DUMAI (RIAUPOS.CO) - Belasan mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa dan Pemuda (Gempa) Kota Dumai melakukan unjuk rasa di depan Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai, Rabu (5/12). Mereka menuntut Kadisdikbud Kota Dumai Syaari dicopot dari jabatannya.
Massa aksi menduga pejabat eselon II Kota Dumai itu telah menyalahgunakan kendaraan dinas untuk kepentingan pribadi. Saat aksi, mereka mendesak agar Kadisdikbud menemui mereka, namun sang kepala dinas tidak berada di tempat.
Massa yang mendesak masuk sempat terlihat saling dorong dengan aparat kepolisian di depan pintu pagar Kantor Disdikbud. Situasi itu dapat ditenangkan oleh Kasat Sabhara Polres Dumai AKP Maryanta.
Dalam aksi mereka ada empat tuntutan yang disampaikan, mereka meminta mengusut dan menuntaskan permasalahan adanya dugaan penyelewengan kebijakan yang dilakukan oleh Kadisdikbud dalam menggunakan kendaraan mobil dinas untuk kepentingan pribadi.
“Kami mendesak kepada Pemko Dumai agar dapat menjalankan peraturan dan regulasi kepegawaian sesuai perundang-undangan yang berlaku,” ujar Koordinator Gempa Kota Dumai Ansor kepada Riau Pos.
Ansor menjelaskan, penyalahgunaan kendaraan dinas dilakukan dengan cara mengubah plat merah BM 23 R dengan plat hitam BM 23 R. Padahal jika ingin mengubah menggunakan plat hitam harus menggunakan plat yang resmi dengan plat BM 23 NK (nomor khusus). “Jadi kami menilai seolah-olah kendaraan dinas itu, kendaraan dia pribadi, bukan lagi kendaraan dinas. Itu digunakan beberapa kali kami temukan di beberapa tempat, apalagi pernah diberitakan di beberapa media online juga,” jelasnya.
Tidak lama usai membacakan tuntutan, mereka akhirnya diminta pihak dinas bertemu di dalam ruangan Sektretaris Dinas, namun massa yang awalnya masuk ke ruangan melakukan aksi walk out. Mereka hanya ingin mendengarkan penjelasan Kadisdikbub Kota Dumai terkait permasalahan yang terjadi. Saat ini massa ditemui Plt Sekretaris Disdikbud Kota Dumai Sarwono dan Kabid SD Dedi.
“Kami berterima kasih kepada kepada adik-adik mahasiswa yang telah menyampaikan tuntutan. Namun untuk bertemu dengan Kadisdik untuk hari ini, tidak bisa, karena beliau dinas luar,” tutur Dedi.
Namun belum selesai, Dedi menjelaskan terkait tidak adanya Kadisdik, massa langsung keluar ruangan dan membubarkan diri.
Sementara itu, Kadisdikbud Syaari saat dikonfirmasi, telepon selulernya tidak aktif. Hingga berita ini diturunkan pesan singkat melalui SMS juga tidak dibalas.(ade)