PEKANBARU (RP) — Badan Ketahanan Provinsi Riau menjamin ketersediaan pangan Riau dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yakni Ramadan, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru 2014.
Hal ini disimpulkan dari hasil pertemuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau bersama instansi terkait dan kabupaten/kota, Rabu (3/7) tentang koordinasi kesiapan kabupaten menghadapi HBKN.
Rapat dipimpin Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Riau Mulkan Syarif SE didampingi oleh Ketua Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan Ir Abdul Kadir Hamid. Selain itu, hadir Bulog Divre Riau.
Mulkan Syarif mengatakan, upaya Badan Ketahanan Pangan dalam rangka mempertahankan ketersediaan energi sebesar 3.002 kalori pada tahun 2012 dengan memfasilitasi kelancaran distribusi dan mengupayakan akses keterjangkauan pangan oleh masyarakat lebih terjamin dengan tersedianya pangan di pasar dengan harga terjangkau.
Komoditi pangan pokok (beras), stok Divre Bulog hingga Rabu (3/7) mencapai 11.819 ton tersebar di sembilan gudang Bulog se-Provinsi Riau.
Sementara itu, pertengahan Juli ini akan masuk beras stok mobilitas nasional dari Sulawesi Selatan sebesar 23.169 ton. Selanjutnya, kemampuan produksi pada bulan Juli diperkirakan 32.399 ton, sehingga persediaan dalam wilayah tersedia 66.487 ton.
Keperluan konsumsi langsung rumah tangga capai 56.786 ton. Jumlah stok Bulog dan produksi wilayah pada bulan Juli ini sudah mencukupi keperluan konsumsi langsung, sehingga kalau terjadi kekurangan pasokan maka stok bulog tersedia untuk antisipasi kekurangan pangan dalam bentuk Operasi Pasar.
Bulog juga akan segera mendistribusikan Raskin 13, 14, 15 pada Juli ini. Artinya rumah tangga sasaran setahunnya menerima 15 bulan beras Raskin.
Kondisi ketersediaan beras beberapa kabupaten lebih aman karena sedang melaksanakan panen seperti kabupaten Rokan Hulu, Idragiri Hulu Dan Kuantan Singingi.
Sementara komoditi pangan hewani seperti daging sapi, ayam buras dan telur ayam, kebutuhannya rata-rata 80-90 persen berasal dari pasokan provinsi tetangga.
Kebutuhan daging sapi Provinsi Riau bulan Juli diperkirakan 840 ton. Bulan Agustus diperkirakan sampai 2.000 ton pada saat hari raya Idul Fitri.
‘’Daging ayam produksi Provinsi Riau sudah surplus karena banyak perusahaan pembesaran ayam buras memiliki plasma di daerah Pekanbaru, Kampar dan Pelawawan, total produksi dapat mencukupi kebutuhan konsumsi daging ayam buras,’’ jelas Mulkan.
Keperluan komuditi meningkat sekitar 200 persen menghadapi Hari Raya Idul Fitri karena bermunculannya industri rumah tangga dan meningkatnya keperluaan telur rumah tangga untuk pembuatan kue dan pengkanan menghadapi hari raya Idul Fitri.
‘’Pasokan telur provinsi Riau berasal dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat,’’ sebut Mulkan.
Komoditi gula semua keperluan berasal dari pemasok dari provinsi lain dan perdagangan antar pulau. Dari hasil pemantauan peningkatan keperluan pangan sekitar 10-15 persen untuk pangan pokok dibandingkan dengan keperluan bulan normal, peningkatan permintaan sudah dimulai sejak 7 (tujuh) hari sebelum bulan puasa.
‘’Untuk memperlancar akses dan penyediaan pangan perlu pengawalan semua stakeholder kelancar distribusi, keamanan pangan segar dari bahan-bahan berbahaya, ketersediaan stok menghadapi peningkatan permintaan sehingga tidak memicu peningkatan harga,’’ katanya.
Dari laporan kabupaten/kota, semua kabupaten sudah melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan distributor tentang kesiapan stok dan distribusi pangan menghadapi bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri 1434 H di kabupaten/kota pertemuan dilaksanakan dengan media dewan ketahanan pangan kabupaten/kota dan rapat Koordinasi di tingkat pemerintah kabupaten/kota.
‘’Kabupaten sudah membuat tim terpadu untuk pemantauan harga dan pasokan pangan. Tim sudah mulai bekerja pada H-7 sebelum menghadapi bulan puasa dan H-10 sebelum lebaran Idul Fitri,’’ ujarnya.(dac)