PEKANBARU (RIAUPOS.CO)- BKKBN Provinsi Riau melaksanakan kegiatan peningkatan perluasan akses dan intensifikasi pelayanan KB di TPMB Provinsi Riau, Rabu (5/4). Kegiatan tersebut dalam rangka mendukung tercapainya Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan percepatan penurunan stunting.
Selain itu menurunkan angka keperluan ber-KB masyarakat yang tidak terlayani (unmet need), meningkatkan pencapaian peserta KB yang mengacu kepada kualitas pelayanan KB yang sesuai standar dan pemenuhan keperluan alat dan obat kontrasepsi di kabupaten/kota.
Kepala Perwakilan BKKBN Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi menyampaikan, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 52/2009, salah satu tugas BKKBN adalah keluarga berencana dan sesuai Renstra 2020-2024 ada beberapa variabel yang berkaitan langsung dengan pelayanan KB yaitu di antaranya pencapaian TFR, pencapaian mCPR, penurunan unmet need.
“Untuk itu pada kesempatan ini, kami beri penghargaan yang setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada bidan dan OPD KB. Alhamdulillah Riau sudah menunjukkan progres yang cukup baik, di mana TFR kita sekarang sudah mencapai 2,26 persen, CPR sudah diangka 56 persen, dan unmet need kita dari 35 persen sekarang sudah turun menjadi 19 persen,” ujar Mardalena.
“Dan tentu itu semua tidak terlepas dari bidan yang selalu setia dengan mottonya di mana ada KB, di sana ada bidan, di mana ada bidan di sana ada KB,” sambung Mardalena.
Mardalena berharap bagi PMB belum berjejaring bisa di K0 kan atau diregister, karena PMB yang sudah teregister masuk ke new siga, PMB tersebut bisa mendapatkan alat kontrasepsi (alkon) dari BKKBN melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan KB kabupaten/kota dan diharapkan semua akseptor dan calon akseptor bisa terlayani dan tentu tidak ada keluhan PMB tidak punya stok alkon.
“Melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan pelayanan KB karena 184 ribu target mudah-mudahan bisa kita penuhi, kami yakin bukan belum ada pelayanan KB, tetapi pelaporan kita yang belum maksimal, dan dalam waktu dekat ini dalam rangka Hari Kartini akan dilaksanakan pelayanan KB Serentak yang dilaksanakan secara nasional,” ungkap Mardalena.
Pada kesempatan ini berbicara stunting, tidak terlepas dari 4 T (tidak terlalu muda, tidak terlalu tua, tidak terlalu banyak, tidak terlalu dekat melahirkan), kata kuncinya tentu pasangan tersebut harus memakai salah satu alkon modern.
“Diharapkan stunting tidak bertambah karena berdasarkan hasil survei status gizi Indonesia (SSGI) 2022, Provinsi Riau sudah diangka 17 persen, semoga melalui pelayanan KB juga dapat menurunkan stunting,” katanya.
Turut hadir dalam acara tersebut, Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Kota Pekanbaru selaku Ketua Perkadis Provinsi Riau, Ketua PD IBI Provinsi Riau, Ketua PC IBI, PMB kabupaten/kota dan Perwakilan BKKBN Riau.(eca)