1.000 Ha Kebun Sagu di Selatpanjang Jadi Abu

Riau | Kamis, 06 Februari 2014 - 12:28 WIB

SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) - Saat ini ibukota Kabupaten Kepulauan Meranti, Selatpanjang dikepung kebakaran lahan dan perkebunan sagu yang terjadi pada lima kecamatan di tiga pulau besar.

Lebih dari 1.000 hektare perkebunan sagu milik perusahaan sudah jadi abu. Pihak perusahaan mengaku kewalahan memadamkan api.

Baca Juga :Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Nelayan yang Sedang Melaut

Lima kecamatan yang lahan dan perkebunannya terbakar adalah Kecamatan Tebing Tinggi Barat dan Tebing Tinggi Timur di Pulau Tebing Tinggi serta Kecamatan Rangsang dan Kecamatan Rangsang Pesisir di Pulau Rangsang. Selain itu kebakaran di Kecamatan Tasik Putri Puyu di Pulau Padang.

Kepala Dinas Kehutanan Kepulauan Meranti, Ir Mamun Murod MM MH, Rabu (4/2) mengatakan, walau Selatpanjang dikepung api, namun musim angin utara sangat membantu, sehingga tidak sampai menimbulkan asap di Kota Sagu Selatpanjang.

‘’Sudah parah memang. Selatpanjang sudah dikepung api yang membakar lahan hutan, maupun perkebunan. Baik lahan perkebunan milik masyarakat maupun milik perusahaan,’’ ungkapnya.

Disebutkan Murod, jumlah desa yang sudah terbakar pada lima kecamatan itu sebanyak 16 desa. Dengan rincian, di Kecamatan Tebing Tinggi Barat di Desa Kundur, dan Tenan, di Kecamatan Tebing Tinggi Timur di Desa Kepau Baru, Teluk Buntal dan Desa Lukun.

Selanjutnya di Kecamatan Rangsang Pesisir terjadi kebakaran lahan di Desa Kedabu Rapat, Tanah Merah dan Kayu Ara. Sedangkan di wilayah Kecamatan Rangsang kebakaran lahan terjadi di lima desa yakni Desa Gayung Kiri, Citra Damai, Desa Tanjung Kedabu, Gemala Sari, dan Desa Wonosari.

Di dalam wilayah Kecamatan Tasik Putri Puyu kebakaran lahan terjadi di Desa Tanjung Padang, Desa Putri Puyu dan Desa Lukit.

‘’Untuk wilayah Tebing Tinggi Barat sudah bisa diatasi. Pulau yang belum terjadi kebakaran di Meranti hanya Pulau Merbau, Kecamatan Pulau Merbau dan Pulau Topang, Kecamatan Rangsang. Sementara pulau lainnya sudah terbakar di sebagian wilayahnya,’’ sebut Murod.

Dengan kondisi kebakaran lahan yang terjadi di Kepulauan Meranti itu, semestinya Pemprov Riau menurunkan bantuan dalam penanganan pemadamannya. Terkecuali mereka memang ingin melihat seluruh lahan perkebunan dan hutan di Kabupaten Kepulauan Meranti itu ludes terbakar.

‘’Hujan buatan memang kita perlukan. Sementara kita mengalami keterbatasan peralatan dan Sumber Daya Manusia (SDM). Makanya kita harapkan Pemerintah Provinsi Riau dapat membantu kita,’’ harap Murod.

Sewa Heli

Humas PT Nasional Sago Prima (NSP), Setio Budi Utomo Rabu (5/2) malam mengaku masih berada di lapangan. Bahkan saat pihak perusahaan sudah sangat kewalahan dan berencana untuk menyewa helikopter untuk membawa air yang disiramkan ke lokasi kebakaran perkebunan sagu perusahaan yang berkedudukan di Tebing Tinggi Timur itu.

‘’Kita sudah sangat kewalahan. Saat ini total lahan perkebunan sagu perusahaan yang terbakar lebih dari 1.000 hektare. Kalau total kerugian kita belum bisa menghitungnya dan memang belum menghitung. Sebab kita masih fokus untuk memadamkan api yang tak kunjung padam sejak dua pekan lalu,’’ sebutnya.

Budi, lewat sambungan telepon selulernya menjelaskan lahan perkebunan sagu milik perusahaan sudah mulai merembet ke luar wilayah Desa Kepau Baru. Bahkan sudah mencapai dan masuk ke lokasi perkebunan di Desa Lukun, Kecamatan Tebing Tinggi Timur.

Lebih jauh upaya yang sudah dilakukan saat ini oleh pihak perusahaan mulai menurunkan sebanyak 100 orang pekerja, dengan 15 sampai 20 mesin robin dan mengoperasikan sebanyak 5 unit eskavator. Namun tetap saja usaha tersebut belum membuahkan hasil yang diinginkan.

‘’Api tetap saja hidup dan meluas, meskipun 5 unit eskavator kita turunkan untuk membuat parit-parit besar agar api tidak menjalar ke luar parit. Tapi usaha tersebut sia-sia, masih ada saja api yang menyeberang parit dan membakar lahan disebelahnya semakin luas,’’ katanya.

Makanya sepekan ini pihaknya tidak bisa dihubungi karena sedang berada di lokasi kebakaran untuk membantu proses pemadaman bersama seratus anggota lainnya. Oleh karena itu juga heli akan segera disewa untuk membantu pemadaman api tersebut.

‘’Kabarnya heli yang akan kita sewa itu baru bisa tanggal 9 Februari nanti. Kita juga sedang upayakan agar bisa diterbangkan untuk mengangkat air dan membuat hujan buatan lebih cepat lagi. Sehingga api tidak terus meluas dan membakar kebun sagu milik perusahaan,’’ terangnya yang langsung putus kontak mendadak.

Saat dikontak kembali, Riau Pos tidak berhasil menghubunginya, sebab selulernya tidak dalam keadaan aktif.

Camat Tebing Tinggi Timur, Helfansi SE MSi Rabu malam membenarkan kebakaran yang membakar perkebunan sagu milik PT NSP tersebut, termasuk menurunkan sebanyak lima unit eskavator tersebut.

‘’Tapi tetap saja api terus meluas dan membakar lahan perkebunan sagu lainnya sampai ke Desa Lukun, kecamatan Tebing Tinggi Timur,’’ akunya.

Di Bengkalis Kebun Karet Terbakar

Kebakaran semak belukar dan kebun karet di Bengkalis terus meluas. Berdasarkan hasil pantauan udara menggunakan helikopter, Rabu (5/2) siang, terdapat belasan titik api yang tersebar di Kecamatan Bengkalis dan Kecamatan Bantan.

Dari pantauan itu, setidaknya ada 16 titik api yang tersebar di daerah Wonosari, Bantan, Penampi dan Kanjau. Sebagian besar api masih menyala dan sebagian lagi hanya mengepulkan asap putih karena semak belukar dan kebun karet yang terbakar sudah rata dengan tanah.

Kuat dugaan kebakaran ini akibat ulah oknum yang membuka kebun dengan cara membakar mengingat titik-titik kebakaran berada tidak jauh dari kebun sawit maupun karet.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPD-Damkar) Kabupaten Bengkalis, Moch Jalal mengatakan, pihaknya telah berupaya semampunya memadamkan api, terutama untuk daerah-daerah yang masih bisa dijangkau aksesnya serta tersedianya air.

Dipaparkan Jalal, dengan keterbatasan personil yang ada serta akses, saat ini pihaknya tengah konsentrasi melakukan pemadaman di empat titik, yakni hutan lindung di belakang Makorem di Desa Bantan Tua, di Kanjau dan Kelebuk.

‘’Di belakang Makorem ini pada Jumat lalu, api sebenarnya sudah berhasil kita padamkan. Tapi sejak Selasa kemarin hidup lagi. Kita sudah mengerahkan tim di sana. Selain itu tim juga kita turunkan di Kanjau dan Kelebuk,’’ ujar Jalal.

Untuk kebakaran di Sadar Jaya, Kecamatan Bukitbatu, pihaknya memang sudah mendapat laporan adanya kebakaran di sana. Namun karena tidak adanya akses dan ketersediaan, pihaknya tidak bisa membantu menurunkan tim ke sana. Saat ini kebakaran ditangani oleh Masyarkat Peduli Api (MPA) yang ada di sana.

Ditambahkan Jalal, kondisi panas terik disertai angin kencang cukup menyulitkan pihaknya melakukan pemadaman. Apalagi yang namanya lahan gambut, di atasnya sudah padam, tak tahunya di dalam tanah apinya masih menyala sehingga begitu ditinggalkan beberapa hari api membesar lagi dan merebet kemana-mana.

9 Hotspot di Pelalawan

Dalam pada itu, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Pelalawan menyatakan berdasarkan data yang dirilis satelit NOAA 18 di Kabupaten Pelalawan terpantau sebanyak sembilan titik api.

Titik api tidak saja ditemukan di areal perkebunan masyarakat, tapi juga terdeteksi di Hutan Tanaman Industri (HTI), HPH juga perkebunan milik perusahaan. Akibat adanya titik api tersebut, dalam beberapa hari terakhir kabupaten Pelalawan mulai diselimuti kabut asap tipis.

Kualitas udara di negeri Bono itu hampir mendekati tidak sehat, sesuai Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU). Sedangkan 9 titik api tersebut ditemukan di sejumlah kecamatan yakni Kecamatan Langgam, Pangkalan Kuras, Teluk Meranti, dan Kecamatan Kuala Kampar.

Kepala BLH Pelalawan Syamsul Anwar SH MH mengatakan, 9 titik api di empat kecamatan tersebut masing-masing di Kecamatan Langgam sebanyak 4 titik, kemudian di Kecamatan Pangkalan Kuras dengan 3 titik, Kecamatan Teluk Meranti 1 titik dan Kecamatan Kuala Kampar dengan 1 titik.

Rabu (5/2), PT Riau Andalan Pulp and Paper membagikan ribuan masker kepada masyarakat dan siswa sekolah dasar.

Superintendent Loss, Prevention & Control (LP&C) PT RAPP, Mispan didampingi dr Triadi selaku tim medis mengatakan, pembagian ini sebagai bentuk kepedulian kepada masyarakat dan mengantisipasi munculnya penyakit yang diakibatkan asap.

Dr Triadi selaku dokter perusahaan mengatakan, saat ini kondisi kabut asap sudah mulai mengganggu kesehatan warga. Untuk itu, pihaknya menghimbau warga dan karyawan agar dapat menggunakan masker selama berada di luar rumah guna mengurangi tubuh terkena paparan kabut asap.(amy/amn/evi)









Tuliskan Komentar anda dari account Facebook