TEMBILAHAN (RP) - Mengingat masih rendahnya progres pembangunan PLTU Parit 23 Tembilahan membuat Bupati Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) HM Wardan mendesak agar pembangunanya segera dirampungkan.
Pernyataan ini disampaikan orang nomor satu di Bumi Sri Gemilang ini saat melakukan kunjungan ke lokasi pembangunan PLTU Parit 23 Tembilahan, Kamis (5/12). Menurut bupati jika dilihat dari target awal, pembangunan PLTU tersebut sudah mengalami keterlambatan hingga beberapa bulan.
Namun dirinya sangat memahami dengan kondisi teknis di lapangan. Tentu dalam pelaksanaanya tidak semudah membalikan telapak tangan, karena banyak persoalan yang timbul.
‘’Terus terang kita akui kalau mendengar keterangan pihak kontraktor dan PLN, pembangunan PLTU ini masih lambat. Untuk itu kita meminta agar pekerjaan ini segera dirampungkan,’’ ujar bupati.
Pada dasarnya kata bupati, masyarakat Inhil sudah tidak sabar ingin menikmati sumber listrik dari PLTU. Untuk itu, kalau ada persoalan ataupun kendala yang membutuhkan bantuan pemerintah, bupati menyarankan agar pihak kontraktor dan PLN memberitahukan kepada dirinya melalui dinas terkait.
‘’Silahkan koordinasikan kepada kami. Selaku pemerintah daerah kami juga mempunyak kepentingan terhadap PLTU ini. Kalau pihak kontraktor tidak memberitahukan apa persoalan, tentu sulit bagi kami untuk memfasilitasnya. Selain itu, kami juga bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat atas apa yang sedang dihadapi PLTU ini,’’ papar Wardan.
Saat bersamaan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Inhil, H Encik Kamal Syahindra menambahkan selama ini memang sulit berkoordinasi dengan pihak PLN ataupun kontraktor pelaksana.
Sehingga secara teknis pihaknya tidak bisa menjelaskan kepada masyarakat kenapa pembangunan PLTU masih belum rampung.
‘’Ke depan kami berharap PLN aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah, apakah itu melalui lisan ataupun tulisan. Terus terang selama ini kami tidak pernah menerima laporan apapun terkait masalah ini,’’ terangnya.
Sementara itu, Supervisi Bidang Sipil PLN, Gunung menyebutkan keterlambatan pembangunan PLTU Parit 23 bukan tidak ada sebab. Ada beberapa masalah teknis di luar dugaan sehingga pihaknya harus membuat perencanaan ulang.
Antara lain persoalan itu, dituturkann Gunung persoalan yang mereka hadapi adalah perbedaan karakteristik tanah.
‘’Awalnya lokasi pembangunan ini di Parit 22, namun karena karakteristik tanahnya berbeda maka kita pindah ke Parit 23. Pemindahan lokasi itu disertai dengan pembuatan desain baru, yang pada kenyataannya berimbas pada pelaksanaan pembangunan,’’ terangnya.
Namun lanjut, Gunung, 80 persen dari persoalan itu sudah bisa mereka atasi dan dia menjamin pada Juni 2014 mendatang satu unit mesin PLTU sudah bisa masuk sistem.
Selambat-lambatnya, Desember 2014 mendatang, dua unit mesin sudah bisa operasi sehingga Tembilahan akan menjadi terang benderang.(adv/b)