Gubri: Budaya Alas Pembangunan Daerah

Riau | Kamis, 07 Juni 2012 - 08:41 WIB

PEKANBARU (RP) - Gubernur Riau, Datuk Setia Amanah HM Rusli Zainal SE MP menilai budaya memiliki peran substansi sebagai alas pembangunan.

Untuk itu, pengembangan adat dan budaya harus dapat dilaksanakan secara manyeluruh, sehingga dapat mewujudkan Melayu bermarwah dan bermartabat.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Komitmen itu disampaikan Gubri di sela-sela peringatan milad ke-42 Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) di Balai Adat Pekanbaru, Rabu (6/6).

Menurutnya, di usia ke-42, LAMR sudah berperan sebagai teraju dalam pengembangan kebudayaan.

Gubri menilai, semangat tersebut bersinergi positif dengan komitmen Pemprov Riau yang tertuang dalam Perda Nomor: 36/2000 tentang Visi Riau 2020.

‘’Oleh karena itu, peringatan dan proses keadatan seperti ini dapat terus kita tingkatkan. Tuah sakti hamba negeri, esa hilang dua terbilang, patah tumbuh hilang berganti, takkan Melayu hilang di bumi,’’ tegasnya.

Datuk Setia Amanah Rusli Zainal juga menambahkan, adat Melayu tidak boleh terkikis dengan perkembangan zaman. ‘’Kita sudah tidak mungkin membendung budaya asing dengan kemajuan sains dan teknologi. Untuk itu, kita perlu mengantisipasi dengan memasukkan budaya-budaya Melayu dalam kehidupan sehari-hari,’’ ulasnya.

Gubri juga mengajak seluruh elemen masyarakat menggali sejumlah potensi dalam pengembangan budaya.

‘’Sempena 42, Pemprov Riau memberikan apresiasi kepada LAMR sebagai haluan dalam pengembangan budaya di masyarakat,’’ tuturnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Ketua DPRD Riau Johar Firdaus, Ketua Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Tenas Effendy, Ketua Dewan Pengurus Harian (DPH) LAMR Al azhar, bupati/wali kota se-Riau, tokoh masyarakat, alim ulama dan ratusan tamu undangan.

Tenas menyampaikan Provinsi Riau terdiri dari banyak suku dan etnis. Untuk itu perlu semangat persatuan dan kesatuan dalam menciptakan suasana yang harmonis.

Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung beberapa permasalahan yang terjadi di Riau belakangan ini.

‘’Tolonglah setiap masalah diselesaikan secara bijak dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai dijadikan alat-alat politik. Mari bersama-sama kita mendukung pelaksanaan PON,’’ imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Harian DPH (LAMR) Al azhar mengatakan, 42 tahun merupakan perjalanan panjang dalam pengembangan budaya.

‘’Peringatan hari jadi ke-42 kami maksudkan sebagai momen khusus menyegarkan renungan dan ingatan berbuah kesadaran dalam mencerna tantangan perubahan dan bersemangat untuk memastikan suatu hal. Yakni, negeri ini adalah tanah air kebudayaan Melayu,’’ tuturnya.

Dalam kesempatan itu, Al azhar juga mengukuhkan Mislan Umar SE MP sebagai Sekretaris Jendral (Sekjen) Presidium Jaringan Komunikasi Masyarakat Melayu (Jarkom) Riau.

Menurutnya, Jarkom akan menjadi tempat untuk melestarikan budaya Melayu di Bumi Lancang Kuning. Jaringan komunikasi ini akan menjadi sarana media perpanjangan informasi, membela serta memperjuangkan nasib anak-anak watan yang menjadi anggotanya.

‘’Sering kita lupa bahwa kita adalah anak-anak watan yang menjadi pewaris sah di tanah Melayu ini,’’ katanya.

Ia menambahkan, selama ini masyarakat Melayu adalah orang-orang terpinggirkan.

‘’Kami harap, puak-puak Melayu yang tergabung dalam lembaga ini bersungguh-sungguh memperjuangkan jati diri anak Melayu, lebih-lebih kesejahteraan ekonomis dan sosial,’’ harapnya.

Sementara itu Tenas Effendy yang ditemui Riau Pos usai acara mengaku merasa sedikit cemas dengan kondisi sekarang. Di satu sisi, Riau sudah mencanangkannya sebagai pusat kebudayaan Melayu di Asia Tenggara.

Tapi di sisi lain, justru apa yang dilakukan untuk menggapai cita-cita itu belum banyak terlihat.

Karena itu, harus dirancang program untuk mempercepat upaya untuk mewujudkan Visi Riau 2020 tersebut. Sejauh ini, upaya yang dilakukan lebih banyak berkesenian. Padahal kebudayaan tidak saja meliput kesenian. Tapi banyak item yang menjadikan kalau Riau sebagai pusat kebudayaan Melayu.

Di 2012 ini, LAM Riau telah menyiapkan program masuk sekolah dan kampung. Itu tidak lain dilakukan, untuk mempercepat pencapaian Visi Riau 2020 tersebut.

‘’Upaya untuk mewujudkan itu harus terus dilakukan. Apa yang sudah bagus harus dilanjutkan. Dan untuk mewujudkan itu, semua komponen masyarakat Riau harus membanting tulang,’’ ujarnya.(dac/rio)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook