HET Elpiji di Riau Belum Pasti

Riau | Selasa, 07 Januari 2014 - 10:40 WIB

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) - Kenaikan harga gas elpiji kemasan tabung 12 kg kembali dikoreksi Pertamina, Senin (6/1).

Dari Rp120 ribu per tabung per 1 Januari lalu, atas permintaan pemerintah pusat kenaikan dikoreksi menjadi Rp89 ribu per tabung.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Namun khusus di Riau, harga eceran tertinggi (HET) elpiji belum pasti. Akibatnya harga jual elpiji di eceran masih memakai harga kenaikan pertama yaitu bervariasi berkisar Rp150 ribu hingga Rp175 ribu per tabung.

Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) sendiri mengaku sudah mempertanyakan harga eceran tertinggi elpiji ke Pertamina. Ini dilakukan untuk mengetahui dan menjawab informasi tentang gejolak harga elpiji di pasaran.

‘’Kami sudah berkoordinasi ke Pertamina. Sementara, pihak Pertamina masih menunggu konfirmasi dari pusat,’’ ujar Kepala Disperindag Provinsi Riau Nizhamul kepada Riau Pos, Senin (6/1) di Kantor Gubernur Riau.

Namun dijelaskannya, bersadarkan keterangan Pertamina, saat kenaikan elpiji Rp120 ribu per tabung, HET di tingkat SPBE Rp125 ribu. Sementara, untuk harga di pangkalan Rp129 ribu. ‘’Harga ini berlaku sampai ada kepastian dari pemerintah pusat,’’ ujarnya.

Sembari menunggu keputusan pusat, Pemprov Riau berharap masyarakat dapat mengikuti ketentuan harga yang ditetapkan Pertamina. Sehingga, tidak terjadi gejolak harga dan permainan spekulan di pasaran.

Mantan Kepala Satpol PP Riau itu menambahkan, pengawasan diperlukan untuk mengantisipasi imbas negatif pada kenaikan harga bahan pokok lainnya di pasaran. Dia menilai, peningkatan harga gas 12 kilogram yang mencapai Rp200 ribu merupakan permainan pasar.

Solusi lain yang dilakukan, Disperindag Provinsi Riau bersama Pertamina sepakat menambah kuota stok gas tabung 12 kilogram sebanyak dua persen.

‘’Penambahan stok ini, guna mengantisipasi kelangkaan gas,’’ ujarnya.

Penambahan stok gas ini juga dibenarkan Pertamina. Pihak Pertamina menyebutkan, akan menambah alokasi sekitar 4.000 ribu tabung dari alokasi normalnya sekitar 7.000 tabung.

‘’Kami tambah alokasi gas 12 kilogram sebanyak 4.000 tabung, ini dilakukan untuk antisipasi kelangkaan yang terjadi,’’ kata Sales Representatif (SR) LPG Riau Pertamina, Donny Brilianto kepada Riau Pos, Senin (6/1).

Disebutkannya lagi, secara nasional dari kenaikan harga elpiji 12 kg ini yang dikhawatirkan itu adalah migrasi pengguna gas 12 kg ke 3 kg. Selain itu juga yang di khawatirkan adalah oplos gas 3 kg ke 12 kg.

‘’Jika sudah begini, maka nanti penggunaan gas 3 kg jadi tidak tepat sasaran,’’ jelas Donny.

Agar tidak terjadi hal yang demikian, Pertamina sudah membentuk satgas untuk pengawasan di lapangan. Dan juga bersama dengan dengan instansi terkait akan saling berkoordinasi untuk mengantisipasi apa yanag di takutkan ini.

‘’Yang dikhawatirkan itu permainan spekulan,’’ singkatnya.

Disebutkannya juga untuk HET gas 12 kilo sampai ke agen itu Rp125 ribu, dan untuk gas 3 kilo Rp14 ribu. ‘’Untuk harga elpiji ini masih terjadi naik turun, namun kita berharap bisa cepat normal,’’ tutupnya.

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Riau H Mansur HS meminta pemerintah meningkatkan pengawasan untuk mencegah terjadinya penimbunan.

Menurutnya, dugaan penimbunan bisa terjadi di berbagai tingkatan distribusi dari produsen hingga sampai ke masyarakat.

‘’Masing-masing daerah sudah ada kuotanya. Jadi yang perlu diawasi itu adalah penimbunan. Penimbunan ini yang harus diselesaikan,’’ kata Mansur.(egp/rul/gus/yls)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook