Hampir setiap tahun warga masyarakat di daerah ini menjadi sibuk dan terpaksa kasak-kusuk saat penerimaan peserta didik baru (PPDB). Itu terutama terjadi pada jenjang pendidikan SMP dan SMA negeri.
--------------------------------------------------------------------------
(RIAUPOS.CO) - Fenomena seperti itu seakan sudah menjadi peristiwa tahunan di Kota Duri khususnya. Orang tua dan calon siswa kasak-kusuk mendaftar ke sekolah tertentu yang mereka favoritkan. Loket pendaftaran di banyak sekolah pun membeludak.
Sekilas terlihat pendaftar di hampir semua sekolah membeludak. Seakan-akan tamatan SD atau lulusan SMP di wilayah ini jauh lebih banyak dibanding daya tampung SMP atau SMAN yang ada di Kota Duri.
Kenyataan lapangan tersebut pada tahun ini juga dipicu oleh perubahan sistem penerimaan calon siswa, khususnya untuk anak lingkungan zonasi sekolah yang dimanjakan dengan jatah 80 persen. Sebelumnya, anak lingkungan hanya dapat porsi 20 persen saja. Perubahan kebijakan itu tentu saja menimbulkan kekhawatiran baru bagi calon siswa dari luar zonasi sekolah.
Terkait fenomena tahunan ini, pemuka masyarakat Duri, Anuar kepada Riau Pos, Kamis (5/7) meminta agar pihak kepala sekolah bersama anggota Komisi IV DPRD Bengkalis asal Mandau bersikap proaktif.
“Kami berharap, masyarakat tidak lagi risau dan hanya disibukkan saat PPDB pada tahun-tahun mendatang. Kalau sistem zonasi dengan jatah 80 persen ini benar-benar sudah pas, maka tahun depan harus dipastikan tidak akan ada lagi gejolak. Kalau tidak pas, pasti akan memicu masalah dan kebijakannya bisa berubah lagi,’’ sebutnya.
Andai daya tampung SMP atau SMAN kurang, kasekbersama anggota dewan harus memperjuangkan penambahan sekolah baru. (ade)