CPI Ajak Wartawan Tinjau Lokasi Sumur

Riau | Rabu, 06 November 2013 - 10:15 WIB

BANGKO PUSAKO (RP) — Pihak PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) mengajak sejumlah wartawan media massa di Riau meninjau langsung lokasi penggalian sumur minyak baru di area Balam, Kepenghuluan Bangko Bakti, Bangko Pusako, Rohil, Senin (4/11).

Ini dilakukan menyusul adanya informasi terdapat aliran lumpur ke pemukiman warga sekitar disebabkan karena proses pengeboran sumur baru tersebut.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Dalam kunjungan itu, team leader-Balam FMT Chevron Deny Irfanto membawa pewarta sejumlah media melihat langsung lokasi sumur dan jalur-jalur air yang telah ada sebelum sumur minyak Chevron di lokasi tersebut dibangun.

CPI menyimpulkan, penyebab meluapnya air ke pemukiman sekitar bukan bersumber dari sumur baru namun karena curah hujan tinggi sementara beberapa bagian drainase tampak terjadi penyempitan.

Saat hujan deras, parit dan gorong-gorong yang ada tidak sanggup menahan debit air yang besar hingga menggenangi ke halaman warga sekitar.

‘’Kami telah berdialog dengan warga yang tinggal di sekitar sumur tentang langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk mengurangi risiko tergenang saat hujan lebat tiba. Salah satunya adalah memperlebar parit-parit lama agar mampu mengalirkan air ke kanal utama di hulu,’’ kata Deny.

‘’Di samping terus melakukan evaluasi terhadap drainase di lokasi sumur, Chevron akan mempelajari secara seksama akar persoalan terjadinya banjir. Hal ini penting untuk memastikan agar hal yang sama tak terulang di masa mendatang,’’ katanya menjanjikan didampingi Communication Specialist Pradongonggo.

Selain masalah erosi tanah akibat hujan, lanjut Deny terkait adanya tuntutan masyarakat atas keretakan pada beberapa bangunan, Chevron siap melakukan upaya ganti rugi.

Untuk menjamin objektivitas, Chevron menyerahkan kepada Dinas Cipta Karya Tata Ruang (CKTR) Rohil untuk melakukan estimasi tentang sebab-sebab terjadinya keretakan, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi.

“Saat ini, kami telah menerima hasil penelitian dan rekomendasi dari tim tersebut. Untuk selanjutnya, kami akan melakukan proses-proses untuk menjalankan rekomendasi tersebut,” ujar Deny.

Sementara Kepala Dusun Balam Barat M Yusuf mengatakan pada saat hujan deras beberapa waktu lalu air dari ketinggian di mana terdapat pengerjaan Chevron, memang mengalir deras.

“Termasuk menghantam tembok, karena jaraknya juga dekat, sekitar 30 meter dari belakang rumah,” kata dia.

Ketua Lembaga Pemusyawaratan Masyarakat (LPM) Bangko Bakti, Syafrizal menambahkan rembesan air tak hanya ke rumah warga tapi juga mengenai bangunan gereja, dan Hotel Arkemo yang kebetulan masih berada satu wilayah di Jalan Lintas Riau-Sumut KM 16 Balam itu. “Semoga ada solusi terbaik,” kata dia.

Harapan senada juga disampaikan Siman (52), warga KM 13 yang mengungsi ke rumah kerabatnya di KM 8 karena rumahnya sempat terendam air setinggi paha. Dia mengklaim banjir terjadi karena kegiatan Chevron di belakang rumahnya tersebut.

Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Rohil meminta CPI dapat melakukan upaya pemulihan lingkungan bila masih terjadi genangan lumpur, seperti disampaikan Kabid Penataan Lingkungan, Hidayat.

Sementara Kabid Amdal, Yenismora tak dapat dihubungi guna minta keterangan terkait hal ini.

Sedangkan Camat Bangko Pusako Sukardi, mengharapkan agar persoalan serupa tidak terulang lagi di waktu akan datang. “Terhadap warga yang kena dampak kemarin ya supaya menerima kompensasi-nya,” tutur Sukardi.

Sesuai Prosedur

Menurut CPI, pembangunan tapak sumur untuk keperluan pengeboran di daerah Kepenghuluan Bangko Bakti sudah sesuai prosedur. Untuk tujuan tersebut Chevron meratakan dan memadatkan tanah di lokasi tapak sumur.

Dalam pekerjaan pengeboran, seperti diterangkan dalam rilis diterima Riau Pos, Selasa (5/11), Chevron melakukan sesuai standar keselamatan dan lindungan lingkungan.

Secara topografis, sumur yang dimaksud terletak di lokasi yang lebih tinggi daripada daerah sekitarnya.

Saat turun hujan, secara alami air akan mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah.

Disebutkan juga, hasil pemantauan di lapangan menunjukkan bahwa air hujan yang bercampur tanah kuning dari lokasi tapak sumur bukanlah air atau lumpur dari proses pengeboran, melainkan adalah air hujan yang membawa tanah dari lokasi yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah.

‘’Sekali lagi, bukan lumpur hasil pengeboran. Namun demikian mengingat saat ini musim penghujan, Chevron akan melakukan perbaikan drainase dari lokasi sumur,’’ kata Manajer Komunikasi Chevron Tiva Permata. (fad)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook