Korban Banjir Kampar Mulai Terserang Penyakit

Riau | Jumat, 06 Desember 2013 - 11:08 WIB

KAMPAR (RP) —Sebanyak 10 kepala keluarga (KK) warga Desa Danau Lancang, Kecamatan Tapunghulu, Kabupaten Kampar yang menjadi korban banjir selama hampir sepekan terakhir, sebagiannya mulai terserang penyakit.

Banjir yang sempat surut beberapa hari lalu, kini kembali datang dan menggenangi pemukiman warga, bahkan akses ke pemukiman warga di KM 48 sulit untuk dilalui.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Informasi tersebut disampaikan langsung  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kampar Ir H Alizabar didampingi Kasi Kedaruratan BPBD Muhammad Nasir SE yang pada Kamis (5/12) langsung mengantarkan bantuan sembako menggunakan satu unit truk ke lokasi banjir.

Nasir menyampaikan bahwa jumlah bantuan yang diantarkan kemarin sebanyak 410 paket sembako dan sudah berada di Danau Lancang. Di samping mengantar sembako, tim BPBD juga mengkoordinasikan informasi untuk bantuan kesehatan pada warga.

‘’Dari laporan Kepala Desa Danau Lancang Azirman bahwa warga korban banjir mulai terserang penyakit demam, batuk dan pilek. Hal ini sudah kami koordinasikan dengan dinas kesehatan, dan tim dari Puskesmas Tapung II yang dipimpin oleh Martina sudah turun ke lokasi di KM 36 dan 37. Hanya saja petugas belum berhasil masuk ke KM 48 karena  jalan yang rusak parah sehingga sulit dilalui. Meski demikian, petugas kesehatan tetap berupaya untuk sampai ke sana,’’ ujarnya.

Sementara itu, lanjutnya, terkait bantuan untuk masyarakat rawan pangan di Kecamatan Kamparkiri Hulu, Pemkab sudah mengirimkan bantuan untuk warga yang membutuhkan bantuan di delapan desa rawan pangan. Sebanyak 1160 paket sembako dan 11,6 ton beras  disalurkan secara bertahap.

Delapan desa yang rawan pangan yaitu Lubuk Bigau, Deras Tajak, Batu Sasak, Danau Sentul, Tanjung Karang, Tanjung Permai, Pangkalan Kapas dan Kebun Tinggi.

“Rencana besok (hari ini, red) bantuan masih akan disalurkan melalui jalur Kamparkiri,” ujar Ali Zabar.

Kondisi ini terjadi akibat tidak tersedianya sarana transportasi yang memadai sehingga beberapa desa di Kamparkiri Hulu sering terisolasi dan akhirnya desa-desa tersebut mengalami rawan pangan di musim hujan.(why/rdh)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook