KAMPAR (RIAUPOS.CO)- Kabupaten Kampar kembali meraih rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) untuk pemukulan oghoung (gong) calempong terlama, yakni, selama 72 jam 64 menit.
Pelaksanaannya sudah dimulai Ahad (2/2) dan baru berakhir pukul 05.04 WIB petang, Kamis (6/2) pagi. Rekor tersebut juga sebagai hadiah milad ke-64 Kabupaten Kampar.
Setahun sebelumnya, Kabupaten Kampar telah sukses meraih rekor Muri untuk pembuatan makanan tradisional kue palito daun terbanyak di Indonesia.
‘’Rekor Muri hari ini (kemarin, red) diraih Kabupaten Kampar, untuk kategori pelestarian budaya bangsa. Terutama untuk pemukulan gong calempong terlama yang tercatat di rekor Muri dengan Nomor rekor 6.364. Bukan hanya rekor nasional tetapi juga rekor dunia,’’ kata Deputy Manager Musium Rekor Dunia Indonesia, Damian Awan Rahargo usai menyerahkan sertifikat rekor Muri kepada Bupati Kampar H Jefry Noer di lapangan Kantor Bupati Kampar, Bangkinang.
Awan Rahargo juga berpesan kepada generasi muda di Indonesia, khususnya generasi muda di Kabupaten Kampar agar terus memantapkan dan terus melestarikan budaya bangsa.
‘’Teruslah melestarikan budaya bangsa terutama bagi generasi muda,’’ pesannya.
Kalahkan Sumut
Rekor Muri yang diraih Kampar dalam musik kesenian oghoung calempong merupakan rekor baru setelah sebelumnya
rekor untuk kategori waktu terlama musik tradisional seni budaya dengan waktu 72 jam diraih oleh Sumatra Utara.
‘’Akhirnya Kampar dapat mencetak rekor baru dengan waktu 72 jam 64 menit tanpa henti,’’ ujar Awan Raharjo lagi.
Pemecahan rekor ini terjadi sekitar pukul 03.00 dini hari, saat itu ketika masyarakat tertidur lelap.
Tapi tidak bagi seluruh jajaran Pemkab Kampar berdatangan menyaksikan penutupan pagelaran musik tradisional calempong oghuong tersebut. Permainan calempong terakhir dimainkan oleh kelompok calempong oghuong dari Kecamatan Bangkinang Kota.
Ketua pelaksana Hari Jadi Kampar Ir H Nurahmi MM mengatakan setiap manusia ingin mencapai sesuatu perlu perjuangan. Apalagi dia ingin membuktikan kepada khalayak ramai bahwa calempong oghoung ini merupakan musik ciri khas dari negeri ‘’Ocu’’ Kabupaten Kampar.
‘’Syukur alhamdulillah proses pelaksanaan kegiatan pagelaran musik tradisional calempong oghoung dalam melestarikan seni budaya daerah Kabupaten Kampar terselenggara dengan baik,’’ tutur Nurahmi.
Nurahmi juga menghimbau kepada masyarakat untuk selalu mencintai dan menjadikan musik tradisional calempong oghuong ini sebagai jati diri budaya daerah dan kebanggaan bersama.
Selain menerima sertifikat rekor Muri Usai pada peringatan milad Kampar ke-64 juga launching batik Kampar. Hal ini ditandai dengan peragaan pemakaian busana batik Kampar oleh peragawan lokal.
Dalam kesempatan itu juga penyerahan akta kelahiran gratis kepada bayi yang lahir 6 Februari. Selain itu juga diberikan hadiah khusus untuk 10 anak SD. Kesepuluh anak didik penerima akte kelahiran gratis tersebut di antaranya adalah Muhammad Pedro Febriansyah dari Desa Simpangkubu, Rizky Hidayat dari Desa Ganting.
Kemudian Bunga Citra Lestari, Razwa Titihalia Khairani, Muhammad Fajri Saputra, Febri Hardiansyah dan Urif Saputra.
Pada acara yang sama juga diserahkan hadiah untuk pemuncak tiga cabang olahraga yang dipertandingkan bersempana meyambut dan memeriahkan peringatan hari jadi Kabupaten Kampar.
Untuk cabor bolavoli putri dengan pemuncak I Bhayangkari Polres Kampar, Persit Kodim 0313/KPR dan tim putri Pulau Terap yang mewakil tim bola voli dari Kecamatan Kuok.
Pada kesempatan yang sama juga diserahkan hadiah untuk para pemuncak cabang sepakbola eksibisi antar instansi serta untuk cabang olahraga badminton beregu, pasangan dan perorangan umum.(why/rdh)