DURI (RIAUPOS.CO) - Bencana gempa berturut-turut yang baru saja menimpa Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat membuat umat Islam di negeri ini turut belasungkawa dan berduka mendalam. Apalagi gempa tersebut telah merenggut nyawa puluhan jiwa. Belum lagi korban yang cedera berat dan ringan serta kerugian materil yang tidak sedikit.

“Sebagai umat Islam di Duri khususnya dan di Riau pada umumnya, kami ikut belasungkawa dan berduka mendalam atas musibah tersebut. Apalagi banyak saudara-saudara kita umat Islam di sana yang jadi korban,” kata pemuka masyarakat Mandau, H Selamat Simamora di Duri, Senin (6/8).

Anggota Majelis Syura DPW Front Pembela Islam (FPI) Riau ini berharap umat bisa introspeksi diri atas musibah tersebut. Menurutnya, musibah ini adalah teguran keras dari Allah atas perbuatan manusia. “Patut diduga bahwa musibah ini diturunkan Allah sebagai ganjaran atas dosa-dosa manusia, mulai dari pemimpin hingga rakyat jelata. Maka bertobatlah semua,” katanya.

Simamora menengarai musibah gempa ini berkait-kelindan dengan pariwisata Lombok yang diduga kuat telah dirasuki minuman keras, narkoba, serta perbuatan maksiat.

Simamora mengaku tak sembarang bercakap tentang azab Allah tersebut. Ia bercerita tentang gempa di Iran di zaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Khalifah turun ke TKP. Yang dia tanya bukan berapa korban jiwa atau kerugian materil. Melainkan Umar menyeru, ‘‘Wahai penduduk negeri, dosa apa yang telah kalian buat hingga Allah menurunkan azab seperti ini?’’

Agar musibah serupa tak terulang kembali, Simamora berharap kepada seluruh pihak, baik di Lombok NTB, maupun di segenap ceruk bumi nusantara Indonesia bisa kembali ke pangkal jalan. “Untuk menghindari azab Allah, buatlah pariwisata yang benar-benar relijius, tidak bertentangan dengan norma adat dan budaya, serta bebas dari miras, narkoba, dan maksiat,” pungkasnya.(sda)