Optimalkan Kearifan Tradisi

Riau | Senin, 07 Oktober 2013 - 09:46 WIB

PELALAWAN (RP) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pelalawan terusmelakukan promosi wisata bono yang diharapkan mampu mengundang wisatawan asing maupun lokal, namun dibalik itu, perlu pengoptimalan kearifan lokal atau tradisi budaya daerah  untuk membentengi pengaruh asing yang  cenderung negatif dan tidak sesuai dengan kondisi daerah ini.

Demikian disampaikan Bupati Pelalawan HM Harris kepada Riau Pos, Ahad (6/10) di Pangkalankerinci.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Menurutnya, sebagai negeri yang kental akan keragaman budaya lokal yang arif, seharusnya dapat membentengi segala akses negatif yang ditimbulkan dari budaya luar maupun era globalisasi.

‘’Saat ini kita akan terus mempromosikan objek wisata gelombang bono yang berada di Kecamatan Teluk Meranti yang telah dikenal dunia. Padahal, dulu gelombang bono ini sangat ditakuti masyarakat, khususnya warga Kecamatan Teluk Meranti, tapi sekarang keajaiban dunia tersebut justru digemari oleh masyarakat banyak. Dan saat ini, sudah banyak turis yang datang menikmatinya karena di dunia ini cuma ada dua gelombang yang seperti itu yakni Brazil dan di Pelalawan,’’ terang bupati.

Diungkapkan Harris, dengan bayaknya turis yang datang mengunjungi wisata bono tersebut, sehingga dikhawatirkan akan mengakibatkan terjadinya transformasi budaya.

Dan ini merupakan tantangan yang harus dijaga. Karena kearifan lokal memiliki arti penting sebagai modal sosial untuk menanggulangi berbagai dampak masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya negeri ini.

‘’Untuk itu, jangan sampai budaya mereka jadi teradopsi oleh kita. Dan pendidikan moral harus mendapatkan porsi yang lebih, sebab ini merupakan tantangan bagi kita meski di sisi lain pembangunan sudah berjalan degan baik,’’ beber HM Harris.

Dijelaskannya, dengan banyaknya para turis mancanegara yang berkunjung ke daerah ini, tentu akan terjadi transformasi budaya. Budaya yang dibawa oleh para turis mancanegara belum tentu sesuai dengan budaya di tengah masyarakat di daerah ini.

‘’Artinya, karena di daerah kita ini sebuah lokasi objek wisata gelombang bono  sangat diminati para turis mancanegara yang datang berselancar setiap bulannya, maka pengoptimalan kearifan tradisi budaya daerah harus terus ditingkatkan melalui pendekatan religius,’’ ujarnya.

Bupati menambahkan, adanya kemajuan pembangunan dari dampak adanya objek wisata gelombang bono di daerah ini,  perlu menjadi perhatian serius.(adv/a)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook