Warga-PT TPP Tiga Kali Bentrok

Riau | Rabu, 06 November 2013 - 15:07 WIB

RENGAT (RP) - Kasat Reskrim Polres Inhu AKP Meilki Bharata SH SIK menjelaskan, bentrok antara warga dengan karyawan PT TPP, Senin (4/11) itu, sempat terjadi tiga kali. Yang terparah pukul 11.00 WIB.

Bentrok pertama, kata dia, pukul 09.00 WIB diawali adanya aktivitas karyawan PT TPP memanen buah sawit di blok L atau berdekatan dengan Desa Rejosari dan Air Putih.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Aktivitas karyawan itu sempat dilarang warga, dengan alasan areal daerah itu masih bermasalah.  Permintaan warga tidak digubris karyawan, sehingga diduga hal itu sebagai pemicu bentrok pertama.

Bentrok pertama itu sempat beberapa warga dan karyawan mengalami luka.

Namun sejauh ini, belum ada warga yang melaporkan tentang jumlah warga yang mengalami luka kepada polisi. Bahkan bentrok pertama itu berhasil dipisahkan polisi.

Kemudian pukul 11.00 WIB, bentrok kembali pecah. Kali ini warga jumlahnya lebih banyak dan sudah menpersenjatai diri dengan bom molotov serta mercon.

Bentrok kedua ini, sasaran warga pabrik mini. Di lokasi itu, warga membakar enam unit rumah karyawan dan pos jaga PT TPP.

Bahkan kedatangan warga mendapat perlawanan karyawan yang ada di sekitar pabrik mini. Bentrok ini lebih parah dari bentrok pertama, namun juga berhasil dipisahkan polisi.

‘’Pada bentrok kedua itu, warga merusak dua unit mobil polisi yakni mobil Kapolsek Lubuk Batu Jaya dan mobil anggota Polsek Seberida,’’ jelasnya.

Namun bentrok ketiga kembali pecah pada pukul 15.00 WIB. Padahal sebelumnya kedua kubu diminta menahan diri dan tidak saling menyerang.

Sementara buruh pabrik sudah berkumpul untuk menyatukan kekuatan. Untung saja, pada bentrok ketiga itu tidak terjadi bentok fisik. Aksi keduanya hanya saling lempar dan di antara kedua kubu.

‘’Sekitar pukul 16.00 WIB hingga Selasa (5/11, red) situasi sudah kondusif. Namun sejumlah anggota Polres dan Brimob masih berada di lapangan,’’ sebutnya.

Di sisi lain, menurut keterangan Kepala Desa Jatirejo, Kusmin, saat bentrokan dua warga daerah bernama Maliki dan Sulaiman menjadi korban penembakan.

‘’Kedua warga itu ditembak dengan peluru karet. Maliki terkena di bagian wajah dan Sulaiman di bagian punggung,’’ ujar Kusmin. Namun informasi itu dibantah langsung Kasat Reskrim.

‘’Tidak ada warga tertembak. Anggota Dalmas yang turun tidak dilengkapi senjata dan anggota Reskrim yang turun tidak ada yang menembak,’’ tegasnya.

Anggota DPRD Inhu Suharto SH menilai perlunya pimpinan dewan untuk membentuk Pansus sebagai salah satu langkah untuk penyelesaian betrok antara warga dan karyawam PT TPP ini.

‘’Kasus di PT Palma yang tergolong kecil, bisa dibentuk Pansus. Kenapa PT TPP bersama warga yang sudah berlarut tidak ada Pansus,’’ ujarnya.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Inhu Arwan Citra Jaya menyatakan mendukung untuk pembentukan Pansus. ‘’Kalau anggota dewan sepakat, saya mendukung pembentukan Pansus itu,’’ ucapanya.

Hal itu dilakukan agar konflik antara warga dengan PT TPP yang berlarut-larut bisa terselesaikan. ‘’Kita berharap, Inhu ini kondusif,’’ harapnya.

Sementara itu Bupati Inhu H Yopi Arainto SE belum menetapkan langkah-langkah penyelesaian bentrok antar warga dengan PT TPP.

‘’Sejauh ini PT TPP masih berdiam dan tidak menunjukkan niat baiknya ke Pemkab Inhu dan tuntutan warga untuk 20 persen atas lahan yang ada dinilai wajar,’’ ujarnya singkat.

Polres Inhil Bantu Pengamanan

Antisipasi terjadinya bentrok susulan, 24 anggota Dalmas Polres Indragiri Hilir (Inhil) Inhil diterjunkan untuk membantu pengamanan di lokasi PT TPP, Kecamatan Air Molek, Indragiri Hulu (Inhu), Selasa (5/11).

Anggota Dalmas dipimpin Iptu Z Alimbi diberangkatkan dari Mapolres Inhil, Jalan Gajah Mada Tembilahan, pada pukul 05.00 WIB. Setelah menggelar apel dan mendapat pengarahan dari pimpinan, personel langsung menuju lokasi.(kas/ali/ind)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook