini, Rabu (6/11). Selain itu warga juga mulai kesulitan mencari air bersih untuk keperluan mandi dan mencuci.

Beberapa tempat atau ruas jalan yang terkena banjir terdapat di Kepenghuluan Bagan Jawa, Bagan Jawa Pesisir, Kelurahan Bagan Kota, Kelurahan Bagan Timur pada beberapa titik saja. Meskipun belum berdampak luas namun warga mengaku cemas.

‘’Karena permukaan air terus mengalami kenaikan,’’ kata Asbinsyah.

‘’Setiap hari saya lihat banjir terus saja bertambah. Saat ini rumah saya sudah dimasuki banjir hingga di semua ruang rumah. Begitu juga rumah warga lainnya. Tidak ada lagi tempat lantai yang bisa diduduki selain kursi dan tempat kasur yang belum di rendam banjir,’’ kata Marpuah, warga di Kelurahan Bagan Timur, Bangko.

Menurut Marpuah, hujan turun hampir setiap hari, baik pada malam hari maupun siang kadang-kadang hujan disertai petir dan hujan lebat.

Sehingga tidak menjamin banjir akan surut cepat. Ini diperparah dengan buruknya aliran atau pun daerah resapan air, yang dengan mudah menyebabkan air meluap ke pemukiman warga. Menurut Marpuah bila tidak segera diatasi bisa-bisa warga terpaksa mengungsi.

Tidak jauh berbeda di Kepenghuluan Bagan Jawa, banjir sudah mulai menggenangi jalan dan rumah warga di Jalan Sempurna Bagan Jawa.

‘’Sekitar 100 KK warga di Jalan Sempurna yang terancam akibat banjir ini, karena sebagian jalan masih banyak yang belum di aspal. Sehingga dengan banjir ini maka jalan sangat sulit di lewati, yang saya kasihan anak-anak sekolah sulit untuk melintas di karena banjir ini, saat ini memang belum ada rumah yang kebanjiran namun semua jalan sudah terkena banjir. Kalau masih hujan lagi maka kemungkinan besar banjir masuk ke rumah,’’ kata warga Ruslan.

Terpisah, banjir juga mulai terjadi di Kecamatan Kubu. Seperti disampaikan salah seorang warga, Jul melalui sambungan telepon.

‘’Banjir mulai terjadi di Desa Teluk Piyai, Teluk Piyai Pesisir Kecamatan Kubu dan Desa Sungai Panji Kecamatan Kubu Babussalam,’’ kata Jul. Tapi sejauh ini lanjutnya keadaan masih terlihat normal dan aktivitas masyarakat belum terganggu karena genangan air tidak begitu tinggi.

Dua Ratus Hektare Lahan Pertanian Terendam

Lahan pertanian tanaman pangan seluas sekitar 200 hektare yang sudah berisikan padi rata-rata berumur satu bulan lebih di Kepenghuluan Paritaman, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rohil terendam banjir.

Banjir yang merendami ratusan hektare lahan di Kepenghuluan Paritaman tersebut sebagian besar disebabkan oleh tingginya tingkat curah hujan serta belum lancarnya kanal seperti Sungai Paritaman.

‘’Untuk rumah penduduk, kondisinya boleh dikatakan tidak ada yang terendam. Artinya, khusus rumah, kondisinya masih aman. Tapi, untuk lahan pertanian yang sudah ditanami padi, ada yang terendam banjir,’’ kata Penghulu Paritaman, Rusman yang ditemui Riau Pos, Rabu (6/11) usai mengikuti kegiatan di Kantor Kecamatan Bangko.

Luas lahan pertanian yang sudah terendam banjir di Kepenghuluan Paritaman itu, tambah Rusman, mencapai sekitar 200 hektare. Lahan tersebut sudah ditanami padi yang umurnya baru sekitar satu atau dua bulan.  

‘’Padi yang terendam itu sebagian besar adalah jenis sigudang. Kondisinya macam-macam. Ada yang terendam secara keseluruhan sampai tidak kelihatan,’’ kata Rusman.

Dengan kondisi seperti itu, tambah Rusman, nusibah banjir yang telah terjadi tersebut bisa membuat gagal tanam.

‘’Artinya, bukan gagal panennya. Tapi, gagal tanam. Di mana, padi yang ditanam sekarang ini sudah terendam. Kalau sampai sepekan, padi yang ditanam itu bisa rusak.(fad/sah)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook