PEKANBARU (RP)- Tokoh Melayu asal Singapura, Cik Guru Rohan dan Cik Guru Ali, Jumat (6/4) berkunjung ke Balai Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR).
Kedatangan kalangan tokoh Melayu Singapura ini disambut langsung Ketua MKA Dr HC Tenas Effendy, Sekretaris MKA Burhanuddin, Ketua DPH LAMR Drs Al azhar, Sekretaris DPH Drs HM Wardan MP, serta jajaran pengurus MKA dan DPH LAMR.
Dalam pertemuan itu, tokoh Melayu Singapura dari Kesatuan Guru-Guru Melayu Singapura menyebutkan, dia banyak termotivasi dari Tenas Effendy dalam beberapa kali pertemuan di Singapura untuk mengangkat dan mengembangkan kembali kebudayaan Melayu di Singapura kembali. Karena itu, mereka datang ke Pekanbaru Riau untuk saling tukar informasi dalam upaya pengembangan Melayu di Singapura.
Sehingga mereka bisa menyampaikannya pada orang banyak. Cik Guru Rohan menyebutkan, kalau di Singapura telah ada kesatuan guru-guru Melayu Singapura yang sudah berdiri cukup lama. Keberadaannya memiliki dwi fungsi, yakni meningkatkan profesional, kursus-kursus bahasa dan budaya Melayu.
Bahkan saat ini sudah 700 orang anggota yang mayoritas pendidik subjek bahasa Melayu. Tapi sebagian juga sebagai guru pendidik guru matematika, bahasa Inggris dan sain. Menteri Pendidikan Singapura telah meletakkan nilai pendidikan sebagai yang utama. Mereka menilai kalau Pekanbaru menjadi pusat perkembangan yang dapat menampung pendidikan atau perkongsian adat Melayu yang otentik.
Rektor Unilak, Prof Dr Safrani menawarkan perlu dilanjutkan kerja sama. Apalagi di Unilak ada fakultas Ilmu Budaya, yakni Sastra Daerah Melayu yang mendedah kebudayaan Melayu.
Kerja sama antara Kesatuan Guru Melayu Singapura bisa dengan MoU agar memiliki kekuatan hukum. Dengan begitu, mereka bisa dididik di Unilak tentang kebudayaan Melayu. Kerja sama ini juga tengah dijalin dengan Thailand dalam waktu dekat. Dalam memperingati 30 tahun Unilak, pihaknya akan menggelar seminar budaya Melayu yang direncanakan Mei akan datang.
Auni M Noor menyarankan agar bahasa Melayu digunakan dan ditebarkan melalui Kesatuan Melayu di Singapura. Pihaknya menaja berbagai iven kemelayuan dengan menggunakan media televisi.
Sejumlah tokoh LAMR yang hadir seperti Tengku Lukman Jaafar, Nasir Penyalai, Drs Edyanus Herman Halim turut memberikan saran dan pendapat.
Edyanus Datuk Bisai tidak perlu menyampaikan kalau di Singapura, kebudayaan Melayu hampir hilang. Namun justru menyiapkan strategi agar kebudayaan Melayu di Singapura bangkit kembali termasuk dari segi ekonomi.
Ketua Umum MKA LAMR DR HC H Tenas Effendy menyambut baik kedatangan tokoh Melayu dari Singapura. Dengan Begitu, kedua belah pihak bisa saling isi mengisi.
Sementara Ketua Umum DPH LAMR Drs Al azhar, di sela-sela pertemuan kepada Riau Pos mengatakan, kebudayaan Melayu di Singapura terus tergerus dan kondisinya memprihatinkan.
“Dan ini yang diperjuangkan LAMR agar tidak terjadi di negeri Riau ini,” ujarnya. Soal bahasa Melayu memang mudah untuk dipelajari, hanya butuh waktu beberapa bulan.(dac)