CATATAN AKHIR PEKAN

Sayembara Rp51 Miliar

Riau | Minggu, 06 Maret 2016 - 11:46 WIB

Sayembara Rp51 Miliar
Muhammad Hapiz

DASEP Ahmadi meratap dimuka majelis hakim. Tentu saja ia minta dibebaskan dari segala tuntutan. Ancaman pidana 12 tahun penjara dan denda Rp500 juta yang diajukan Jaksa Penuntut Umum membuatnya ketir. Dasep Ahmadi dituntut dengan dugaan melakukan tindak pidana merugikan keuangan negara. Peneliti nasional Indonesia mobil listrik itu dianggap tidak menyelesaikan pekerjaannya membuat 20 unit mobil listrik sesuai pesanan tiga BUMN. Diujung pembelaannya di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis (3/3), Dasep berurai air mata dan menyatakan; apapun yang terjadi, pengembangan mobil listrik Indonesia harus terus dilakukan.

Dasep Ahmadi dibawah perusahaannya PT Sarimas Ahmadi Pratama adalah perancang prototipe mobil listrik nasional dengan pendekatan design and integration system. Dimasa Menteri BUMN dijabat Dahlan Iskan, banyak anak muda yang memiliki keahlian khusus dan sudah mendunia diajak untuk berkiprah untuk negeri. Satu diataranya adalah Dasep Ahmadi. Kemudian rezim berganti, anak jati Indonesia yang memiliki keunggulan itu tidak begitu dihargai lagi. Tidak diberi lagi mainan untuk berkarya. Banyak hambatannya. Malah yang ekstrim seperti dialami Dasep Ahmadi ini. Dipidana. Pada masa Presiden BJ Habibie, pola yang sama dilakukan. Ia menggerakkan SDM bangsa. Habibie mengkuliahkan seribu anak negeri ke luar negeri dengan harapan saat kembali ikut memajukan bangsa ini.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Tapi ada daya. Begitu banyak anak bangsa ini yang memiliki keahlian spesifik diakui dunia, tapi tidak mendapat tempat khusus di negerinya sendiri. Malah diungkap, peneliti anak bangsa berskala dunia hanya digaji dikisaran Rp5-Rp6 juta sebulan. Maka jangan heran kalau mereka memilih bekerja di luar negeri yang pendapatannya minimalnya Rp60 juta perbulan. Itu minimal. Kenyataan pahit ini diperkuat oleh LIPI dengan menyebutkan lebih dari 600 orang peneliti ahli asli Indonesia memilih bekerja di luar negeri. Miris dan sedih mengingat bangsa ini masih terseok-seok untuk bisa setara dengan Malaysia, Singapura, apalagi Amerika.

Kenyataan ini hendaknya membuka mata Presiden sampai kepala daerah untuk lebih bisa menghargai dan memakai keahlian anak jati bangsa. Tidak ada satupun yang membantah kalau suatu negara ingin maju dan sejahtera, SDM harus terus dipacu dan dipicu. Intervensi pemerintah harus tegas dan kuat. Penyediaan sarana pra sarana serta kesejahteraan untuk mereka yang memiliki keahlian hebat, harus disediakan. Kita harus jujur dan mau bahwa orang yang memiliki keahlian khusus harus diistimewakan. Jangan sungkan dan curiga. Karena itu yang dilakukan negara super power seperti Amerika, Rusia atau Cina. Mereka sudah sampai pada tahap berlomba menghasilkan teknologi canggih nuklir. Kalau sekedar membuat mobil, sudah puluhan tahun lalu mereka bisa melakukannya.

Orang-orang yang memiliki keahlian khusus, melakukan serangkaian penelitian yang lama dan menjemukan ada di dekat kita. Mereka tunak dan keras kepala untuk bisa menghasilkan penelitian yang berguna bagi bangsa ini. Tidak perlu jauh-jauh. Dalam penelusuran Riau Pos di rubrik Alumni Universitas Riau, ternyata banyak yang menghasilkan penelitian hebat yang berguna bagi bangsa ini. Orang-orang ini terkekang di dunia kampus. Belum banyak yang benar-benar bisa ekspansi. Ekspansi dalam arti hasil penelitian tidak hanya selesai di buku laporan. Dipatenkan dan digunakan secara massal untuk solusi permasalahan masyarakat. Jika hari inipermasalahannya sampah di Kota Pekanbaru tak tertangani dengan baik, hendaknya inovasi dari peneliti bisa sebagai solusi. Wali Kota Bandung Ridwal Kamil sudah memulainya. Dengan menyediakan biodigester atau alat pengurai sampah yang dikelola swadaya oleh masyarakat. Itu Kota Bandung. Tak mesti sama. Dan tak ada salahnya Pemko Pekanbaru membuat sayembara berhadiah Rp51 miliar untuk mencarikan solusi. Ketimbang duit sebanyak itu sudah digelontorkan, tapi sampah makin menyampah di jalan protokol. Jika sayembara dilangsungkan, mungkin saja salah satu idenya itu adalah alat pengangkut sampah yang dilengkapi Global Positioning System (GPS) dan tempat pembuangan sampah yang dilengkapi CCTV. Mungkin saja.

Muhammad Hapiz  - Wakil Pemred Harian Riau Pos









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook