DUMAI (RIAUPOS.CO) -- Perguruan tinggi di Kota Dumai masih kurang di minati. Pasalnya 90 persen lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kota Dumai memilih kuliah di luar Kota Dumai.
“Jadi hanya 10 persen yang kuliah dan menuntut ilmu di Dumai,” ujar Wali Kota Dumai Zulkifli AS saat menghadiri pelantikan pengurus Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Wilayah X B Riau Komda Dumai periode 2019-2023 di STIA Lancang Kuning, Senin (5/8).
Ia mengatakan pola penguatan SDM agar perguruan tinggi menarik itu yang seharusnya menjadi pembahasan. “Bukan tanpa alasan, program penguatan SDM oleh presiden harus sesuai dengan penguatan SDM di perguruan tinggi,” ujarnya.
Ia mengatakan pemerintah saat ini sedang menggagas industri 4.0 di mana semua bekerja secara digital. Semestinya, hal ini menjadi perhatian bersama untuk memperbaiki kualitas pendidikan dalam mengikuti perkembangan tersebut.
“Bagaimanapun, perguruan tinggi turut berperan dalam pembentukan SDM dalam memenuhi program milenial tersebut,” terangnya.
Pelantikan tersebut dipimpin oleh Pengurus Provinsi Aptisi Riau Zainal Abidin itu dilakukan terhadap puluhan pengurus organisasi.
Dr H Ridarmin SKom MKom dari STMIK Dumai ditunjuk sebagai Ketua Aptisi Dumai didampingi Yusrizal ST dari STT Dumai.(hsb)
“Kami akan langsung lakukan rapat konsolidasi untuk menyatukan visi dan misi dalam membangun program kerja ke depan,” ungkapnya.
Ia mengatakan isu pendidikan mahal di tingkat perguruan tinggi yang tengah marak ternyata tidak berdampak di Kota Dumai. “Untuk biaya pendidikan di bangku perkuliahan di sejumlah kampus di Kota Dumai masih berkisar diangka Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta,” ujarnya.
Biaya kuliah di Dumai pada umumnya masih terjangkau. Makanya, hal tersebut tidak menjadi persoalan di kalangan perguruan tinggi. “Ini menjadi persoalan saat ini adalah bagaimana mengejar mutu dan kualitas pendidikan dengan penelitian dan kerjasama antar perguruan tinggi,” tutupnya.(hsb)