Lampu Colok Berganti Gapura Lampu Listrik

Riau | Selasa, 06 Agustus 2013 - 01:38 WIB

Lampu Colok Berganti Gapura Lampu Listrik
Lampu colok di Jalan Dorak untuk menyemarakkan malam 27 Ramadan, Ahad (4/8/2013). Foto: AHMAD YULIAR/RIAU POS

SELATPANJANG (RP) - Seperti tahun-tahun sebelumnya pada malam 27 Ramadan di wilayah Kepulauan Meranti khususnya di Kota Selatpanjang diadakan festival lampu colok. Namun kini festival tidak dilaksanakan lagi. Walaupun begitu antusias masyarakat untuk tetap membuat gapura lampu colok masih sangat tinggi meskipun kini gapura lampu colok juga sudah banyak beralih fungsi menjadi gapura lampu hias listrik.

Masalah biaya menjadi kendala untuk membuat gapura lampu colok. Apalagi saat ini ditambah sulitnya untuk mendapatkan minyak tanah yang sudah sangat langka.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Seperti kelompok yang masih konsisten membuat gapura lampu colok, Persatuan Pemuda Dorak yang membuat sebanyak 3 gapura lampu colok di Jalan Dorak Selatpanjang. Diakui biaya membuat satu unit gapura lampu colok lebih kurang sebesar Rp5 juta.

‘’Lampu colok kita ada tiga yakni di depan rumah bupati, di depan Surau Dahrul Hikmah dan di simpang Sumber Sari. Semuanya di Jalan Dorak. Tiap gapura lebih kurang biayanya Rp5 juta. Yang memakan biaya mahal adalah untuk membeli minyaknya,’’ kata Ardath, ketua pelaksana pembuatan gapura lampu colok di Jalan Dorak, Ahad malam (4/8) saat memastikan gapura lampu coloknya hidup api semua.

Disebutkannya juga untuk menghimpun biaya dalam pembuatan lampu colok, sumbangan masyarakat sekitar diharapkan dan dikumpulkan. Termasuk juga tokoh masyarakat di sekitar wilayah Dorak sendiri.

Bahar (45) yang bertugas menyalakan lampu colok di gapura lampu colok di depan kediaman bupati menuturkan pihaknya bertugas menjaga lampu colok tersebut agar tetap menyala dengan baik. Sehingga tampak dari jauh hiasan yang dibuat melalui lampu tetap tampak dengan jelas.

‘’Lampu colok ini adalah gambar lambang daerah. Kalau nyala semua lampunya baru kelihatan jelas. Namun kalau satu lampu saja mati, maka tidak akan kelihatan dengan jelas. Makanya kami di sini untuk memastikan semua lampu menyala,’’ ungkapnya.

Walaupun dia tidak mengetahui secara jelas makna lampu colok yang dinyalakan itu, namun satu yang pasti, lampu colok tersebut menandakan kemeriahan puncak bulan puasa. Makanya tradisi melihat lampu colok oleh seluruh masyarakat menjadi kebiasaan yang dilakukan.

Rina salah satu warga jalan rintis mengaku bahwa malam 27 Ramadan menjadi ajang berjalan-jalan untuk melihat gapura lampu colok yang dibangun dan dibuat oleh masyarakat.(amy)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook