ROHUL

Masyarakat Minta Jembatan Kota Lama Permanen

Riau | Senin, 07 Maret 2016 - 09:20 WIB

Masyarakat Minta Jembatan Kota Lama Permanen
Herdianto

ROKAN HULU (RIAUPOS.CO) - Kondisi jembatan Sungai Pisang Kolek di Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kunto Darussalam hingga saat ini belum bisa dilalui kendaraan roda empat. Akibatnya, masyarakat kesulitan untuk mengeluarkan hasil penen buah sawit sehingga berdampak terhadap ekonomi mereka.

Akibat banjir yang melanda sejumlah wilayah di Rohul dan khususnya di Kelurahan Kota Lama beberapa waktu lalu, tiga jembatan permanen ambruk dan hanyut. Ketiga jembatan tersebut adalah, Jembatan Sungai Pisang Kolek sepanjang 35 meter, Jembatan Sungai Omang dan Jembatan Sungai Ketapang.   

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Pasca banjir, masyarakat, pemuka masyarakat bekerja sama dengan sejumlah perusahaan serta Upika memperbaiki ketiga jembatan tersebut. Dua di antaranya, Jembatan Sungai Omang dan Jembatan Sungai Ketapang ditimbun (ditutup) karena aliran air sungai tersebut tidak terlalu besar dan jembatan tidak terlalu panjang.

Khusus untuk jembatan Sungai Pisang Kolek, masyarakat membangun jembatan darurat dan hanya bisa dilalui oleh roda dua.

“Dua (Jembatan Sungai Omang dan Jembatan Sungai Ketapang, red) dari tiga jembatan yang ambruk, sudah ditimbun dengan menggunakan tanah timbun dan batang kelapa dibantu alat berat.

Kondisi dua jembatan tersebut sudah bisa dilalui meski hanya untuk sementara,” kata Camat Kunto Darussalam Herdianto SSTP, Ahad (6/3).

Menurut mantan Lurah Kota Lama ini, satu dari tiga jembatan tersebut tidak bisa ditimbun karena ukuran jembatan cukup panjang dan debit air sungai tersebut cukup besar. Solusinya, di sungai tersebut akhirnya terpaksa dibangun jembatan darurat yang hanya bisa dilalui kendaraan roda dua.

“Jembatan Sungai Pisang Kolek tidak mungkin ditimbun (ditutup). Karena kalau ditutup, pemukiman masyarakat bisa banjir. Akhirnya, kita buat jembatan darurat sehingga masyarakat tidak terisolir,” jelas Herdianto.

Efek negatif dari ambruknya jembatan Sungai Pisang Kolek ternyata tidak bisa teratasi dengan hanya membangun jembatan darurat. Karena, masyarakat tidak bisa mengeluarkan hasil panen buah sawit mereka melalui jembatan itu.

“Masayarakat kini kesulitan untuk mengeluarkan hasil panen buah sawit mereka. Akibatnya, petani bisa merugi besar. Kalau kondisi ini berlarut, situasi ekonomi masyarakat akan memburuk,” kata salah seorang pemuka masyarakat Kota Lama, Martawi dan Daswanto.

Herdianto mengaku, pasca ambruknya tiga jembatan di Kelurahan Kota Lama, pihaknya sudah berupaya untuk menyampaikan persoalan itu kepada dinas terkait bahkan hingga ke Jakarta. Namun sayangnya, hingga kini belum ada kepastian kapan jembatan tersebut akan dibangun.

“Saya bersama beberapa masyarakat dan bahkan anggota DPRD dari Kecamatan Kunto Darussalam bahkan sudah sampai ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Jakarta, namun BNPB beralasan belum ada laporan tertulis dan ekspos mengenai kejadian itu dari daerah,” jelas Herdianto.(adv/b)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook