PEKANBARU(RIAUPOS.CO)-Anggota Komisi E DPRD Riau Ade Hartati menyebut koordinasi antara Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam menangani DBD belum maksimal sehingga penyebarluasan penyakit ini terus saja terjadi setiap tahunnya.
Hal itu terlihat dari balita berusia 5 tahun yang meninggal dunia di Jalan Paus Pekanbaru beberapa hari yang lalu akibat mengalami sakit Demam Berdarah (DBD),
Legislator DPRD Riau ini sangat menyayangkan bertambahnya jumlah korban meninggal dunia akibat DBD yang terjadi di Provinsi Riau. Menurutnya ini merupakan bentuk ketidak seriusan pemerintah dalam menangani penyebaran penyakit mematikan tersebut.
"Saya secara pribadi turut berduka cita atas meninggalnya Aulia. Saya sudah jauh-jauh hari mengingatkan bagaimana pemerintah provinsi sesuai kewenangannya untuk mengatasi penyebaran penyakit DBD ini,namun saya lihat setiap tahunnya hal ini tidak ada perubahan,"ujar Ade Hartati menjawab Riaupos,co melalui selulernya.
Mantan anggota DPRD Kota Pekanbaru ini berharap pemerintah Kabupaten kota juga tidak lalai terhadap penyakit tersebut, dan segera melakukan koordinasi yang intensif ke pemerintah provinsi.
"Kita juga berharap kabupten kota tidak sungkan-sungkan meminta bantuan dan jangan mementingkan ego sektoral sehingga tidak berkordinasi dengan provinsi sehingga yang menjadikorban adalah masyarakat," jelasnya
Untuk itu dirinya meminta kepada Gubernur untuk mengevaluasi kinerja pemerintah provinsi maupun kabupaten kota, karena jika hal ini dibiarkan berlarut-larut maka jumlah korban jiwa akibat DBD ini akan meningkat.
"Ada korban setiap tahun artinya tidak ada perbaikan, sehingga semuanya harus dievaluasi baik kabupaten/ kota maupun provinsi, apakah mereka kurang kordinasi atau bagaimana. saya mengharap pemrov jangan sebagai suporting saja ,suporting itu lebih kuat jika dilakukan secara maksimal dengan melakukan kordinasi intensif ke setiap kabupeten kota dan memberikan bantuan yang optimal,"tutupnya.
Laporan: Doni Afrianto
Editor: Yudi Waldi