IN MEMORIAM H THAMRIN NASUTION

”Bapak Tak Pernah Menyerah, Terus Berkarya untuk Riau’’

Riau | Jumat, 07 September 2012 - 10:02 WIB

”Bapak Tak Pernah Menyerah, Terus Berkarya untuk Riau’’
ANGKAT JENAZAH: Keluarga dan kerabat mengangkat jenazah almarhum Thamrin Nasution untuk dikebumikan, Kamis (6/9/2012). foto:teguh prihatna/riaupos

PEKANBARU (RP) - Riau berduka. Salah seorang putra terbaiknya, H Thamrin Nasution menghadap sang Khalik, Kamis (6/9) pukul 11.30 WIB.

Anak jati Pasirpengaraian, Kabupaten Rokan Hulu ini meninggal dunia di kediamannya Jalan Permata Sari No 2, Pekanbaru.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Jenazah almarhum dikebumikan sesudah Salat Ashar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Labuai, Pekanbaru.

Thamrin Nasution yang dilahirkan pada 24 Januari 1942 ini wafat dalam usia 70 tahun. Ia meninggalkan tiga orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan.

Sesepuh Partai Golkar ini pergi dalam keadaan tenang di hadapan keluarga tercintanya, setelah mengucapkan Allahu Akbar.

Kepergian mantan anggota DRPD Riau itu sama sekali tidak diduga oleh pihak keluarga. Karena sebelumnya, almarhum masih terlihat sehat. Namun perubahan yang terlihat sejak beberapa hari belakangan, ia tidak lagi mau makan nasi.

Setiap harinya almarhum lebih banyak memilih untuk memakan roti sebagai pengisi perutnya. Pantauan Riau Pos di rumah duka, satu persatu dari sahabat almarhum terlihat berdatangan. Sembari membacakan doa untuk almarhum.

Tampak hadir melayat Gubernur Riau HM Rusli Zainal, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit, Sekretaris Daerah Provinsi Riau Wan Syamsir Yus, Asisten II Pemko Pekanbaru Zulfikar dan masih banyak lagi para sahabat almarhum lainnya yang datang menjenguk pada saat itu. Di sisi lain, papan karangan bunga ucapan duka cita atas meninggalnya almarhum juga terlihat terus berdatangan.

Silvi, menantu dari anak ketiga almarhum kepada Riau Pos menceritakan, beberapa tahun yang lalu almarhum pernah mengidap penyakit gagal ginjal. Ketika itu sempat dirawat di Rumah Sakit Gleneagles Kuala Lumpur.      

Setelah dinyatakan sehat, ia diizinkan pulang oleh dokter di rumah sakit tersebut. Namun belakangan ia kembali jatuh sakit dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Ibnu Sina, Pekanbaru selama lima bulan.

Sebelum bulan Ramadan lalu, pria yang pernah menjabat sebagai Ketua Soksi Riau ini kembali dinyatakan sehat dan diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit.  

‘’Kita semua tidak ada yang menyangka kalau hari ini Bapak akan pergi untuk selamanya,’’ ungkap Silvi.

Dalam kesehariannya kata Silvi, almarhum merupakan sosok pria yang tidak pernah menyerah. Semangatnya tetap tinggi, walaupun kondisinya dalam keadaan sakit.

Bahkan sejumlah tokoh yang hendak maju menjadi Calon Gubernur Riau pada 2013 mendatang selalu datang ke rumah sekadar untuk bertukar pikiran.

‘’Setelah pensium dari pekerjaannya sebagai anggota DPRD Provinsi Riau, Bapak tidak pernah menyerah. Ia terus berkarya untuk Riau. Bahkan pada saat Bupati Rohul Achmad melakukan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di daerah Kampar, Bapak masih sempat mengikutinya,’’ ceritanya.

Minta Dikuburkan di Samping Makam Ayah

Sementara Butet (48), adek sepupu dari almarhum, sekitar sebulan yang lalu suami dari Syamsiah Bakar Umar ini pernah berpesan kepada keluarga.

Jika ia meninggal dunia, mohon agar dimakamkan tepat di samping pusara ayahnya yang berada di TPU Kelurahan Tangkerang Labuai.

‘’Almarhum berpesan, kalau dia meninggal dunia agar di makamkan di samping pusara ayahnya. Kemudian Beliau juga berpesan, kalau ia meninggal dunia agar segera dikebumikan. Beliau tidak meminta agar anak-anaknya yang berada di Jakarta dan Kuala Lumpur ditunggu. Terakhir sekitar pukul 11.30 WIB itu, almarhum bilang sama saya, ia mau tidur. Pada waktu itu ia sempat mengucapkan Allahu Akbar dengan tangan dalam kondisi terlipat. Setelah mengucapkan itu, badannya langsung lepas dan tidak bernapas lagi,’’ terang Butet.

Melihat kondisi tersebut, terang Butet, ia berusaha memanggil anak ketiga almarhum, Andri. Ternyata firasatnya memang benar, saat Andri menempelkan jari tangannya di hidung almarhum, ketika itu sudah tidak bernafas. Saat dirasa denyut nadi pada pergelangan tangannya juga tidak terasa. Pada saat itu semua tubuhnya juga sudah dalam keadaan dingin.

‘’Andri langsung bilang, Bapak sudah meninggal. Kami sekeluarga langsung berkumpul,’’ ujarnya.

Banyak Berkontribusi untuk Riau

Gubernur Riau HM Rusli Zainal SE MP mengatakan, kepergian tokoh politik itu merupakan kehilangan yang sangat besar bagi masyarakat Riau. Pasalnya, Thamrin dinilai telah banyak berkontribusi di Bumi Melayu Lancang Kuning.

‘’Semua orang mengenal tokoh politik Thamrin Nasution. Ia merupakan pribadi yang bersahaja dan sangat bersahabat. Apalagi dalam mendukung pembangunan daerah,’’ papar Gubri usai melayat di rumah duka. Gubri mengharapkan kepergian salah seorang putra terbaik Riau itu dapat menjadi pelajaran bagi generasi muda untuk dapat meningkatkan semangat membangun daerah. Selain itu, keluarga yang ditinggalkan diharapkan bersabar dan senantiasa mendoakan almarhum.

‘’Atas nama pemerintah dan masyarakat saya mengucapkan belasungkawa. Semoga arwah almarhum diterima Allah dan kepada yang ditinggalkan diberi ketabahan,’’ imbuh Gubri.

Di sisi lain, Wakil Gubernur Riau HR Mambang Mit kepada Riau Pos mengungkapkan, almarhum merupakan seorang sosok pejuang untuk kepentingan Riau.

Dimanapun berada, almarhum selalu memperhatikan Riau, baik ketika masih berada di Jakarta, terlebih lagi pada saat sudah kembali ke Riau. Almarhum terus berbuat untuk kemajuan Riau.

Bahkan, kata Mambang Mit, semua orang sudah tahu. Lewat sentuhan tangannya di bidang perpolitikan, banyak keberhasilan yang sudah bisa diraih oleh Riau. Almarhum juga sudah sangat banyak membidani pemimpin-pemimpin yang ada di Riau.

Peran almarhum sendiri katanya juga sangat besar. Makanya, sebut Mambang, tidak salah kalau saat ini Riau merasa kehilangan seorang tokoh seperti almarhum.

‘’Almarhum dalam berkomunikasi sangat baik dan beliau juga banyak teman. Terlebih lagi memang beliau kalau untuk kepentingan Riau tanpa disuruhpun tetap bekerja. Kita mengucapkan selamat jalan kepada pejuang tokoh Riau, bapak kita Thamrin Nasution menghadap Sang Khalik. Semoga diampuni segala dosanya, diterima segala amalnya, dan dilepaskan dari siksaan kubur serta diberikan tempat yang sebaik-baiknya di sisi Allah SWT. Kepada keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dalam menerima cobaan ini,’’ ungkapnya.

Sosok Thamrin Nasution menurutnya merupakan sosok pejuang sejati yang semasa hidupnya tidak pernah melupakan Riau.

‘’Ia tidak pernah lelah dan terus menyuarakan dan memperjuangkan Riau. Apalagi yang berhubungan dengan masyarakat,’’ tutur Wagubri.

Ia juga menilai, pribadi almarhum merupakan pribadi yang patut untuk dijadikan tauladan.

‘’Dalam berpartai politik, ia piawai dan sentuhan tangannya berhasil dalam meraih kedudukan politik di Riau. Kita harus bangga kepada putra terbaik Riau itu,’’ papar Mambang Mit.

Sementara itu, Mantan Wali Kota Dumai yang juga Sekdaprov Riau H Wan Syamsir Yus juga mengaku berduka dengan kepergian tokoh masyarakat Riau itu. Menurutnya, figur Thamrin merupakan sosok yang tegas dalam bersikap.

Ini terlihat dari setiap langkah dan pemikiran yang diberikannya konsisten. Apalagi yang berpihak untuk kepentingan masyarakat dan pembangunan di Riau.

‘’Kita tentunya kehilangan. Bahkan, masyarakat Riau kehilangan salah seorang putra terbaik daerah. Marilah sama-sama kita mendoakannya. Semoga beliau diterima di sisi Allah SWT,’’ ungkap Wan Syamsir.

Anggota DPRD Riau H Abu Bakar Siddik yang juga Wakil Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Riau terkejut saat mendapat kabar meninggalnya H Thamrin Nasution. Meski sudah lama mendengar beliau sudah sakit-sakitan.

‘’Kita kehilangan tokoh politik senior, nama besar yang juga pernah membuat sejarah politik di Riau,’’ ujar Abu Bakar Siddik.

Menurutnya, Thamrin Nasution bersama tokoh-tokoh lainnya merupakan aktor pada peristiwa 2 September 1985 yang membuka sejarah politik daerah dan nasional.

 Saat itu, Thamrin dan kawan-kawan berhasil memenangkan Ismail Suko (almarhum) melawan calon yang direstui pusat dalam pemilihan gubernur di DPRD Riau. Peristiwa itu telah tercatat sebagai sejarah perlawanan politik di era Orde Baru yang sentralistik.  

‘’Pada peristiwa itu, peran strategis Thamrin yang juga Ketua Fraksi Karya Pembangunan (Golkar) terlihat besar bersama beberapa tokoh lainnya. Mereka menerobos kesemena-menaan pemerintah pusat,’’ tambahnya. Meski pada saat itu Ismail Suko akhirnya mundur, tapi peristiwa tersebut telah membuka mata pusat.

Thamrin menurutnya, juga politisi besar yang sudah banyak melahirkan tokoh.

‘’Selain itu Thamrin juga tokoh yang berpikir rasional, pro aktif. Meski beliau juga selalu mengingatkan kader Golkar untuk selalu kritis melihat persoalan yang terjadi. Memang terkesan ada kontroversi, tapi peran antagonis tersebut untuk kemajuan partai,’’ jelasnya.  

Sementara itu, anggota Fraksi Golkar Zulfan Heri mengatakan, bagi dirinya, Thamrin Nasution merupakan guru politik. Thamrin, selain ia sukses tapi juga banyak mengantarkan anak muda menduduki puncak kekuasaan.  

‘’Secara pribadi, saya banyak belajar dari dia dan juga dimentorinya. Kalau soal ideologi berpartai, kesetiaan, wawasan, strategi itu ada pada dia. Sejarah politik di Riau mencatat bahwa ia berani melawan rezim Soeharto yang saat itu didukung militer.  Ia tunjukkan sikap oposisi, dan itu luar biasa suksesnya,’’ jelasnya.

Thamrin, menurutnya, hidup sederhana dengan tradisi intelektual dan berpolitiknya yang cukup bagus.

Bagi Zulfan sendiri, Thamrin Nasution bersama almarhum Soegianto memberi kenangan sendiri karena keduanya telah memberi ruang pemikiran bagi masuknya konsep pemenangan Pilgubri yang ditawarkannya kepada Partai Golkar saat itu.(lim/rio/ans/ila)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook