PETI Marak, Camat-Kapolsek Harus Ditegur

Riau | Kamis, 07 Juni 2018 - 11:32 WIB

TELUKKUANTAN (RIAUPOS.CO) - Anggota DPRD Kuansing Jefri Antoni ST menilai, Bupati dan Kapolres Kuansing tidak ada komitmen untuk menyelematkan Sungai Kuantan dari pencemaran. Buktinya, saat Camat, Kapolsek dan masyarakat di Pangean sukses mensterilkan aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) di Sungai Kuantan, namun di kecamatan lain dinilainya aktivitas yang mencemari sungai itu masih marak. Akibatnya sungai tetap keruh.

Baca Juga :Petani di Sijunjung Meninggal Tersambar Petir, BPJS Ketenagakerjaan Gerak Cepat Bayarkan Manfaat

Harusnya, kata Jefri, Bupati dan Kapolres Kuansing memberikan teguran keras atau sanksi tegas kepada Camat dan Kapolsek aktivitas PETI masih marak di wilayahnya. Dan disamping itu, keberhasilan kecamatan yang bisa sterilkan PETI dari sungai terbesar di Kuansing itu juga harus diapresiasi, seperti Pangean, Benai, Kuantan Hilir dan Kuantan Hilir Seberang.

“Jadi, Bupati dan Kapolres harus wajib memberi teguran keras kepada camat dan kapolsek yang belum berhasil memberantas PETI. Harus diberi mereka tenggat waktu. Ini yang harus dilakukan kalau kita semua memang komit untuk mensterilkan sungai kuantan dari PETI. Dan sekarang ini yang tidak ada. Dan wajar kami mempertanyakan seperti apa komitmen mereka untuk menyelamatkan lingkungan di Kuansing,” kata Jefri Antoni kepada Riau Pos, akhir pekan lalu.

Penertiban PETI ini diminta Legislator domisili Pangean jangan pandang buluh. Jangan tebang pilih. Keberhasilan Pangean tertibkan PETI di sepanjang Sungai Kuantan menurutnya harus diiringi pula dengan komitmen bersama menertibkan PETI di kecamatan-kecamatan lain.

“Saat kami sudah berhasil tertibkan PETI, kecamatan lain harusnya juga bisa menertibkan. Tapi kan dalam prakteknya tidak. Buktinya air sungai masih keruh. Sepertinya memang hanya kami yang komit. Sayang, saat kapolsek bersama camat yang didukung masyarakat berhasil tertibkan PETI, tidak ada reward yang mereka terima. Tapi kalau marak, mereka yang disalahkan.(jps)

 Disitu tidak adil rasanya,” dikeluhkannya.

Jika Pemkab bersama Polres tidak tegas soal ini, diakui Jefri, percuma upaya masyarakat Pangean selamatkan Sungai Kuantan. Karena di tempat lain masih marak, termasuk juga penambangan yang menurutnya juga marak dilakukan di wilayah Sumatera Barat, hulunya sungai kuantan.

“Kami sudah komit, tapi yang lain tidak. Rasanya percuma, karena kami tetap menikmati air keruh. Bupati dan Polres jangan hanya diam. Kalau memang tak bisa, ya bagusnya sama-sama aja kita merusak sungai ini. Sama-sama kita mendongfeng,” dikesalkan Jefri.(jps)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook