16 Desa Terbakar, Meranti KLB

Riau | Jumat, 07 Februari 2014 - 09:45 WIB

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Bupati Kepulauan Meranti Drs H Irwan Nasir MSi menyebutkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di sejumlah kecamatan di daerah itu sudah dinyatakan sebagai kondisi luar biasa (KLB).

Hal ini dikarenakan hampir 2.000 hektare lahan kebun dan hutan yang ada di 16 desa terbakar.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

‘’Karhutla di Kepulauan Meranti sudah masuk dalam kejadian luar biasa (KLB) dan sudah tergolong bencana asap. Ini sudah sangat parah. Kami sudah sangat kewalahan dan tidak mampu mengatasinya,’’ kata Bupati, Kamis (6/2).

Bupati mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat terkait kondisi karhutla di wilayahnya. Sehingga nantinya bisa diturunkan hujan buatan segera.

‘’Secara teknis kita tidak mampu mengatasi kebakaran lahan yang terjadi. Ini karena keterbatasan peralatan dan SDM yang dimiliki, selain itu sulitnya mendapatkan air menjadi kendala lain yang dihadapi oleh petugas di lapangan,’’ sebutnya.

Bupati juga berharap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau turut membantu Pemkab Meranti dalam mengatasi persoalan yang cukup berat ini, tidak hanya dari provinsi, Pemkab Meranti juga berharap peran serta pemerintah pusat.

Setakat ini karhutla sudah melanda 16 desa di kabupaten itu.

Sementara keterlibatan perusahaan, Bupati menilai dalam hal ini PT Nasional Sago Prima (NSP) sudah all out atau sudah berupaya semaksimal mungkin, namun tetap saja kebakaran terus terjadi dan meluas.

‘’Kebakaran bukan hanya melanda kebun masyarakat, namun juga kebun perusahaan. Situasi ini sudah sangat mengkhawatirkan,’’ paparnya.

Rapat Koordinasi

Menyikapi karhutla di daerahnya, Pemkab Kepulauan Meranti juga langsung melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh camat yang wilayahnya terjadi karhutla.

Dalam rapat yang dipimpin Sekda Drs H Iqaruddin MSi meminta kepada seluruh camat dan pihak agar dapat menyosialisasikan bahaya kebakaran.

‘’Sehingga nantinya tidak ada lagi warga yang membuang puntung rokok dan membakar lahan. Sehingga kebakaran yang sudah terjadi tidak meluas,’’ pinta Sekda.

Kasat Reskrim Polres Kepulauan Meranti, AKP Antoni L Gaol meminta seluruh camat agar dapat meningkatkan koordinasi. Ia juga menegaskan nantinya akan memanggil seluruh pemilik perkebunan yang lahannya terbakar dalam meminta keterangan terkait kasus karhutla yang terjadi di wilayah Kepulauan Meranti.

‘’Memang dalam penyelidikan, dugaan kita disebabkan puntung rokok. Namun nantinya kita akan tetap meminta keterangan dari seluruh pemilik perkebunan, ataupun usaha perkebunan (perusahaan) sehingga dapat diidentifikasi penyebab kebakaran,’’ sebutnya.

Sementara itu, masing-masing camat melaporkan total kebakaran yang terjadi di wilayahnya masing yakni, seperti Camat Rangsang Pesisir, Idris. Dia menyatakan karhutla di kecamatan mencapai 529 ha. Lahan yang terbakar itu terdiri atas lahan sagu, karet, kelapa dan hutan.

‘’Benar sudah 529 haktare. Kami juga melakukan penanggulangan bersama tim yang terdiri dari Dishut, pemerintah kecamatan dan desa. Kebakaran terbesar terjadi di wilayah Desa Kayu Ara,’’ sebut Idris.

Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kepulauan Meranti, Drs Irmansyah MSi mengaku dampak lingkungan dari kebakaran lahan ini tentunya terhadap lahan gambut itu sendiri.

Selain itu walaupun asap tidak menyelimuti Kota Selatpanjang namun masyarakat diharapkan tetap waspada.

Selain itu sosialisasi terus dilakukan oleh BLH kepada seluruh masyarakat. Sehingga nantinya masyarakat dapat tidak melakukan pembakaran lahan atau membuang puntung rokok sembarangan.

Sementara itu Danramil 12 Merbau Kapten inf Hasan Ibrahim melaporkan saat ini diwilayah Kecamatan Merbau terdapat di tiga titik di Desa Lukit Kebakaran lahan seluas lebih kurang 200 hektare.

Sementara pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa dikarenakan keterbatasan personil dan peralatan.

4 Ekskavator Terbakar

Sementara itu kebakaran lahan di Tebing Tinggi Timur seperti yang disampaikan Camat Helfandi SE MSi terus meluas dan membakar lahan baru dari pihak perusahaan PT NSP dan lahan masyarakat.

Bahkan empat dari lima eskavator milik perusahaan terbakar saat melakukan upaya pemadaman di lokasi perusahaan.

‘’Tadi saya dikabari pihak perusahaan bahwa empat unit escavator terbakar. Beruntung tidak ada korban jiwa,’’ kata Camat.

Sementara kawasan perkebunan sagu yang sudah terbakar saat ini di wilayah Kecamatan Tebing Tinggi Timur lebih kurang 2.300 hektare yang terdiri dari seluas 1.200 lahan milik perusahaan dan seluas 1.100 lahan milik masyarakat.

‘’Kebakaran ini di luar dari kebakaran lahan masyarakat di Kepau Baru tempo hari sekitar 200 hektare. Kalau lahan masyarakat yang 200 hektare sudah padam. Tinggal lagi lahan yang 2.300 tersebut,’’ katanya.

Kawasan yang terbakar lahan sagunya di antaranya, Kepau Baru, Teluk Buntal, Desa Lukun dan Bathin Suir. ‘’Selain itu juga kebakaran terjadi sedikit di Desa Tanjung Sari,’’ rincinya.

Sementara itu, Humas PT NSP, Setio Budi Utomo saat dikontak berulang kali belum berhasil dihubungi. Termasuk saat dihubungi melalui pesan singkat juga tidak menjawab. Namun dikabarkan dia sedang berada di lokasi kebakaran.

‘’Kita tidak bisa menghubungi dia. Hanya dia yang bisa menghubungi kita. Tadi saja, dia yang menghubungi saya, makanya dapat kabar ada escavator yang terbakar,’’ tambah Camat.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Ir Mamun Murod MM MH menegaskan kerugian yang terjadi sudah sangat besar dan mencapai belasan miliar rupiah. Untuk per hektare kebun sagu biasanya mencapi Rp45 juta dan kebun karet Rp22,5 juta.

Terkait kebakaran lahan di Kepulauan Meranti, Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Zahwani Pandra Arsyad SH MSi mengaku sudah melakukan koordinasi dengan badan Penanggulangan Bencana Provinsi Riau.

‘’Kita optimis adanya upaya penanggulangan dari Provinsi Riau melalui Badan Penanggulangan Bencananya. Sehingga Karhutla di Meranti bisa diatasi segera,’’ sebut Kapolres.

261 Titik Api di Riau

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jumlah titik api di Riau mencapai 261. Titik api tersebut tersebar di sejumlah kabupaten/kota di daerah ini. BMKG juga menyatakan hujan baru terjadi di daerah ini pada Maret sampai pertengahan Mei mendatang.

Kasi Data dan Informasi, Slamet Riyadi menyebutkan berdasarkan pantauan BMKG dengan menggunakan satelit Terra dan Aqua, bulan Februari ini memang harus diwaspadai karena masuk musim kemarau.

Lebih jauh Slamet menjelaskan kabut yang terjadi di Pekanbaru ini rata-rata disebabkan titik hotspot yang berasal dari arah Riau bagian utara seperti Bengkalis, Siak, Pelalawan.

Terdata dari monitoring hot spot yang menggunakan Terra/Aqua yang terpantau ada sebanyak 261 titik.

Upayakan Helikopter Bom Air

Pemprov Riau tetap melakukan upaya-upaya penanganan terhadap Karhutla di beberapa daerah. Seperti mengupayakan bantuan helikopter dari pusat untuk membuat bom air. Namun, kepala daerah di 12 kabupaten/kota tetap harus waspada dan menindak pelaku pembakaran.

Penjabat Gubernur Riau (Pj Gubri), Prof Djohermansyah Djohan diketahui pula hari ini, Jumat (7/2) akan dilakukan langkah penanganan oleh Pemprov Riau.

Seperti menyiapkan pasukan bantuan dengan menggelar apel siaga pasukan Task Force dari Satpol PP Provinsi Riau, lalu akan melakukan pertemuan dengan pengusaha perkebunan di Provinsi Riau dan sebelumnya pekan lalu sudah pula dikirimkan surat edaran kepada seluruh Bupati/Wako.

‘’Pemprov tetap membantu penanganan dengan berbagai upaya. Jumat (7/2) hari ini kita akan bertemu dengan pengusaha perkebunan dan menyiapkan pasukan task force. Bahkan sebelumnya sudah dikirim surat edaran agar bupati/wako dapat menjaga lahan di daerah masing-masing,’’ ujarnya.

Selain itu terkait adanya keinginan daerah untuk dilakukan hujan buatan melalui Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dikatakan Dirjen Otda Kemendagri tersebut prosesnya cukup panjang. Sebab status bencana juga ditetapkan terlebih dahulu.

Terkait apel siaga asap dari tim task force Satpol PP Provinsi Riau bersama BPBD Riau siang ini, diutarakan Kepala Satpol PP Provinsi Riau, Noverius bahwa Pemprov menyiapkan Rp1 miliar anggaran bencana tahun ini melalui APBD yang dijalankan bersama pihaknya.

‘’100 personel Tim Reaksi Cepat (TRC) akan kita turunkan nanti bersama Tagana dari BPBD. Kalau memungkinkan akan disebar bersama peralatan yang dimiliki,’’ katanya.

Siapkan 500 Ribu Masker

Dampak kabut asap terhadap kesehatan masyarakat mulai dikhawatirkan. Dinas Kesehatan Provinsi Riau mulai mempersiapkan beberapa langkah antisipasi dan penanganan terhadap pengaruh peningkatan intensitas kabut asap.

Untuk langkah awal, telah disiapkan 500 ribu masker yang sewaktu-waktu dapat disalurkan ke daerah yang diselimuti kabut asap. Proses penyaluran itu akan disesuaikan dengan usulan dari kabupaten/kota se Riau.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, langkah antisipasi kabut asap yang melanda Riau dengan berkoordinasi bersama kabupaten/kota. Salah satu langkah yang diantisipasi adalah, penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA).

Tidak Sehat

Alat pengukur sirkulasi udara dari Pusat Pengelolaan Eko Region Wilayah Sumatera yang berada di Pelalawan sejak dua hari terakhir mencatat sirkulasi udara di daerah itu berada pada 24-33 derajat celcius.

Artinya, meski saat ini kondisi udara di Kabupaten Pelalawan belum membahayakan, namun warga diimbau tetap waspada karena kondisi udara hampir mendekati kategori ambang udara tidak sehat, sesuai indeks standar pencemaran udara.

Kepala BLH Pelalawan Samsul Anwar mengatakan, jika sirkulasi udara sudah mencapai 38 derajat celcius, maka kondisi udara sudah berada dalam kategori berbahaya.

‘’Jika dibanding hot spot pada Selasa (4/2) lalu yang berjumlah sebanyak 9 titik, Rabu (5/2) lalu jumlah hotspot terjadi penurunan dengan jumlah sebanyak 4 titik hotspot saja yang terpantau oleh satelit NOAA-18 di sejumlah kecamatan. Sedangkan titik hotspot tersebut berada di Kecamatan Kuala Kampar 2 titik api, Teluk Meranti 1 titik api dan desa Sungai Ara Kecamatan Pelalawan 1 titik api,’’ terangnya. (amy/*6/rio/amn/rpg/dik/esi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook